Buku
Sebagai Warisan Luhur
Medan
- Buku adalah warisan yang memiliki
banyak manfaat. Dengan membaca mungkin orang menjadi semakin baik. Demikian
menurut Koordinator Kopertis Sumut / NAD
Prof. Dian Armanto, MA. MPd. MSc. PhD., dalam sambutannya pada Seminar
dan Bedah Buku di Convention Hall, Bina Media, Medan pertengahan Februari lalu.
Prof. Dian berharap buku kiranya dapat membuat hati kita menjadi beku, dimana
ada kekuatan batin dalam buku. Buku merupakan apresiasi batin di mana kita
dapat melihat makna-makna dari apa yang tertulis.
Seminar yang bertemakan “Menulis Buku sebagai Sarana Harta Warisan yang
Luhur” dan Bedah Buku “STATIKA” Prof. Dr. Ing. Johanes Tarigan ini dihadiri
sekitar 150 undangan dari berbagai kalangan Dosen dan Mahasiswa. RP. Bonifasius
Saragih, OFMCap., memukul gong 3 kali sebagai tanda resmi pembukaan seminar dan
bedah buku. Seminar dan bedah buku ini terselenggara berkat kerja sama antara dua
lembaga yakni Unika St. Thomas dan PT Bina Media Perintis. Sejak Mei 2012 kedua
lembaga ini sudah mulai kerja sama dalam banyak hal. Kedua lembaga Katolik ini
diharapkan ke depannya dapat terus bersinerji mengadakan aneka kegiatan.
RD Dr.
Hieronymus Simorangkir yang mewakili
kedua lembaga ini menyambut gembira kegiatan ini, khususnya dengan kehadiran
Kopertis Sumut/NAD, karena beliau baru menjabat Kopertis di wilayah Sumut/NAD
ini. “Kita semakin masuk dalam jelajah wawasan yang lebih luas, lebih dalam dan
lebih tinggi terkait dengan ilmu-ilmu yang kita penuhi serta bagaimana
menuangkan dan mengekpresikan itu kedalam bentuk tulisan atau dalam bentuk
studi kasus-studi kasus lainnya” Ujar Rektor Unika St. Thomas Sumatera Utara
tersebut.
Ilmu Statika
Prof.
Dr. Ing. Johanes Tarigan, penulis buku “STATIKA”, menjelaskan bahwa
perkembangan ilmu statika terdiri dari: Pertama, Konvensional. Di mana sekitar
tahun 1700-an sampai dengan 1800-an ilmu statika berkembang pesat; lalu tahun
1800 – 1900 boleh dikatakan abad genius dalam perkembangan ilmu statika. Kedua,
Numeris/FEM (finite element method) Computational Engineering yang mana
perkembangannya dari tahun 1940 – sekarang.
Pembanding
I, Prof. Dr. Ir. Bahrian Lubis MSC., mengomentari dari sisi artistic
buku ini perlu ditingkatkan.
Sedangkan pembanding II, Ir. Simon Derta Tarigan, MT., seorang dosen, mahasiswa
dan praktisi, meminta kepada penulis untuk lebih menyajikan contoh-contoh soal
konkrit dan aktual sehingga mudah dipahami mahasiswa; seperti tentang
ilmu gaya.
Prof Johanes mengatakan bahwa buku “Statika” ini adalah sebuah buku tentang ilmu dasar
statika, sebagai salah satu referensi di bidang ilmu-ilmu teknik sipil.
Budaya Menulis
Usai
bedah buku acara dilanjutkan Seminar yang bertemakan: “Menulis Buku sebagai Sarana
Harta Warisan yang Luhur” dengan narasumber: Simon Saragih (Wartawan Senior
KOMPAS), Prof. Dr. Ir. Wasmen Manalu dari Dirjen Dikti Kemendikbud (Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan RP.
Daniel Erwin Simanullang, MA, OFMCap. (Direktur Penerebit Bina Media Perintis
Medan). Pembicara pertama, Simon Saragih membawakan materi: “Mengapa Menulis
Penting? Apa Tantangannya? Topik Apa Yang Harus Ditulis? Kiat Menjadi
Penulis?”.
Menurut
Simon Saragih, banyak hal
yang membuat orang mau menulis. “Diawali karena hoby maupun
iseng (biasanya secara alamiah), lalu ada juga adanya panggilan jiwa (memiliki
kebiasaan suka menulis), dan kewajiban (bukan untuk mencari uang semata tetapi wadah ekspresi pemikiran) serta Achievement. Kemudian
bagaimana harus memulai menulis” kata Simon Saragih. “Bakat
menulis juga tercipta karena adanya pemaksaan
diri sehingga memunculkan niat menulis. Warisan bukan hanya berupa kekayaan
pada anak-anak tetapi juga bisa berupa informasi dan pelajaran demi generasi
masa depan, yang sebagian nasibnya ada di tangan para pendahulu mereka,” tambah Simon Saragih.
Sementara itu Dirjen Dikti, Wasmen
Manalu menyajikan topik
“Peranan Pemerintah Dalam Pemberdayaan Penulisan Buku dan Karya Ilmiah Bagi Para Dosen”. Dalam hal ini
Wasmen Manalu menjelaskan komponen kegiatan meliputi kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen, yakni: untuk menghasilkan karya
ilmiah, menerjemahkan dan menyadur buku ilmiah, mengedit/menyunting karya
ilmiah, membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan serta rancangan
dan karya seni monumental/seni pertunjukan/karya sastra.
Dalam kesempatan yang sama, Daniel Erwin Manullang memaparkan mengenai komitmen Bina Media Perintis Dalam Dunia
Penerbitan Buku serta keterbukaannya terhadap kalangan pendidik dan akademik yang ingin
menghasilkan karya tulis untuk diterbitkan. (Parulian Tinambunan - Medan)