Sukses membawakan single ‘So What Gitu Loh’ di album pertama bertajuk Saykoji pada tahun 2004, Ignatius Penyami, yang akrab disapa Saykoji semakin populer dalam balantika musik rap Indonesia. Hingga kini lagunya berjudul ‘on Line’ (2009) di sambut hangat para pencinta musik. Kepada wartawan KANA, Antonius Primus , penyanyi kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, 8 Juni 1983 ini berbagi kisah tentang berkarya dalam musik dan keluarga.
Inspirasi Musik Rap
Sejak kecil tidak pernah terlintas dalam benak Saykoji untuk menjadi penyanyi rap. Igor panggilan kerennya, adalah seorang yang dikenal suka menyendiri. Ketertarikannya pada musik rap baru muncul ketika ia menyaksikan ketenaran penyanyi rap seperti Iwa K, Black Skin, dan Neo yang sering memproklamirkan musik rap sebagai musik yang paling mengasyikkan.
Ketertarikan itu membuahkan ketekunan. Seiring perjalanan waktu, musik rap telah menyulap seorang Igor menjadi Saykoji. Berbagai keterangan mengungkapkan bahwa awal munculnya nama Saykoji tidak lepas dari pengalaman masa lalu Igor semenjak di bangku sekolah. Igor dikenal sebagai orang yang nggak gaul dan kerap disebut seorang penyendiri. Bahkan Igor dijuluki sebagai seorang psycho (Gila). Julukan ini diambil menjadi nama panggungnya Saykoji (dari ejaan Inggris-indonesia: Psycho G).
Dalam aksi panggungnya, kelompok musik Saykoji menghadirkan kedua sahabat Igor lain yakni, Guntur Simbolon dan Della MC dari Batik Tribe.
Selain sukses melantunkan lagu ‘On Line’, Saykoji mulai dilirik beberapa produsen produk ternama di Indonesia. Ia mengawali karirnya sebagai bintang iklan produk-produk seperti Indosat dan Honda Genuine Parts. Bukan hanya itu, lagunya yang bertitel ‘On line’ juga turut didendangkan sebagai lagu wajib iklan produk Indosat. Tanpa terasa, musik rap telah menginspirasi dalam diri seorang Igor untuk semakin kreatif menghibur para pencinta musik rap di seluruh Indonesia.
Saykoji, tentang Keluarga
Kesibukan menekuni dunia tarik suara, tak membuat pria yang bertubuh ‘subur’ ini lupa akan pentingnya menghabiskan hidup bersama keluarga. Baginya, keluarga menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dari kehidupannya. “Selain show, seluruh waktu dihabiskan bersama keluarga. For me, waktu yang dihabiskan dengan orang-orang yang kita sayangi merupakan reward yang lebih besar dibanding kekayaan material dan popularitas,” katanya. “Selesai kerja, pulang dan habiskan waktu sama keluarga. Bisa dibilang saya nggak banyak spend time bergaul dengan dunia entertaintment. my family is my entertaintment,” sambung Igor.
Bagi seorang Igor, keluarga harus menjadi prioritas dalam setiap aktivitas. Sebab di dalam keluarga itulah ia menemukan dirinya, menemukan identitasnya yang hakiki. “Keluarga adalah cerminan saya. sesuatu yang mendefinisikan saya. Bukan profesi yang saya ingin orang ingat tentang saya, tapi diingat sebagai kepala keluarga yang baik,” katanya.
Keluarga pulalah yang memotivasi untuk bekerja keras dan mengembangkan diri lebih baik. “Supaya bisa menghidupi mereka dan membahagiakan seisi keluarga,” ucap Igor.
Karena itu, kalau ditanya pendapat sebenarnya justru prestasi yang paling berkesan adalah berkeluarga dengan dua anak. “Menjadi suami dan ayah itu prestasi terbesar buat saya, soalnya ini merupakan kesempatan untuk membentuk masa depan anak dan mewariskan nilai kehidupan kita ke masa depan mereka,” katanya.
Meskipun keluarga memiliki tempat khusus dalam hidupnya, dia juga menyadari bahwa harus berhadapan dengan banyak orang yang merindukan penampilannya. Sehingga terkadang ada saat harus berpisah dari keluarga untuk sementara waktu. Ini menjadi bagian dari pengalaman suka duka dalam hidupnya. “Pengalaman suka? tentu bisa mencari nafkah untuk keluarga, bisa melihat ada orang yang terinspirasi atas karya saya, dan diakui sebagai orang yang bisa menghibur, pengalaman bisa ke sana-sini, bertemu banyak orang, melihat banyak hal dan merasa sangat diberkati,” katanya.
