Selasa, 09 Agustus 2011

Ramadhan Pemicu Naiknya Harga-Harga Bahan Pokok Kebutuhan Hidup Manusia?

Beberapa hari terakhir di awal Ramadhan BBM dan bahan pokok kebutuhan hidup, khususnya di beberapa kota semakin berkurang, terutama di Maumere semakin sulit dikonsumsi masyarakat. Bahkan antrian kendaraan memadati beberapa pusat SPBU Sikka, lantaran sebagian dari SPBU tersebut telah kehabisan stok BBM. Kondisi tersebut sangat meresahkan masyarakat Sikka. Hingga saat ini, kondisi tersebut masih belum dapat ditangani oleh Pemda Sikka. Harga BBM seolah-olah menjadi barang yang langka.  

Sulitnya mendapatkan BBM memicu kenaikan harga beberapa bahan pokok kebutuhan hidup, bahkan tarif BBM sendiri pun terpaksa harus dinaikan harganya perliter. Dilaporkan di Maumere harga BBM telah mencapai Rp. 7000,- perliter.
Sementara itu di DPR Pusat, Dito Ganinduto, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar, mengusulkan untuk menaikan tarif BBM bersubsidi jenis premium dan solar sebesar Rp. 1.000 per liter. "Selama tidak ada kenaikan harga, kuota BBM bakal terus berlebih," katanya di Jakarta, Minggu 7 Agustus 2011. Pertimbangan ini menyusul perkiraan kuota BBM bersubsidi akan mencapai 41,3 juta kiloliter atau berlebih sekitar dua persen dibanding APBN Perubahan 2011 sebesar 40,49 juta kiloliter. Padahal, angka 40,49 juta kiloliter sudah merupakan tambahan kuota BBM dari sebelumnya 38,6 juta kiloliter dalam APBN 2011.
            Kemungkinan penaikan harga BBM juga dimaksudkan untuk mengantisipasi maraknya penyalahguaan BBM bersubsidi tersebut yang sulit dicegah. Sementara itu, Menkokesra, Agung Laksono mengungkapkan kenaikan aneka bahan pokok kebutuhan hidup, terutama BBM merupakan hal yang wajar di bulan Ramadhan dan setiap jelang hari raya. Kenyataan ini dianggap sebagai suatu kewajaran karena sudah menjadi hal biasa setiap tahun.
"Tentu saja kenaikan dalam batas-batas wajar sudah biasa terjadi dalam menghadapi bulan Ramadan, Lebaran, Natal dan tahun baru," ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, , usai peresmian program 'Ekspedisi Kesra Nusantara 2011' di Kolinlamil AL, Tanjung Priok, Jakarta, 7 Agustus 2011
lalu.
            Demikianlah sikap pemerintah menghadapi persoalan masyarakat Indonesia selama ini. Karena persoalan yang dihadapi sudah dianggap biasa, lantas apakah tidak ada perubahan kebijakan untuk lebih menyejahterakan masyarakat. Kalau semua pemerintah berpendapat seperti Menkokesra tersebut, dikawatirkan kehidupan masyarakat Indonesia hanya akan berjalan statis tanpa ada perkembangan yang signifikan.
Menkokesra, Agung Laksono
Menyinggung soal stok bahan makanan, Agung Laksono, mengungkapkan bahwa persediaan masih mencukupi dan bahkan akan diimport lagi. "Stok nasional itu sudah cukup, beras sudah lebih dari cukup. Di bulog (stok beras) sekitar 1,5 juta ton dan bahkan akan diimpor lagi," ujar  Agung Laksono. Sementara itu, kementerian perdagangan melaporkan kemungkinan kenaikan bahan pokok kebutuhan hidup akan terus melambung, terutama di puncak Ramadhan. "Karena para pedagang sudah banyak yang mudik, sehingga harga kemungkinan akan kembali melambung," kata Gunaryo saat dihubungi beberapa hari lalu. Kementerian perdagangan terus akan melakukan pantauan terhadap perkembangan kenaikan harga bahan pokok di seluruh Indonesia.
Terlihat pemerinta tidak begitu antusias terhadap kesulitan yang dialami masyarakat di daerah-daerah. Alasan yang terlontar ialah karena semua itu sudah menjadi kebiasaan bahwa ada kesulitan-kesulitan yang demikian menjelang hari raya. Pemahaman yang demikianlah sangat disayangkan, mengingat Indonesia sampai saat ini belum mengalami perubahan kebijakan-kebijakan yang mengedepankan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun tetap wajar jika antusiasme pemerintah tidak begitu menjanjikan sebab mereka tidak mengalami secara langsung bagaimana kesulitan yang dialami masyarakat Kabupaten Sikka dan juga di daerah-daerah lainnya. (Anthoni Primus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar