Pengalaman Ziarah di Tanah Suci
“Allah dalam jejak-jejak kehidupan, ziarah iman tak
bertepi”
adalah buah karya Bapak John di usia senja. Karya ini terinspirasi ketika dalam
perjalanan ziarah suci ke Timur tengah: Amman dan Petra (Yordania), Nazareth, Tabor, Sungai Yordan, Danau
Galilea, Kapernaum, Yerusalem, Makam Yesus Kristus, Sinai dan tempat-tempat
suci lainnya sebagaimana tertera dalam Alkitab pada zaman Yesus 2000-an tahun
lalu. “Saya
sungguh melihat dan merasakan Yesus dalam sejarah,” demikian kata suami
dari Bernadetha Grasiana kepada penulis saat peluncuran buku di Aula
LK3 I Maumere awal Januari lalu.
John Latuan |
Pria kelahiran
Lembata, yang juga Ketua Persekutuan Doa Hati Tak Bernoda Maria Maumere mengatakan,
doa sebagai kekuatan utama dalam hidup, banyak
problem dapat diselesaikan dengan doa. Ini berangkat dari pengalaman dan
permenungan saya dalam kelompok doa sekaligus pengalaman iman yang diperoleh di
Tanah Suci. Pengalaman itu saya refleksikan dan bagikan kepada masyarakat luas dengan membuat
buku. Harapan refleksi itu menjadi pelajaran iman bagi sesama untuk kehidupan agama dan penghayatan
dalam hidup harian pembaca. Buku setebal 132 halaman yang dicetak pada Penerbit Mosalaki Labrica
Jakarta adalah buku kedua, setelah buku
perdananya “Pulang Ke rumah, Bergumul
dengan Nurani”. Bapak dari ketiga putra, yang selalu tampil sederhana dengan senyuman khas ini selalu membagikan pengalaman imannya kepada semua
orang tanpa mengenal status pendidikan, ekonomi,
politik, dan budaya.
Apresiasi dari
tokoh agama dan masyarakat
Sekretaris Keuskupan Maumere Romo
Richard Muga Buku, Pr., dalam kotbah misa peluncuran buku mengatakan, “saya juga pernah ke Tanah
Suci tetapi hanya sekedar wisata rohani saja tidak terpikir untuk merefleksikan
dan dibukukan. Karya Bapa John ternyata sangat luar biasa, kita tidak saja
dihadapkan dengan informasi tentang Tanah Suci tetapi juga diajak turut merasakan getaran iman
penulis di setiap tempat suci yang dikunjungi. Mudah-mudahan kita yang punya kesempatan membaca buku ini semakin
bertumbuh dalam iman akanTritunggal Maha
Kudus dan terutama semakin mencintai Sabda yang menjadi manusia”, harap dosen Sekolah Tinggi Filsafat Katolik
Ledalero itu. Pujian senada juga
disampaikan Staf Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Daniel Boli Kotan, “buku
karya John Latuan adalah sebuah anugerah, untuk menulis buku yang bernafaskan
rohani atau teologi itu tidak gampang, apalagi datang dari seorang awam. Ini
termasuk suatu karya besar yang sangat spektakuler “ ungkap dosen Sekolah
Tinggi Ilmu Pemerintah Abdi Negara, Jakarta tersebut.
Sosok seorang
John Latuan
Johanes
Baptista Bosco Latuan, dilahirkan di Balurebong-Lembata pada tanggal 8 Agustus
1958, Pendidikan SD-SMP di Lembata, SMAK St.Gabriel Maumere dan meraih sarjana
muda di Perguruan Tinggi Undana Kupang. Kini
bekerja sebagai Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sikka. John juga pernah menjadi Local
Adviser Pendidikan Anak Usia Dini yang bekerja sama dengan Pemerintah Australia dalam
program NTT-PEP dan sebagai spesialis Gender pada NTT - PEP. Selain aktif mengkoordinir dan menggerakan
Komunitas Doa Hati Tak Bernoda Maria, juga aktif di Paroki St.Thomas Morus
Maumere sebagai Ketua Rumpun Kemasyarakatan dalam Dewan Pastoral Paroki. (Agus Badjo/Yuven Fernandez, Staf
Pengajar SMAK Frateran Mumere)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar