Rabu, 31 Agustus 2011

Open House, Salah Satu Hobi SBY?

Bagi para penggemar orang nomor 1 Indonesia, jangan ke mana-mana di hari Raya Idul Fitri ini. Mengapa? Sebab hari ini Presiden SBY menggelar Open House di kediamannya di Istana Negara. Open house ini terbuka untuk siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat aktivitas Presiden dan situasi istana negara. Open House segera akan dimulai sekitar pkl. 10.00 hari ini. Sebelum Open House, Presiden akan  merayakan lebaran bersama keluarga wapres Boediono di Istana Negarasetelah shalat Id bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta. "Sebelum open house di rumah dinas, Pak Wapres akan berlebaran di Istana Negara dengan keluarga Presiden. Jadwalnya pukul 09.00. Setelah itu baru open house di rumah dinasnya. Untuk kalangan pejabat dan menteri mulai pukul 10.00 dan umum setelahnya sampai pukul 15.00," ujar seorang anggota staf Wapres.
Konon kebiasaan Open House ini telah menjadi rutinitas Sang Presiden menyambut hari raya sejak pertama kali dipilih memimpin negara ini. Ini menunjukan kemurahan hati SBY yang terbuka dan mau lebih dekat dengan masyarakat Indonesia. Memang kebiasaan ini cukup langkah bagi seorang pemimpin negara, namun mengandung nilai positif mengingat sulitnya masyarakat menemui secara langsung presidennya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Wapres Boediono di kediamannya di Diponegoro. Sepertinya kedua tokoh ini memiliki hobi yang tidak jauh berbeda. Sekilas terkesan begitu kompak. Kebiasaan yang demikian bukan tidak mungkin tanpa efek buruk bagi para pengunjung. Pada open house tahun lalu, open house yang diadakan Presiden menelan korban tewas. Jhony Malela (45), penyandang tunanetra  tewas akibat berdesak-desakan di pintu gerbang Sekretariat Negara saat mengikuti open house di Istana negara. Pengalaman buruk itu sekaligus meninggalkan kewaspadaan pengamanan di istana presiden. "Belajar dari pengalaman tahun lalu, tentu sudah disiapkan langkah untuk tidak terulang lagi. Ada pengaturan yang lebih baik agar mereka tidak berdesakan di luar pagar, disiapkan tempat yang lebih lapang,"  jelas Juru Bicara Presiden Julian Aldrin. Open house yang direncanakan akan berakhir hingga pkl. 16.30 tersebut  seyogianya menjadi kesempatan silaturahmi masyarakat dengan sang pemimpin. Terlihat hobi sang presiden tidak terlalu buruk dan patut diteladani oleh para pemimpin bangsa ini, terutama di daerah-daerah provinsi. Ini bisa menjadi referensi yang baik demi mendekatkan masyarakat dengan pemimpinnya. (Anthoni Primus)

Selasa, 30 Agustus 2011

Dilema BlackBerry (BB) M. Nazarudin

                Beberapa hari yang lalu rumah tahanan (rutan) Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, digemparkan oleh temuan BB di ruang tahanan Nazarudin, tersangka kasus suap Wisma Atlet Sea Games. Hingga saat ini, dugaan sementara BB tersebut diterima Nazarudin dari pengunjung. "Kalau keterangan dari Kepala Rutan Brimob, Blackberry berasal dari pengunjung," ucap Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar. Bukan tidak mungkin ada modus tertentu yang dipakai Nazarudin dan kelompoknya guna mengalihkan perhatian KPK dari penyidikan perkaranya. Pada kesempatan lain, Juru Bicara KPK, Johan Budi  menyampaikan bahwa dugaan sebelumnya, BB tersebut didapat Nazarudin dari salah satu pengacara Nazarudin. Masih diselidiki  siapa pengacara yang dimaksud.  "Itu tentu perlu pengusutan lebih lanjut, ya. Perlu ditanyakan ke Nazaruddin secara langsung,"  ujar Johan Budi.
Menyikapi kehadiran BB di tangan Nazarudin, KPK akan terus menyelidiki sejauh mana Nazarudin menggunakan BB tersebut.
situasi Rutan Mako Brimob tempat Nazarudin berdomisili
Kalau dilihat, perkara BB memang terlihat begitu sederhana, namun imbasnya tidak kecil jika benar Nazarudin telah memanfaatkan BB tersebut untuk tujuan tertentunya. Ini membuktikan bahwa pengamanan yang disinyalir sangat aman bagi penyidikan terhadap Nazarudin di Mako Brimob tidak menjamin efektifitas penyelesaian kasus suap Wisma Atlet. Padahal segala perangkat pengamanan seperti kamera CCTV yang berjumlah 14 kamera tersebut seperti kehilangan fungsinya. Khusus di blok yang dihuni tersangka kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games, M Nazaruddin, dipantau langsung oleh tiga kamera CCTV yang langsung terhubung ke bagian penyidik KPK. Satu kamera memantau pintu masuk blok, kamera kedua dipasang di ruang tamu blok, dan kamera ketiga dipasang di sel Nazaruddin. Lalu bagaimana tindakan yang diambil KPK dalam menyikapi  kelalaian yang sebenarnya tidak perlu tersebut? Tindakan sementara polri ialah mengusut siapa dalang yang menghadirkan BB tersebut di rutan mako Brimob. Sejauh ini, Nazarudin masih memilih bungkam dalam penyidikan dengan alasan merasa tidak nyaman menghuni rutan Mako Brimob. Sayangnya kerinduan M. Nazarudin untuk dipindahkan ke LP Cipinang belum terealisasi. (Anthoni Primus)

Merayakan Kegagalan Pemerintahan SBY

Persiapan Perayaan Idul Fitri begitu menggema di mana – mana. Berbagai orang dengan caranya masing-masing berupaya mempersiapkan konsep-konsep perayaan kemenangan umat muslim tersebut dengan meriah. Namun berbeda dengan Komisi untuk Orang Hilang dan korban Tindak Kekerasan (Kontras), yang pada Selasa 30 Agustus 2011 merayakan secara khusus peringatan Hari Penghilangan Orang Secara Paksa Internasional.  "Kontras menyambut baik hari penghilangan orang secara paksa yang diperingati setiap 30 Agustus setiap tahunnya. Salah satu semangat dan pesan dari peringatan tahunan internasional ini adalah untuk menghentikan praktik buruk penghilangan orang secara paksa dan memberikan keadilan bagi korban. Idealnya semangat ini bisa diakomodasi dalam praktik politik Presiden SBY," kata Haris Azhar, Koordinator Kontras. Peringatan ini sekaligus merupakan perayaan terhadap kegagalan pemerintahan SBY.
                Hingga saat ini diperkirakan sekitar 1.600 perkara orang hilang yang tercatat di Kontras, yang belum mendapat kejelasan dalam penyidikannya oleh pemerintah Susilo Bambang Yudoyono (SBY), terutama selama kurun waktu 40 tahun terakhir ini. kenyataan tersebut menunjukan kegagalan pemerintah dalam menegakan penghormatan terhadap HAM. Menurut Haris, SBY  dalam hal ini dinilai sangat lamban menangani perkara Penghilangan Orang Secara Paksa.  Padahal beberapa tahun belakangan ini DPR (2009) telah merekomendasikan kepada Presiden SBY untuk segera melakukan 4 hal atas kasus penghilangan dan penculikan aktivis prodemokrasi 1997-1998; pembentukan pengadilan HAM (ad hoc); pencarian mereka yang masih hilang; dan pemberian reparasi korban dan ratifikasi konvensi pencegahan orang hilang secara paksa. Dari semuanya itu, belum ada satu pun kasus yang berhasil ditangani SBY. Ini berdampak pada hilangnya antusiasme masyarakat terhadap kewibawaan seorang SBY sebagai pemimpin bangsa ini. Sementara itu kekerasan di Aceh dan Papua masih terus berlanjut, saling membunuh di antara sesama saudara terbilang cukup tinggi. Meskipun demikian SBY tidak menunjukan empati sama sekali terhadap situasi tersebut. Demikian SBY secara tidak langsung dinyatakan gagal tampil sebagai pemimpin yang merakyat. Padahal dalam resepsi acara-acara lainnya SBY  begitu semangat memberikan perhatiannya. Hingga jelang Idul Fitri ini, SBY sering mengadakan kunjungan dan perjalanan bersama istri tercintanya. Dedikasi SBY sebagai pemimpin patut dipertimbangkan untuk periode berikutnya. (Anthoni Primus) ***




SIAPA YANG MENCIPTAKAN ALLAH?

Oleh Anthoni Primus

Seorang sahabat bertanya, manusia diciptakan oleh Allah, namun siapakah yang menciptakan Allah? “Belum pernah ada jawaban yang mampu menjawab pertanyaan tersebut” katanya lagi. Jawabku adalah “tentu saja Allah sendiri”. Allah tidak menciptakan diri-Nya, tetapi IA adalah ADA (Being) yang menga-ada-kan segala sesuatu. Kemampuan meng-ada-kan merupakan kemampuan kreatif (creator) akal budi.  Segala sesuatu muncul dari daya-daya kreatif akal budi. Sesuatu yang tidak memiliki akal budi tidak memiliki daya cipta hingga ke batas-batas transendensi dirinya sebagai pencipta. Dan manusia memiliki kemampuan demikian. Kemampuan daya cipta seluruh makhluk manusia adalah akal budi dan Allah adalah AKAL BUDI TERTINGGI dari kodrat-NYA. Keserupaan manusia terhadap Allah terletak pada daya cipta akal budinya. Manusia hanya akan menjadi baik sejauh ia berpartisipasi pada akal budi Sang Pencipta segala sesuatu. Dalam Kitab Kejadian dikatakan “manusia diciptakan secitra dengan Allah” (bdk. Kej 1), itu hendak mengatakan bahwa “secitra” yang dimaksud ialah kemampuan mencipta dan menyadari dasar dan tujuan mencipta; karena memiliki kapasitas demikian, maka manusia secara khusus memiliki keistimewaan kemampuan berkomunikasi dengan Allah, bahkan dengan cara-cara transenden (menggapai ranah kehidupan rohaniah); semua itu hanya ada dalam diri makhluk hidup yang memiliki akal budi.
                Dunia ini sedang dibentuk oleh akal budi Ilahi dan partisipasi akal budi manusiawi. Begitulah peran akal budi sangat menentukan perkembangan hidup segala sesuatu yang ada di kosmos.  Selain kemampuan mencipta, akal budi juga memiliki kemungkinan menghancurkan, karena segala apa yang diciptakan memiliki kapasitas “ada” yang seperlunya atau “ada” yang dapat “tidak ada” (ada-aksidens).  Sangat memalukan jika seorang mengatakan bahwa Allah itu tidak ada dan manusia ada dari ketiadaan, tidak diciptakan. Apa dasar pemikiran yang demikian? Sementara yang berpikir demikian adalah orang yang juga memiliki akal budi seperti saya! Jika segala sesuatu sejak semula ada yang mengawali, di kemudian hari semua ini pun akan kembali kepada awalnya semula, yakni Allah (Geist). Dan di situlah kepenuhan dan kesempurnaan akal budi manusiawi sungguh-sungguh dialami. Sebagaimana yang diserukan oleh St. Agustinus, “Tuhan, Engkau menciptakan kami bagi-Mu. Jiwa kami tidak akan merasa tenang sebelum beristirahat di dalam Engkau!”
Oleh karena Allah itu adalah AKAL BUDI TERTINGGI maka ia masuk kategori mengatasi segala sesuatu, termasuk paham manusia tentang Allah sendiri. Apa yang akau pikirkan dan konsepkan tentang Allah ini sungguh sudah ada sebelum aku, implisit. Ini merupakan ciri khas memahami Allah bahwa Allah mendahului segala sesuatu sebelum IA sendiri ditemukan, terutama oleh manusia. Untuk itu, siapa pun yang berusaha menyangkal keberadaan Allah dalam semesta berarti ia mengabaikan sumber hidupnya yang tertinggi. Dan untuk mencapai sumber itu, manusia hanya bisa mengawali langkah dengan berupaya memahami dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Pengetahuan manusia akan Allah, sejatinya muncul dari kerinduannya akan keterbukaan yang total akan realitas Ilahi. Kerinduan itu tidak dapat ditemukan dalam alam semesta, hanya terdapat dalam perjumpaan dengan Akal Budi Tertinggi. Itulah Allah! Bagaimana pun juga, Allah tetap menjadi misteri sejauh manusia itu hidup dalam keterbatasannya di dunia. Namun manusia tetap memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan ciptaan dari Yang Lain, yang Tak Terbatas, yang mendasari diri manusia sebagai pribadi yang bereksistensi***




Sri Mulyani Masuk 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Singapura,  Ericssen - detikFinance - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sekarang menjabat sebagai Direktur Bank Dunia kembali masuk dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi Majalah Forbes.

Dalam daftar Forbes yang dikutip, Jumat (26/8/2011), Sri Mulyani menduduki urutan ke-65. Wanita kelahiran Tanjung Karang 26 Agustus 1962 ini juga masuk ke dalam 13 wanita Asia di dalam daftar tersebut.

Selain Sri Mulyani, ada 13 wanita Asia yang masuk dalam daftar bergengsi tersebut. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Pemimpin Partai Kongres India Sonia Gandhi. Gandhi menduduki urutan ke-7, tertinggi di antara wanita Asia lainnya.

Pemimpin Demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi dan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra juga ikut dipilih Forbes dalam daftar tersebut.

Bagi Sri Mulyani, ini adalah ketiga kalinya dia masuk dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh versi majalah Forbes. Sebelumnya Mantan Menteri Keuangan Indonesia itu berada di urutan ke-23 dan ke-72 di tahun 2008 dan 2009.

Kanselir Jerman Angela Merkel menduduki urutan teratas sebagai wanita paling berpengaruh di dunia. Menlu AS Hillary Clinton dan Presiden Brazil Dilma Rousseff menempati urutan ke-2 dan ke-3.

Saat ini, Sri Mulyani digadang-gadang menjadi calon presiden Indonesia pada Pemilu 2014. Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) yang resmi mendaftar verifikasi Parpol di Kementerian Hukum dan HAM, menyatakan mengusung Sri Mulyani sebagai bakal calon presiden.
(dnl/hen)

Senin, 29 Agustus 2011

Hampir 5% PNS Mendekati Usia Tak Produktif

Jakarta, Suhendra - detikFinance - Pegawai Negeri Sipil (PNS) kini terus menjadi sorotan karena dianggap banyak membebani anggaran pemerintah pusat dan daerah. Berdasarkan statistik jumlah PNS yang mendekati usia tak produktif mencapai 4,8% dari total jumlah PNS 4.598.100 orang.

Data Badan Kepegawaian Negara (BKN) Desember 2010 menyebutkan berdasarkan katagori usia PNS, untuk usia PNS 46-50 merupakan usia paling banyak dari jumlah PNS yaitu mencapai 953.546 orang, disusul dengan usia 41-45 dengan jumlah 882.313 orang.

Kemudian usia 51-55 dengan jumlah 707.437 orang, usia 36-40 berjumlah 619.533 orang, usia 31-35 berjumlah 551.986 orang, usia 26-30 berjumlah 486.305 orang. Sementara usia 21-25 sebanyak 164.194 orang, usia 18-20 sebanyak 3.076 orang.

Khusus untuk usia 56-60 mencapai 223.435 orang atau 4,8% dari total jumlah PNS. Pada usia ini PNS sudah masuk katagori mendekati usia tak produktif. Bahkan tercatat masih ada PNS yang berusia 61-65 dan lebih dari 65 masing-masing berjumlah 5.976 orang dan 299 orang.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan bahwa batas bawah usia produktif adalah 18 tahun meskipun batas atasnya bisa diperdebatkan karena tergantung pada profesi atau jenis pekerjaannya.

Rusman menuturkan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan fisik, usia produktif hingga 55 tahun adalah ideal. Sedangkan untuk guru, orang kantoran diatas 60 pun masih dianggap produktif.

"Dari referensi yang ada, kebanyakan menyebut usia produktif 18-60 tahun," kata Rusman kepada detikFinance, Senin (29/8/2011)
(hen/hen)

Sabtu, 27 Agustus 2011

Underbridge In Fashion/foto Elfrin Rua

Suara Maumere: Pembangunan, dan Perempuan dalam Perspektif Feminis Sosialis

Suara Maumere: Pembangunan, dan Perempuan dalam Perspektif Feminis Sosialis

Pembangunan, dan Perempuan dalam Perspektif Feminis Sosialis


Hari Perempuan Sedunia (Foto-ANTARA)

    “Neoliberalism is the only game in town, and the problem now is how do we tackle it?” (Hernando de Soto, dalam The Mystery of Capital 2000)
Latar belakang:
Tidak perlu disangkal, situasi perempuan di Indonesia masih diwarnai berbagai persoalan dan ketertinggalan dalam bermacam bidang pembagunan. Secara umum di tahun 2011, Indonesia menempati urutan ke 108 dari 169 negara-negara dalam Indeks Pembangunan manusia dan menempati urutan ke 94 dari 157 negara dalam Indeks pembanguna gender (JICA, 2011). Pembangunan Indonesia juga terbukti masih belum efektif mengenai perempuan sebagai sasaran pembangunan yang utama. Perempuan Indonesia dililit berbagai persoalan pada ranah domestik maupun publik yang perlu mendapat perhatian serius; poligami, pernikahan di bawah umur, tingkat buta huruf yang cukup tinggi, angka kematian ibu yang masih tinggi, Partisipasi perempuan di parlemen meskipun terus meningkat dari periode-periode sebelumya, tetap belum mencapai 30% seperti yang diamanahkan UU. Prosentase kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga dan hubungan personal lainnya mencapai lebih dari 90% (JICA, 2011).
Dengan menganut ekonomi liberal, Indonesia diharuskan untuk membuka lebar pintunya kepada masuknya investasi asing. Pilihan politik ekonomi seperti ini mengandalkan persaingan bebas dimana pemenangnya adalah yang kuat, yang terampil, dan punya sumber daya. Ini adalah mimpi buruk untuk sebagian rakyat Indonesia yang sebagian besar masih tertatih-tatih untuk hidup secara layak akibat kebijakan perekonomian masa lalu yang mengeksploitasi sumber daya alam, menganakemaskan industrialisasi dan mengingkari agraria sebagai negara agraris. Sekarang dunia pertanian bagi pemuda desa adalah dunia yang relatif suram dan tidak menjanjikan selain juga mereka tidak pernah diterampilkan di bidang itu karena alasan-alasan yang sangat masuk akal: kebutuhan untuk mendapat uang tunai secara cepat. Kapitalisasi pedesaan dan kerusakan alam yang makin masif menjadi penyebab keluarnya pemuda pemudi desa untuk mencari pekerjaan di kota dan di luar negeri sebagai TKI.
Bagi perempuan, situasi lapangan pekerjaan mungkin lebih mengenaskan dibandingkan dengan laki-laki, khususnya dengan perlakuan kekerasan kepada mereka yang bekerja di luar negeri. Selain itu, di negeri sendiri, tingkat pengangguran untuk perempuan masih lebih tinggi daripada laki-laki dan terdapat sedikit lebih banyak lowongan untuk laki-laki dibandingkan untuk perempuan. Banyaknya perempuan masuk ke sektor informal karena sedikit arena kerja formal yang membolehkan fleksibilitas waktu bagi permpuan yang harus mengurus aak-anak dan rumah tangga. Di dalam sektor informal perempuan masuk ke pekerjaan domestik dengan upah yang minim dan risiko kekerasan. Di bidang lingkungan hidup dan pertanian, perempuan menerima dampak langsung dari perubahan lingkungan, seperti pencemaran air, dan sampah, yang berimbas pada kerja-kerja domestik dan produksi skala rumah tangga.
Berbagai masalah di atas, sangat menekan kehidupan perempuan dan perlu diperjuangkan untuk ditiadakan atau paling tidak diminimalisir. Berbagai pendekatan untuk memahami persoalan perempuan kemudian dipakai untuk mecoba mencari akar permasalahan untk kemudian diatasi. Aliran feminis sosialis adalah salah satu aliran/cara pikir sekaligus metode atau pendekatan yang kerap dianut oleh aktivis perempuan untuk memperjuangkan keadilan bagi perempuan.

Asumsi Dasar dan Definisi
Feminisme sosialis adalah cabang dari feminisme yang mengemukakan argumen bahwa pembebasan dan keadilan untuk perempuan hanya bisa dicapai jika opresi kepada perempuan di bidang ekonomi dan budaya dihapuskan. Isme ini, dilandasi dua teori yaitu feminisme Marxisme yang meyakini bahwa kapitalisme mengopresi perempuan, dan teori feminis radikal yang memandang ketidakadilan gender disebabkan oleh kekuasaan laki-laki. Sama seperti aliran feminisme radikal lainnya yang juga melihat adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dalam pencapaian kesetaraan dan keadilan untuk perempuan, tetapi feminis sosialis berusaha untuk melangkah lebih jauh dalam menjelaskan ketidakadilan kepada perempuan. Feminis sosialis mengatakan bahwa faktor supremasi laki-laki bukan satu-satunya yang ekslusif menyebabkan ketidakadilan kepada perempuan, tetapi lebih kompleks dari itu, aliran ini melihat bahwa ada faktor-faktor yang lebih luas yang perlu dipertimbangkan seperti situasi sosial budaya dan kelas sosial ekonomi. Feminis sosialis juga mengklaim berbeda dari aliran lain karena feminis sosialis tidak hanya mempersoalkan cara memadang dunia tetapi juga bagaimana mengubahnya.

Definisi Kesetaraan/Keadilan dan Tujuan Akhir
Secara mendasar, feminis sosialis bertujuan untuk mencapai sebuah kondisi keadilan untuk perempuan dengan pemberdayaan sehingga mereka mampu mengubah situasi kehidupannya. Keadilan menurut feminis sosialis adalah bentuk konkrit bagi perempuan agar dapat bekerja dan memperoleh penghargaan yang layak dan setara dengan laki-laki. Membentuk perundang-undangan yang menjamin perolehan hak bagi perempuan merupakan salah satu langkah yang akan dilakukan feminis sosialis untuk mecapai tujuan tersebut. Jika perempuan dan laki-laki punya kesetaraan dalam kerja dan pembagian kekuasaan, mereka bisa bersaing dengan adil mencapai posisi yang baik. Hanya jika perempuan dan laki-laki diperlakukan sama dan saling menggantikan dalam sebuah masyarakat maka ketidakadilan dan pemisahan antara keluarga dan kerja bisa dihapuskan.

Metodologi
Metode untuk menelusuri persoalan dan jalan keluar dari ketidakadalan gender dan khsusnya ketidakadilan yang dialami oleh perempuan adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang mencari kerincian dari persoalan dan pengalaman perempuan. Umumnya ada anggapab bahwa metode untuk memahami perempuan sebaiknya dilakukan oleh perempuan juga yang dianggap bisa mendengarkan lebih baik, berempati dan memvalidasi pengalaman perempuan lain. Pendekatan yang personal dan kualitatif sifatnya, dianggap paling tepat, juga karena metode ini membolehkan berkembangnya hubungan yang relatif egaliter antara peneliti dan perempuan, non-eksploitatif.
Bentuk konkrit strategi yang diyakini oleh kalangan feminis sosialis adalah adanya hukum dan perundang-undangan yang menjamin kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam bidang penghidupan. Legislasi semacam ini diharapkan dapat menghapuskan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin di arena ekonomi dan lapangan pekerjaan.

Pancasila dan Perjuangan Keadilan untuk Perempuan
Kelima sila Pancasila, mengadung keadilan untuk perempuan. Sila kedua dan kelima, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, adalah sila-sila yang langsung menunjuk/menyebutkan dasar-dasar keadilan, kemanusiaan, keberadaban dalam kehidupan manusia Indonesia, laki-laki maupun perempuan. Perlu juga diingat bahwa ada 2 perempuan ikut berpartisipasi dalam lahirnya Pancasila dan persiapan kemerdekaan yaitu Raden Ayu Maria Ulfah Satoso dan Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo.
Warga negara perempuan adalah individu utuh yang mampu untuk memutuskan sendiri keyakinan dan kepercayaan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, tanpa intimidasi, kekerasa dan diskriminasi. Adil berarti melarang segala bentuk diskriminasi berbasis keyakinan politik, suku, agama, dan perbedaan jenis kelamin, secara beradab artinya dengan rasa kemanusiaan. Rasa kemanusiaan menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dalam segala bidan kehidupan dan penghidupan. Persatuan Indonesia memberikan arti luas akan kebutuhan personal yang mewujud dalam kelompok yang lebih luas; suku,  agama, dan ikatan-ikatan kelompok yang hendak mencapi keadilan dan kesejahteraan. Permusyawaratan dan perwakilan rakyat, mengartikan pentingnya suara-suara seluruh komponen bangsa dan warga negara ikut dalam membuat keputusan kehidupan bersama. Dalam hal ini, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki, dan dilindungi oleh undang-undang. Meskipun belum terwujud 30% seperti diamanahkan undang-undang, Pancasila dengan tegas menaungi hak dan kesempatan perempuan untuk duduk menjadi wakil rakyat. Dan terakhir, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menegaskan kembali bahwa perempuan sebagai warga negara mendapat manfaat yang sama dengan laki-laki dalam semua bidang pembagunan.
*) Eva K. Sundari, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI).
Cat: Artikel ini sedianya menjadi bahan diskusi Perempuan dan Kebangsaan III: “Perempuan Memandang Revolusi Agustus”. Akan tetapi, penulis tidak bisa hadir karena ada agenda mendesak.

Aku Bukan Teroris - 54

Novel Handoko Adinegoro
Aku jadi ingat, anak muda-anak muda yang dulu belajar mengutak-atik handphone kepada suamiku itu rasa-rasanya tak pernah bersikap mencurigakan. Meskipun tak pernah berbincang-bincang denganku, namun sikap mereka terasa terbuka. Bahkan sepertinya mereka ingin semua orang – para tetangga, maksudnya – tahu bahwa keberadaan mereka di sini memang semata-mata untuk belajar menyervis handphone. Lain tidak. Salah satu caranya adalah berbicara agak keras manakala ada salah seorang atau beberapa orang tetangga lewat. Suamiku pun ikut-ikutan berkata dengan suara keras saat itu. Bukankah itu menunjukkan mereka tak menutupi apa pun?
Lantas mengapa mereka dicurigai belajar membuat detonator dengan handphone? Lebih dari itu, suamiku pun di depan rapat warga memberi jaminan bahwa para tamunya adalah orang-orang baik yang tak mungkin berbuat keonaran di kampung ini. Meskipun kepadaku suamiku sempat bilang, mereka adalah orang-orang yang telah mewakafkan hidup mereka untuk agama Allah, untuk menegakkan Islam dan merindukan kematian di jalan Allah.
Aku salut kepada mereka. Anak muda-anak muda yang bahkan belum berumah tangga itu memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap agama yang mereka anut. Kendati oleh sebagian orang agama itu dianggap dipilihkan oleh orangtua mereka, bukan atas pilihan sendiri, namun kesetiaan mereka terhadap agama itu sangat mengagumkan.
Terus terang aku iri sekaligus bangga. Iri karena aku belum tentu mampu bersikap seperti mereka. Bangga juga lantaran para sahabat suamiku itu orang-orang yang bukan hanya memikirkan diri-sendiri, memikirkan duniawi, melainkan telah berfikir jauh ke depan, mencari bekal dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang sangat abadi.
Suara handphone salah satu lelaki yang ada di depanku menjerit. Rupanya sebuah SMS masuk. Lelaki yang tadi telepon itu lantas membaca pesan yang ada di layar kecil handphone-nya. Ia mengerutkan kening. Lantas ia menyerahkan handphone itu kepada dua lelaki lainnya, menyuruh mereka ikut membacanya. Kulihat kemudian ketiganya saling pandang. Tak lama. Lantas mereka bersama-sama menatapku. Aku heran dengan sikap mereka.
“Ada apa, Pak?” aku merasa agak cemas. “Ada kabar buruk, Bu.”
Kecemasanku makin menjadi. Aku terbayang suamiku. Jangan-jangan ia, lelaki cahayaku itu, telah tertangkap. Atau, jangan-jangan ia telah wafat. “Kabar apa, Pak?”
Sejenak kulihat lelaki itu ragu. Lewat sorot matanya, ia seperti minta pendapat dari kedua rekannya yang membalas tatapan mata itu dengan anggukan. Seolah-olah keduanya memberi dorongan agar lelaki itu tak ragu-ragu mengungkapkannya.
Aku sendiri secara emosional bersiap-siap menghadapi kabar yang paling buruk yang mungkin terjadi terhadap suamiku. Aku harus ikhlas, jika benar suamiku telah berpulang. Sebagaimana pesannya, aku tak boleh menangisinya. Sebab ia telah merasa puas, ia bahagia, bisa wafat di saat sedang menegakkan agama yang sangat dimuliakan. “Suami saya tertangkap?” Lelaki itu menggeleng. “Atau suami saya sudah wafat?” “Tidak, Bu.” “Lalu kabar buruk apa, Pak? Tolong jangan membuat saya penasaran.” “Maafkan kami, Bu. Kabar ini bahkan lebih buruk dibandingkan dengan kabar tentang suami ibu.” “Saya tak mengerti.” “Kami mohon Bu Abidah tidak terkejut. Tampaknya Bu Abidah akan menjalani pemeriksaan lagi.” “Dengan tujuh lelaki itu?” “Tidak, Bu. Dengan aparat di Polda.” “Dulu mereka memang bilang akan kembali meminta keterangan dari saya seandainya keterangan tentang suami saya itu dirasa masih kurang.” “Tapi ini bukan tentang Pak Muslihin.” “Lantas tentang siapa?” “Tentang Bu Abidah.” Kembali keheranan menyergap otakku. “Tentang saya?” “Ya, Bu.” “Ada apa dengan saya?” “Kemungkinan Bu Abidah juga disangka terlibat dalam peristiwa ini.” “Apa?” tak terasa aku mengucapkannya dengan nada tinggi. Ketiga lelaki di depanku hanya menunduk. “Bagaimana mungkin saya dilibatkan? Apa yang telah saya lakukan? Selama ini, saya hanya ibu rumah tangga. Saya tak pernah kemana-mana. Bahkan ke kios suami saya di pasar pun tak pernah. Bagaimana saya bisa dilibatkan?” “Maaf, Bu Abidah. Ini semua berkaitan dengan masa lalu. Bukan hanya masa lalu Bu Abidah atau Pak Muslihin, melainkan juga masa lalu orangtua Bu Abidah.” Aku kehabisan kata-kata.
Aku tak mampu berfikir dan menerka ke arah mana nasib dan takdir akan membawaku. Keyakinan diriku seketika terasa runtuh. Mereka telah menyangkut-pautkan peristiwa ini dengan kedua orangtuaku yang bahkan kini telah bersemayam secara damai di alam baka. Meski tak kuketahui secara pasti maknanya, namun kabar dari tiga lelaki itu telah menerjang pertahanan kesadaranku. Otakku terasa kosong. Mataku hanya mampu menangkap cahaya kuning kehijauan. Ketiga lelaki yang ada di depanku tak lagi tampak wujud mereka secara nyata. Pelan-pelan mereka menjelma menjadi bayangan serupa cahaya. Sekelilingnya gelap. Hitam. Yang mampu kutangkap di telingaku hanya pekikan ibu seperti merasakan kecemasan yang sangat. Selebihnya benar-benar gelap. Tak ada warna. Tak ada cahaya. Tak ada lagi suara. Sunyi. Dan aku pun tak merasakan keberadaanku sendiri.
Situasinya benar-benar mirip dengan bertahun-tahun lalu, ketika paman mengabariku tentang ayah yang wafat. Aku tak berdaya. (Jodhi Yudono, Kompas.com)

PM Jepang Mengundurkan Diri

Tokyo,  Rita Uli Hutapea - detikNews- Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan hari ini mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden partai berkuasa Partai Demokrat Jepang atau Democratic Party of Japan (DPJ). Dengan pengunduran diri ini berakhir pula jabatan Kan sebagai pemimpin negeri Sakura itu.

"Saya mengundurkan diri sebagai presiden (partai) efektif mulai hari ini," kata Kan pada pejabat-pejabat senior partainya seperti dikutip media Jiji press dan dilansir AFP, Jumat (26/8/2011).

Dengan pengunduran diri ini berakhir pula jabatan Kan sebagai PM Jepang. Kan merupakan PM Jepang ke-enam dalam lima tahun terakhir.

Beberapa bulan terakhir Kan gencar didesak untuk mundur terlebih setelah krisis nuklir di PLTN Fukushima akibat gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu. Publik tidak puas dengan cara pemerintah Kan menangani krisis nuklir tersebut.

Pemilihan pemimpin partai DPJ yang baru dijadwalkan digelar pada Senin, 5 September mendatang. Presiden baru partai nantinya akan ditetapkan oleh parlemen sebagai PM Jepang.

Sejumlah kandidat telah disebut-sebut akan bersaing untuk menggantikan Kan termasuk mantan Menteri Luar Negeri Seiji Maehara yang menjadi kandidat favorit. Menteri Keuangan Yoshihiko Noda juga kemungkinan bakal mengumumkan pencalonan dirinya saat memulai kampanye besok, Sabtu 27 Agustus.

(ita/nrl)

DPR: Jangan Sampai Akhir Kasus Nazaruddin Mengecewakan Publik

Jakarta,  Hery Winarno - detikNews - DPR mengingatkan KPK agar kasus Nazaruddin tidak berakhir anti klimaks dan mengecewakan publik. Menurut Wakil Ketua DPR Pramono Anung, kasus Nazaruddin jangan sampai berhenti seperti kasus Gayus, Century dan lainnya.

"Kita ingat kasus Susno, cicak-buaya, Century juga ujungnya tidak memuaskan publik. Jangan sampai Nazaruddin juga demikian," ujar Pramono kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (26/8/2011).

Menurut Pramono indikasi kasus Nazaruddin ini tidak akan dibongkar sesuai kemauan publik semakin terlihat. Saat ini menurutnya, hingar bingar hal-hal yang tidak penting lebih dominan dibanding apa yang menjadi perhatian publik.

"Karena begitu sampai di Indonesia perkataannya, gesture tubuhnya, cara pandangnya, itu saja sudah berbeda dan itu merupakan signal awal bahwa tidak akan sedahsyat apa yang dikatakannya," tambah Pramono.

Politisi PDIP ini berharap pengungkapan kasus Nazaruddin tidak tumpang tindih. Bila hal itu terjadi maka dipastikan kasus ini berakhir tanpa menjawab kepuasan publik.

"Saya pernah tulis soal kasus yang tumpang tindih dan itu tidak selesai. Kalau kalau kasus ini tumpang tindih tidak akan puaskan publik," imbuhnya.

(her/rdf)

Jumat, 26 Agustus 2011

Penyidikan Kasus Nazarudin, Penuh Tanda Tanya (?)

Beberapa waktu lalu M. Nazarudin menyampaikan surat pernyataa pribadinya kepada KPK. Surat yang begitu singkat, namun sangat menentukan proses penyidikan terhadap kasus yang melibatkan beberapa petinggi Demokrat dan kementerian. Surat tersebut berbunyi sebagai berikut:

JAKARTA 25 AGUSTUS 2011
Kepada Yth Penyidik KPK Di dalam perkara pembangunan wisma atlet
Di Tempat
Hal: Pernyataan
Dengan Hormat
Saya, M Nazaruddin untuk sementara ini berdomisili di Rutan Mako Brimob bersama ini menyatakan:
1. Bahwa saya kalau dipindahkan dari Rutan Mako Brimob, saya akan menjelaskan fakta sebenarnya terkait perkara pembangunan wisma atlet di Palembang.
2. Bahwa saya akan kooperatif di dalam penyidikan dan menjelaskan nama-nama yang terkait di perkara tersebut. Bahwa surat pernyataan ini saya buat tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
Hormat Saya
Muhammad Nazaruddin
Tembusan:
1. pimpinan KPK
2. LSM
3. media cetak elektronik.
 
Surat yang dipublikasikan secara terbuka tersebut menunjukan secara jelas bahwa Nazarudin merupakan kunci utama bagi gerbang koruptor kelas berat Indonesia. Namun secara tersirat, Nazarudin sedang melakukan intervensi terhadap tim penyidik KPK agar penahanannya dipindahkan dari Rutan Mako Brimob. Keinginan yang sama juga disampaikan oleh kuasa hukumnya, OC Kaligis dengan motif bahwa jika tidak segera dipindahkan, kemungkinan besar kesehatan mental Nazarudin akan memburuk. Tetapi ternyata semua itu hanya trik  seorang OC kaligis (dan mungkin juga Nazarudin sendiri). Namun di sini perlu dilihat bahwa tindakan tersebut tentu memiliki alasan fundamental, minimal disebabkan oleh situasi perasaan tekanan yang dialami oleh Nazarudin selama proses penyidikan. Ketakutan yang dapat muncul ialah kemungkinan penyalahgunaan kewenangan dalam menangani kasus Nazarudin. Bias saja ada pihak-pihak tertentu yang ingin mendeterminasi tersangka kasus korupsi wisma atlet sea Games hanya pada sosok Nazarudin. Untuk itu masyarakat jangan sampai terkecohkan oleh proses yang simpang-siur dan tidak terfokus pada akar permasalahannya. Tawaran Nazarudin kiranya perlu dipertimbangkan baik-baik oleh KPK dalam hal ini. Sementara itu Afrian Bondjol, salah seorang kuasa hukum Nazarudin mengungkapkan bahwa ada unsur rekayasa kasus yang dilakukan oleh KPK, sehingga dalam pemeriksaan hari ini, Nazarudin memilih bungkam terhadap pertanyaan yang dilontarkan tim penyidik KPK. “Saat ditanya alasan kenapa ditolak, melalui surat pernyataannya, kliennya saya menjawab, kalau dia (Nazaruddin) kooperatif dengan penyidik, nyawa dia akan terancam di Mako Brimob. Dan, menurut dia, hal ini memang keinginan-keinginan pimpinan KPK supaya dia tetap tertekan, stres, dan diharapkan segera mati agar bobrok-bobrok pimpinan KPK tidak terbongkar," ujar Afrian di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (25/8/2011) lalu. Bukan tidak mungkin hidup Nazarudin pun sedang berada di ujung tanduk; sedikit salah langkah maka tamatlah riwayat M. Nazarudin sekaligus menyelamatkan beberapa nama penting pejabat pemerintahan yang terkait kasus Nazarudin. Kisah Nazarudin lantas menjadi kisah yang penuh teka-teki. Inilah permainan politik di Indonesia, selalu ada saja dugaan-dugaan yang muncul ketika suatu perkara melibatkan orang-orang “pemerintahan”. (Primus)