Ferry Salim: Beri Kebebasan untuk Anak

            Siapa yang tidak menyangka bahwa aktor ganteng, Ferry Salim,  yang memiliki wajah oriental ini merupakan salah satu artis yang banyak meraih kesuksesan, terutama dalam hidup berkeluarga. Ayah dari dua putra dan satu putri tersebut  memiliki perhatian yang begitu besar bagi perkembangan anak-anaknya. Maka tidaklah mengherankan jika suami dari Merry ini dipilih menjadi duta salah satu badan kehormatan PBB yang memberikan perhatian khusus pada kehidupan anak-anak, UNICEF untuk Indonesia. “Anak-anak Indonesia saat ini lagi membutuhkan bantuan pendidikan, kesehatan dan perhatian di segala bidang kehidupannya. Mari bantu anak-anak Indonesia!” serunya ketika dimintai keterangan tentang aktivitasnya sebagai duta UNICEF baru-baru ini. "Sebagai Duta UNICEF saya tak henti-hentinya menghimbau semua pihak untuk mau peduli menyisihkan sedikit dana untuk membantu mengatasi kekurangan gizi anak Indonesia" himbau Ferry Salim melihat situasi anak-anak saat ini.



Sosok Ferry Salim
Ferry Salim, aktor beken yang telah membintangi sekitar 20 judul sinetron dan film ini telah memulai karir di dunia entertainment sebagai model sejak SMA. Meskipun demikian, ia tidak merasa terhambat untuk menyelesaikan pendidikan, bahka ia mampu meraih gelar sarjana ekonomi di salah satu universitas. Hingga akhir tahun 1990, pendidikannya terus berlanjut hingga ke negeri yang saat ini dipimpin oleh Barack Obama.
Setelah 10 tahun menjalin hubungan dengan gadis pujaannya, Merry Prakasa, Ferry memutuskan untuk menikah tahun 1995. Sinetron pertamanya berjudul “Kembang Setaman” menjadi awal populernya Ferry Salim dalam dunia perfilman Indonesia. Pria yang gemar memasak dan berbisnis tersebut pernah terpilih sebagai nominasi “The Best Actor Festival Film Asia Pasifik” dan menjadi aktor favorit Festival Film Bali (2003). Presenter kondang ini juga memiliki kemampuan dalam mendsain busana, sehingga ia dapat menggapai prestasi dalam Indonesian Young Designer Contest (IYDC), Art Institute of Seatle.Melihat penampilannya dan komitmen terhadap anak-anak yang begitu memukau, pada tahun 2004, Ferry Salim dipilih oleh PBB sebagai duta UNICEF (United Nations Children's Fund) untuk Indonesia. Hingga saat ini, aktivitasnya banyak dibaktikan pada perkembangan kehidupan anak-anak dan balita.

Keluarga Sebagai Motivasi Sukses
            Keluarga menjadi sumber dan lingkungan pertama yang sangat mendukung aktivitas Ferry Salim.  Bagi Aktor yang terkenal dengan film “CA BAU KAN” (2002), keluarga menjadi semacam “surga kecil” yang menyenangkan. Kehadiran seorang istri yang sangat mendukung dan menemani hari-hari Ferry Salim  dalam beraktifitas serta memiliki anak-anak yang berkembang dengan baik dialami sebagai suatu anugerah yang luar biasa bagi artis papan atas yang ke mana-mana selalu mengenakan Rosario di lehernya tersebut. Cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh istri dan anak-anaknya, semakin membuat Ferry Salim tidak pernah ingin melewatkan saat-saat kebersamaan dengan keluarga. Semua itu merupakan motivasi baginya dalam berkreasi dan menggapai kesuksesan.
            Salah satu kesuksesan yang diraihnya ialah keberhasilannya membuka sebuah restoran Jepang bernama Shabu Slim di Central Park, Jakarta Barat. Keberhasilan ini tidak luput dari peran yang sangat besar dari sang istri, Merry. Kesannya bahwa Merry telah menampilkan sosok terbaik dalam hidupnya, “She is the best for me” ungkap Ferry Salim memuji istrinya. Bisnis makanan, sebenarnya merupakan cetusan hobi dari pria kelahiran Palembang pada tanggal 8 Januari 1967 tersebut. "Saya ini sebenarnya hobi memasak dan itu sudah cukup lama juga, dan membuka restoran ini merupakan impian lama saya" cerita Ferry kepada wartawan. Dikisahkan bahwa hobi memasak bukan asing baginya, sebab ia berasal dari keluarga yang gemar memasak, "Kebetulan juga ayah memang jago masak. Kita masih darah Sumatera, jadi memasak itu bukan suatu yang aneh. Bahkan saya tipe laki-laki yang enggak sungkan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak," kisahnya penuh percaya diri. Setiap hari, Ferry selalu menyempatkan diri untuk memantau perkembangan restorannya, dan memanagemen setiap karyawannya. Harapannya ialah bahwa restorannya dapat mempersembahkan yang terbaik, terutama bagi para pengunjung. Ada banyak cara Ferry meningkatkan kualitas kinerja restorannya, salah satunya dengan mencoba sesuatu yang baru bersama sang istri. "Belakangan saya dan istri suka nonton program memasak yang ada di teve. Atau membaca menu dari buku dan suka mencoba tempat makan baru seraya mencicipi makanannya" ceritanya. Ferry salim menyadari tidak mudah menekuni bisnis restoran tersebut, namun inilah tantangan yang harus ia lalui. “Mencoba bisnis sesuatu yang baru cukup susah, karena di sini belajar bagaimana memanagemen orang dan inilah tantangannya untuk tampil lebih percaya diri” ujarnya mantap.

Tentang Pendidikan Anak
Di sela-sela aneka kesibukannya, Ferry Salim selalu berusaha mengikuti perkembangan hidup anak-anaknya. Sebagai umat Katolik, ia menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya dan di dalam diri anak-anaknya tersebut ia meletakan harapan akan suatu masa depan yang cerah bagi mereka. "Kita bakal tahu kalau anak-anak itu menyembunyikan sesuatu dari kita" katanya. Lantas apakah harapan terbesar seorang Ferry Salim terhadap anak-anaknya? “Untuk anak-anak gue tidak seperti orang-orang kebanyakan. Anak-anak gue tidak harus menjadi dokter, insinyur. Tetapi syukurlah satu anak memiliki minat menjadi seniman” harapnya bagi anak-anaknya. Kedekatannya terhadap anak-anaknya, dirasakan Ferry sangat penting. Hal tersebut dirasakannya, karena melalui kebersamaan dengan anak-anaknya tersebut, Ferry semakin mengenal dan memahami situasi hidup anak-anaknya.
            Pendidikan bagi anak-anak merupakan tanggung jawab pertama dan utama sebagai orangtua. Demikian pun dengan Ferry Salim, selalu ada cara-cara kreatif untuk memberikan pelajaran yang berharga bagi perkembangan hidup anak-anaknya. Ferry mengaku memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk dapat berkembang sebagai diri mereka, namun tanggung jawabnya sebagai orangtua tidak pernah terlupakan. Ayah dari Brandon Nicholas Salim dan Brenda Nabila Salim serta Raoul ini mengutarakan kecemasannya terhadap situasi anak-anak dewasa ini, khususnya berkenaan dengan fenomena bahaya narkoba yang telah merenggut sebagian besar anak-anak Indonesia dewasa ini. "Saya senang mengajak anak-anak saya menonton film bareng. Dan berusaha untuk mendampingi mereka saat menonton televisi. Lalu memberikan pandangan tentang bahaya narkoba kepada mereka," ungkap Ferry. "Kita bakal tahu kalau anak-anak itu melakukan sesuatu atau menyembunyikan sesuatu dari kita. Biasanya mereka akan takut dekat dengan orangtuanya, tak mau menatap mata orangtuanya dan tak mau berkomunikasi," tambahnya lagi. Metode yang dipakai oleh Ferry Salim memberikan efek yang sangat berarti bagi anak-anaknya, sehingga anak-anaknya merasa enjoy dan kerap melakukan aktivitas bersama dengannya. "Mereka masih suka ke kamar saya, masih melakukan banyal hal bersama saya. Dan kalau saya sibuk, masih ada istri yang mengamati mereka" katanya membagikan pengalamannya mendidik anak-anaknya. Alhasil anak-anaknya telah beranjak remaja dan menjadi sangat kritis menilai sesuatu. "Saya memang memberikan kebebasan pada anak-anak saya untuk berpendapat. Saya pun mengajarkan mereka untuk lebih kritis, agar pola pikir mereka bisa berkembang" demikian Ferry Salim. (Primus)