Senin, 13 Februari 2012

KONSER "Music cross the borders,"

Sound of Heaven Choir

"Music cross the borders," inilah tema yang diangkat pada Konser Natal “Cantique de Noël” yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) wilayah III Paroki Regina Caeli Jakarta, tanggal 28 Januari 2012 lalu.
Duta Besar menghadiri konser Cantique de Noël

Ini adalah konser Natal pertama yang diadakan oleh Paroki Regina Caeli di area Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, yang baru berusia 4 tahun, dengan pastor paroki adalah Rm. Bonifasius Payong, SSCC dan pastor moderator OMK paroki adalah Rm. Stefanus Tommy Octora, pr.

Selain bertujuan untuk  mempererat tali persaudaraan antar generasi muda Katolik, konser yang diketuai oleh  Adrian  Purwadihardja ini juga bertujuan untuk mencari dana dalam rangka persiapan bakti sosial di Serang – Banten, Jawa Barat, pada bulan April mendatang,  dengan dibagikan amplop sumbangan sukarela kepada 300 penonton.

Hadir  dalam konser tersebut, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, H.E. Antonio Guido Filipazzi dan perwakilan dari institut kebudayaan Italia Mr. Francesco.  Mereka sangat antusias melihat generasi muda yang berusaha  mengembangkan diri ke arah yang positif, khususnya dalam hal seni.
The Baritones, dari kiri ke kanan: Adrian Purwadihardja, Jodi Visnu, Nikolaus Tallo.

Beberapa lagu yang dibawakan telah dikenal umum. Namun dengan mengusung tema, “Music cross the borders,” konser ini lebih bersifat  lintas batas seperti batas bahasa dan budaya. Konser yang dipersiapkan selama 2 bulan ini, menyuguhkan 16 lagu dengan 8 bahasa. Yakni Bahasa Indonesia, Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, Perancis, Tagalog, dan Latin.  Konser yang berdurasi 90 menit ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, kaum muda hingga orang tua.  
    Paduan suara OMK Regina Caeli.

Konser Natal “Cantique de Noël” ini dimeriahkan oleh The Baritones, Sound of Heaven Orchestra and Choir, Koor OMK Paroki, dan pengisi acara lainnya. Yang tampil  memukau dalam kesempatan ini adalah The Baritones yang beranggotakan para dokter yakni, Adrian Purwadihardja, Jodi Visnu, dan Nikolaus Tallo, diiringi oleh sang pianist handal Anthony Evans. Adrian dan Jodi adalah dokter misi Keuskupan Agats (Papua) yang akan kembali ke pedalaman Agats bulan Februari ini. (Jodi Visnu/Jakarta)

Mengenang Gus Dur


Berbicara mengenai pluralisme di Indonesia tidak lepas dari peran sosok yang paling membanggakan bangsa Indonesia, yakni Abdurrahman Wahid atau populer dengan nama Gus Dur. Semangat pria yang pernah memimpin Indonesia selama kurang lebih 2 tahun tersebut hingga saat ini terus menjiwai generasi pencinta kebhinekaan di Indonesia. Bukan tidak mungkin, hal tersebut dibuktikan oleh sekelompok pemuda yang menamakan dirinya Gerakan Muda Nahdlatul Ulama (GMNU).
                Demi mengenang kiprah tokoh Gus Dur, Minggu, 12 Februari 2012 siang, GMNU mengadakan konvoi Tour of Holy Glory 2012 mengelilingi kota Sidoarjo. Konvoi yang bertemakan Gus Dur Always in My Heart tersebut berjalan begitu tertib tanpa dikawal oleh petugas kepolisian. Ini menjadi suatu contoh yang sangat baik bagi generasi muda Negara ini dalam mengadakan suatu demonstrasi, penting mengedepankan keamanan, kedamaian,  dan ketertiban. 

Cuma mengenang, Cuma ziarah, Cuma rindu pada sosoknya…
Jangan dianggap ada niatan yang lain lho!!
Kami Cuma berusaha untuk selalu mengenang jasanya. Membaca lagi perjuangannya dalam bentuk pengabdian tanpa pamrih terhadap Negara ini.
Kalau ada yang sepakat dan mengakui, kalau Gus Dur seorang kyai, monggo...
Kalau ada yang sepakat dan mengakui kalo Gus Dur seorang presiden, monggo...
Kalau ada yang sepakat dan mengakui, kalo Gus Dur adalah seorang Bapak Pluralis, ya monggo...
Kalo ada yang sepakat dan mengakui kalo Gus Dur adalah seorang demokrat dan agak edan, ya monggo...
Kalo ada yang sepakat dan mengakui kalo Gus Dur bukan siapa-siapa, ya sah-sah saja.
Bagi kami, Gus Dur adalah sebuah tangan yang mampu meraih, merangkai, dan menggandeng tangan-tangan lainnya untuk menyatu dalam keanekaragaman perbedaan.

Demikian penggalan pesan yang diwartakan generasi GMNU ketika dihubungi Anthoni Primus dari Suara Maumere siang itu. Suatu semangat nasionalisme yang patut mendapatkan antusias yang tinggi, terutama di zaman sekarang di mana perbedaan sering menjadi pemicu pertikaian antar sesama manusia. Indonesia sungguh membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki jiwa seperti seorang Gus Dur.(Antoni Primus/Sidoarjo)


Kamis, 09 Februari 2012

Hukuman Mati Bagi Koruptor?

Semakin mencuatnya kasus korupsi di Indonesia mengundang sejumlah tokoh pemerintahan menyerukan adanya tindakan tegas bagi para koruptor. Kerugian Negara, saat ini tidak lagi dibebankan pada hutang yang dipanen pada zaman orde baru, melainkan dibebankan pada para koruptor. Kenyataan ini mengancam masa depan dan kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu pada kesempatan beberapa hari lalu, Adi Andojo mengemukakan perlunya hukuman mati bagi koruptor. “Sudah saatnya menerapkan hukuman matibagi koruptor. Hal ini cukup layak bagi mereka” ujar mantan ketua muda MA tersebut.
                Adi Andojo menyampaikan pemberlakuan hukuman mati tersebut perlu terkoordinir kepada setiap hakim, dalam hal ini melalui surat edaran mengenai mekanisme hukuman mati yang patut diberlakukan bagi koruptor. “Namun saya dapat info karena belum ada patokan, hingga kini hakim agung belum berani terapkan langkah ini” tambahnya lagi.  
                Adi Andojo prihatin akan tindakan Ketua MA saat ini yang belum tegas memberikan keputusan yang jelas mengenai nasib para koruptor. Hal ini pasalnya masih ada banyak kasus korupsi yang terbengkalai atau belum bisa dituntaskan. Diperkirakan ada sekitar ribuan kasus korupsi yang tidak jelas penyelesaiannya. Himbauan yang disampaikan Adi Andojo tersebut mengingat akan diadakannya pemilihan Ketua MA yang baru akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Pemilihan ini dilaksanakan karena Ketua MA Harifin A. Tumpa akan menjalani masa pensiunannya mulai 1 Maret 2012. Diperkirakan ada sekitar 11 calon yang akan bertarung memperebutkan kursi Ketua MA yang akan datang. Apakah Ketua MA yang akan dating dapat diharapkan? Aspirasi akan selalu mengalir, namun keputusan final ada pada kebijakan MA. Semoga Indonesia ini semakin terbuka untuk melihat lebih dalam apa yang menjadi urgensi dalam mencapai masyarakat yang sejahtera. (Anthoni Primus)

Kegiatan Bina Insani PG Katolik Bintang Timur Blora


Sr Bibiana, SSpS memfasilitsi anak dalam permainan Kitab Suci
Kamis 26 Januari 2012 diadakan Bina Insani bagi anak–anak Playgroup (PG)  Bintang Timur bertempat di PG Bintang Timur, Jalan Kolonel Sunandar No 57. Kegiatan ini dihadiri oleh 16 anak dan tiga pendamping yaitu Sr. Bibiana SSpS sebagai penanggung jawab PG Bintang Timur, Ibu Septika, guru kelas dan Sr. Maria SSpS. Dengan tema “Anak beriman yang mandiri”. Acara dimulai dengan bernyanyi dan menari “ Happy star” yang dilanjutkan dengan doa pembukaan. Setelah selesai acara dilanjutkan dengan pemutaran video tentang permainan Kitab Suci Perjanjian Lama dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab  dan menyanyi bersama serta menikmati menu nasi goreng buatan ibu Septika. 

Setelah makan acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jumlah pendamping untuk membuat celengan dari botol bekas minuman dan menghiasnya sampai menjadi cantik dan siap dipakai. Tujuan dari kegiatan pertama ini adalah; agar anak semakin tumbuh dalam hidup beriman dan anak semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri.

Sr. Maria Indri SSpS bersama anak – anak setelah selesai menghias botol celengan
Hari Jumat, 27 Januari 2012 kegiatan Bina Insani diawali dengan happy star dan doa pembuka. Kemudian anak-anak diminta untuk merayap lalu mengambil balon berisi air untuk dipindahkan kesebuah tempat yang telah disediakan oleh panitia. Setelah itu anak–anak diajak untuk mencuci tangan dan makan bersama sup sehat yang telah disediakan oleh Sr Bibiana SSpS Setelah makan anak–anak diberi kesempatan untuk bermain.  Selanjutnya acara dilanjutkan dalam masing-masing kelompok untuk membuat tas dari tas bekas yang juga dihias dengan berbagai macam tempelan gambar seperti gambar mobil, buah dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan Bina Insani yang kedua ini adalah agar anak menjadi berani dan mampu untuk bekerja sama. Acara ditutup dengan doa penutup dan pembagian pin dan piagam untuk anak yang telah menyelesaikan program bina insani.(Sr Maria Indri SSpS/Infokom)