Sedangkan pengalaman duka yakni, sadar bahwa menjadi seorang public figure tentu ada banyak tuntutan dari masyarakat. Apalagi dengan adanya teknologi seperti sekarang ini. Banyak orang yang meminta respon dan perhatian khusus karena mereka merasa itu hak mereka sebagai fans. “Padahal saya juga perlu waktu untuk bersama keluarga, tapi ini semua perlu disikapi dengan hikmat dan kebijaksanaan,” ujarnya.
Saykoji, Tentang Kehidupan Imannya
Padatnya jadwal nyanyi tidak menyurutkan semangat iman seorang Igor. Tuhan tetap menjadi nomor satu dalam kehidupan keluarganya. Kenyataan tersebut terungkap dari kegiatannya dalam bidang kerohanian di sela-sela aktivitasnya sebagai artis. Namun, kesulitan mengatur waktu pun diakuinya, terutama ketika ada kegiatan yang harus dilaksanakan di luar kota. “Jujur saja, banyak event yang diadakan saat weekend, dan cukup membuat saya harus mengatur waktu lebih rumit, apalagi kalau dilaksanakan di luar kota. Saya mungkin tidak bisa datang ke ibadah hari Minggu,” katanya.
Namun demikian, Igor tidak mendefiniskan gereja dari jadwal ibadah seminggu sekali. “Ada kelompok sel, yang merupakan perpanjangan lebih intim dari sebuah gereja” sambung dia penuh keyakinan.
Bagi Igor sendiri, kehidupan rohani juga perlu untuk selalu diperhatikan, meskipun dirinya bukanlah seorang pelayan di altar. Yang paling utama baginya ialah bagaimana nilai-nilai iman Kristiani disalurkan dalam aktivitas hidup setiap hari. Iman dalam konteks tersebut merupakan suatu ungkapan iman yang ‘membumi’, iman yang nyata dan konkrit. “Aktif itu relatif soalnya. Saya bukan pelayan atau volunteer gereja, tapi sesekali banyak kegiatan gereja yang sering mengajak saya ambil bagian,” katanya. Ia pun yakin yang terbaik yang bisa dilakukan bukan sekedar mengejar status menjadi pelayan, tapi bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai kekristenan yang dipelajari di gereja ke dunia nyata di luar gereja.
Berkat penghayatan iman Kristiani, Igor pun menjadi semakin tegar dan kuat dalam menghadapi berbagai persoalan, terutama menyikapi gosip-gosip miring yang dewasa ini menghantui kehidupan para artis. Ia menyadari bahwa dalam situasi apa pun, seorang kristiani harus hadir sebagai “Garam dan Terang Dunia. “Saya nggak pernah kena gosip apa-apa sih. Karena bagi saya, standar gaya hidup seseorang yang percaya pada Tuhan Yesus berlaku sama bahkan di luar Gereja,” kata dia.
Karena sadar akan peran sebagai “Garam dan Terang dunia” di manapun berada, kata Igor, dunia ini pun akan sadar dan tahu bahwa gaya hidup tidak punya nilai gossip. Bahkan bisa jadi inspirasi untuk banyak orang lain akan nilai kehidupan kita. “Tidak berarti karena berada di dunia entertaintment kita semua harus ikut gaya hidup yang ada. Berdiri sendiri dengan karakter dan nilai yang kita punya itu merupakan kebanggaan tersendiri,” ungkap igor bangga.
Harapan Seorang Igor
Hingga saat ini, Igor Penyami semakin kreatif merelease single terbaru bagi para penggemarnya. Ia begitu berharap hasil karyanya dapat menghibur semua orang dan dapat menjadi berkat. “Sejauh ini baru release dua album. Itu pun beberapa tahun yang lalu. Yang banyak direlease akhir-akhir ini bukan album, tapi single. Release sebuah single lagu, proses kerjanya lebih mudah daripada menunggu satu album dengan full. Kalau singlenya sukses, puji Tuhan. Kalau kurang sukses, tinggal lanjut ke single berikutnya” imbuh pria yang suka humor tersebut. “Harapan ke depan pasti tetap bisa melahirkan karya-karya yang berinovasi dan menghibur banyak orang. bisa tetap jadi inspirasi banyak orang dengan lagu yang dibuat. Menjadi berkat untuk bangsa ini dan bangsa-bangsa lain, amiiinn” harapnya lagi.
Mengakhiri bincang-bincang bersama Majalah Keluarga Kana, Igor tidak lupa menitipkan pesan bagi keluarga-keluarga Kristiani, “Bukan hanya harta materi yang jadi ukuran kebahagiaan keluarga, tapi harta nilai-nilai kekeluargaan yang lebih penting. Uang bukan warisan keluarga yang penting, tapi nilai-nilai keluarga yang akan membentuk masa depan seorang anak,” ekspresinya mantap menutup kisahnya. (Primus-Kana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar