Rabu, 18 April 2012

Mgr Soegijapranata, Teladan Katolik Sejati:


‘menjadi seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia’
Mgr Soegijapranata

“Soegija menjadi tokoh penting baik bagi Gereja maupun negara. Semboyannya yang terkenal ‘menjadi seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia’ menginspirasi kita untuk menghayati agama sekaligus berperan serta dalam membangun bangsa,” ungkap Rm. Antonius Benny Susetyo, Sekertaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia dalam sebuah dialog baru-baru ini di Gedung KWI, Jakarta, menyongsong peluncuran Film Mgr. Soegija”. Film yang mengisahkan kehidupan dan karya seorang Katolik sejati, Mgr. Soegija ini disutradarai oleh seorang sutradara terkenal, Garin Nugroho dengan melibatkan beberapa artis nasional Indonesia. ”Untuk konteks sekarang pun orang Katolik tidak bisa tidak mesti terlibat dalam persoalan bangsa. Jangan lagi menganggap diri sebagai minoritas. Mari kita bersama-sama membangun bangsa ini,” Tambah Rm. Benny yang juga seorang alumni STFT Widya Sasana Malang ini. Dialog yang dihadiri oleh sejumlah seniman seperti para artis papan atas dan para produser film serta sejarahwan tersebut menjadi momen penting menggapai suatu dialog keberagaman dalam konteks Indonesia.
Garin Nugroho, dalam komentarnya memuji sosok Uskup Pribumi Pertama Indonesia tersebut sebagai seorang yang sangat humanis dan memiliki jiwa pluralis. “Film itu tidak hanya berbicara tentang agama Katolik melainkan lebih banyak tentang pesan universal dan kemanusiaan,” jelas Garin. Sementara itu, salah satu pemeran film ini, Olga Lidya, menyampaikan harapannya agar film ini dapat menghidupkan kembali semangat cinta akan kedamaian. “Opsi Soegija untuk menghentikan kekerasan perlu dihidupkan lagi,” ujar Olga. Dalam kesempatan yang sama, Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ign. Suharyo mengemukakan bahwa tindakan Mgr. Soegija merupakan wujudnyata dari kehendak Allah dalam menciptakan bonum commune. Ini menjadi panggilan khas iman Kristiani sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Film yang monumental ini rencananya akan tayang mulai 7 Juni 2012 mendatang di bioskop-bioskop XXI di Jakarta. Diharapkan Film yang mengambil setting di kota Semarang, Jawa Tengah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pluralisme di Indonesia. (Grantes)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar