Mengembalikan Kasih Sayang Yang Hilang
Gempa
bumi dan tsunami tanggal 12 Desember 1992 membawa dampak yang sangat luas bagi
kehidupan masyarakat pulau Flores pada umumnya. Banyak anak kehilangan orang
tua, tempat tinggal dan rasa aman. Sebagai sebuah yayasan social, SOS Desa
Taruna Indonesia tergerak hatinya untuk membantu meringankan beban masyarakat
Flores umumnya terlebih anak-anak. Awalnya, anak-anak korban bencana
ditampung di rumah kontrakan yang sangat sederhana.
Awal
tahun 1995, SOS desa Taruna Indonesia secara resmi mendirikan SOS Desa Taruna
Flores bertempat di kabupaten Sikka, kecamatan Magepanda, Desa Kolisia, Dusun
Waturia.
Wakil
Pimpinan SOS Children’s Village Flores, M. Kristina D.G. SE menjelaskan, konsep
SOS desa Taruna adalah membantu , mengasuh dan memberi masa
depan yang cerah bagi anak yatim piatu dan yang kurang beruntung yang
berasal dari berbagai latar belakang suku agama dan ras. “Kami memberi kembali
kasih sayang melalui rumah tinggal, keluarga dan kehidupan yang memadai agar
kelak mereka memiliki kehidupan yang mandiri,”ujar Rista panggilan akrabnya.
SOS
Desa Taruna lanjut Rista mengusung visi dan misi setiap anak dibesarkan dalam
keluarga dengan kasih sayang, rasa dihargai dan rasa aman dan mendirikan
keluarga bagi anak yang kurang beruntung, membantu mereka membentuk masa
depannya dan memberi kesempatan untuk berkembang dalam masyarakat.
Jebolan
STIE Malangkucecwara Malang ini memaparkan, keadaan SOS Desa Taruna Flores
sampai dengan awal Juni 2012 berpenghuni 190 anak dimana yang tinggal di
Village berjumlah 121 orang, Village luar/asrama sekolah 33 orang, rumah remaja
putra 18 orang dan asrama atau kost luar 18 orang. Jumlah anak yang diasuh di
SOS Flores dari tahun 1995 sampai Juni 2012 berjumlah 335 anak dengan rincian:
Anak mandiri 96 orang, anak yang telah kembali ke keluarga 49 orang dan yang
masih diasuh di SOS Flores 190 anak.”Anak-anak yang ada sekarang berasal dari
semua kabupaten di NTT termasuk 1 anak dari Timor Leste,” demikian Rista.
SOS
desa Taruna Flores, kata Rista memiliki sebuah TKK yang berada dalam Village
dengan jumlah murid per Juni 2012 sebanyak 137 anak. Selain
itu memiliki program diluar Village yang selama ini disebut Program FSP (Family
Strengthening Programme) atau program penguatan ekonomi keluarga. Dalam program
ini SOS FSP Flores mendampingi 600 kepala keluarga dampingan dengan memberi
bantuan modal usaha kecil dan memotivasi keluarga yang sudah ada usaha.
Sedangkan total anak dampingan SOS FSP Flores hingga bulan Juni 2012 berjumlah
1612 anak dari usia balita samapai dengan SLTA.
FSP SOS Children’s Village demikian Rista,
juga melakukan pendampingan PAUD/POS PAUD pada tiga wilayah kecamatan
dampingan. Sampai saat ini FSP mendampingi 14 Paud/Pos Paud. Adapun bentuk
nyata dari dukungan SOS terhadap pembentukan lembaga Paud/Pos Paud adalah
memberikan surat rekomendasi sebagai lembaga mitra ke dinas PPO sebagai syarat
untuk dikeluarkannya surat izin operasional. Memeberikan bantuan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) sebulan sekali dan memberikan bantuan buku gambar dan
pensil warna.
Dijelaskan pula pada tahun 2009-2012
anak-anak SOS yang telah meneyelesaikan studi program Diploma (D3) sebanyak 8
orang, sarjana 4 orang dan 2 diantaranya telah lulus test CPNS. “Karena telah
menamatkan pendidikan ke 12 anak tersebut telah kembali ke orang tua sambil
mencari atau menciptakan lapangan sendiri,”ungkap Rista.
Beatrix Nonis, ibu pengasuh asal
Kefamenanu Timor Tengah Utara yang sudah bekerja selama 17 tahun di Sos Taruna
Flores mengungkapkan, nuansa kehidupan di Sos penuh kekeluargaan dan
persaudaraan. “Suka duka menjadi ibu pengasuh bagi anak-anak yang kehilangan
kasih sayang menyadarkan saya bahwa dalam diri anak ada wajah-wajah Yesus yang
nyata. Mereka adalah pemilik masa depan yang perlu dipersiapkan,”ujar Bety yang
akrab disapa. **** Yuven Fernandez-Maumere
Tidak ada komentar:
Posting Komentar