Maumere - Memasuki usia ke 67 tahun Indonesia merdeka, kesejahteraan masyarakat masih belum diperhatikan. Kemerdekaan
belum dirasakan oleh warga kecamatan Kangae kabupaten Sikka Flores NTT. Minimnya
infrastruktur, kelangkaan air bersih, kondisi jalan yang rusak dan yang lebih
parah lagi untuk memasak sehari-hari dan minum warga menggunakan air pisang
karena kesulitan air. Cara untuk memperoleh air pisang ini dengan mengorek
pangkal pisang yang sudah ditebang sehingga membentuk sebuah lubang. Lubang itu
kemudian ditutup dengan daun pisang, pada keesokan harinya di lubang itu
terdapat genangan air. Air ini dipakai untuk minum dan masak tiap hari.
Uskup Maumere memberkati dua mobil tangki air |
Kepedulian
Minggu tanggal 25 November 2012
merupakan hari bahagia bagi warga Sikka khususnya warga Habi kecamatan Kangae
Kabupaten Sikka. Penantian panjang warga yang sering mengonsumsi air pisang
terjawab sudah. Bank Mandiri dan Harian Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan
Kompas ibarat dewa penyelamat menurunkan dua unit mobil tangki air. Dua unit mobil yang berkapasitas 5 ribu liter
ini akan dikelola CV Pembangunan St. Yosef Keuskupan Maumere yang dipimpin Romo
Arkadius Dhosa, Pr, Pastor Paroki Maria Imaculata Habi.
Penyerahan
mobil tangki air oleh Wakil Pemimpin Umum Kompas, St. Sularto dan Didik
Haryanto Vice President Bank Mandiri kepada Romo Arkadius di Aula Paroki Habi
disaksikan oleh uskup Maumere Mgr.
Gerulfus Kherubim Pareira,SVD. Sebelum
penyerahan Romo Arkadius bersama uskup memberkati mobil tangki air lewat ibadat
yang dihadiri umat paroki Habi.
Uskup
Kherubim pada kesempatan itu mengatakan bantuan yang diberikan Kompas dan Bank Mandiri
merupakan bentuk kepedulian bagi orang yang berkekurangan. ”Saya harapkan
bantuan ini betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan air bersih
bagi warga Sikka. Dua buah tangki air itu dirawat baik-baik dan warga diminta
untuk menanam pohon di sumber-sumber mata air yang ada di Sikka,” tegas Uskup.
seorang ibu sedang mengambil air dari genangan air pisang untuk masak dan minum. |
Wakil Pimpinan Umum Kompas St.
Sularto mengatakan, bantuan kemanusiaan Kompas yang diberikan kepada masyarakat
Sikka merupakan kerjasama Bank Mandiri dan Kompas. Yayasan Dana Kemanusiaan
Kompas, tambah Sularto tidak hanya membantu warga
Sikka Flores, tetapi bantuan serupa juga diberikan
kepada masyarakat Aceh dan Yogyakarta. ”Dengan bantuan mobil tangki air diharapkan warga tidak lagi mengonsumsi
air pisang,” tandasnya seraya mengatakan pihaknya
sedang membantu sumur bor di kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur dan
Ngada.
Sementara
itu, Vice President Bank Mandiri Didik Haryanto mengatakan
setiap tahun Bank Mandiri menyisihkan dua persen dari keuntungannya untuk
kegiatan sosial kemasyarakatan. ”Bantuan mobil tangki air adalah bentuk
kepedulian sosial bagi masyarakat Sikka. Bantuan serupa ini juga pernah kami
berikan di Timor,” ujar
Haryanto.
Kehadiran bantuan mobil tangki air
ini kata Romo Arkadius, lewat proses panjang. Berawal dari
peristiwa tahun 2011 lalu di
Sikka, masyarakat datang kepadanya dan
mengeluhkan krisis air bersih. Romo Arka demikian sapaannya, melobi ke Harian Kompas guna mendapat bantuan mengatasi masalah klasik di kabupaten Sikka tersebut. Akhirnya terjawab dengan bantuan 2 mobil tangki air. Bantuan ini akan
dipakai untuk melayani warga Sikka dengan harga yang berbeda dengan tangki air
umumnya. ”Kalau tangki umum Rp. 90 ribu untuk lima ribu liter maka tangki yang
dikelola ini harganya dibawah jualan air yang sering melayani masyarakat
sehingga dapat meringankan beban,” kata
Romo. (Yuven Fernandez, Maumere)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar