Rabu, 03 Agustus 2011

Uskup Terlibat Kasus Korupsi?


    Uskup Nereo Odchimar

Kabar aktual dari Filipina mengejutkan Gereja Katolik ketika pemegang ajaran iman terlibat dalam skandal kasus korupsi. Peristiwa ini terjadi ketika beberapa uskup menerima sumbangan dari usaha lotre milik negara dan menjadikan mereka terjerat dalam skandal korupsi. Namun ketujuh uskup yang terlibat hal tersebut mengatakan siap menghadapi jalur hukum jika mereka ditemukan melanggar hukum. Sementara itu bulan lalu Presiden Konferensi Uskup Katolik Filipina, Uskup Nereo Odchimar, mengungkapkan keprihatinan akan situasi yang melanda pemimpin Gereja di Filipina tersebut. "Kami mengungkapkan duka yang mendalam ... dan rasa sedih bahwa peristiwa baru-baru ini melibatkan orang-orang tercinta kami," ungkap Odchimar ketika menyampaikan reaksianya mendengar perkara tersebut. Namun kasus tersebut masih dalam tahap dugaan dan sedang diadakan penyidikan oleh senat Filipina. Persoalan muncul ketika Presiden Gloria Arroyo menyumbangkan kepada ketujuh uskup tersebut dana 8,38 juta peso (196.000 dolar AS) dalam bentuk uang tunai antara tahun 2007 dan 2010. Sumbangan tersebut dinilai sebagai suatu trik seorang Aroyo dalam memenangkan pemilu Presiden Filipina pada 2004 lalu. Sementara itu para uskup yang disebutkan mengakui menerima sumbangan tersebut, tetapi dengan intensi untuk membantu rakyat miskin, bukan untuk manipulasi hak pilih dalam pilpres.
Odchimar mengakui bahwa uskup juga manusia yang memiliki kelemahan sehingga terkadang tidak konsisten dengan apa yang diajarkan. "Kami sangat sedih bahwa banyak dari anda, terutama generasi muda, orang miskin ... telah menjadi bingung karena ketidakkonsistensian nyata dari tindakan kami dengan khotbah-khotbah pastoral kami," kata Odchimar. Walaupun demikian, kasus ini telah memberikan catatan buram terhadap citra otoritas Gereja Filipina yang selama bertahun-tahun memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan pemerintahan Filipina.
Demikianlah konsekuensi ketika Gereja terjun dalam wilayah politik. Namun hal tersebut harus dihadapi, mengingat peran Gereja Filipina selama ini sangat membantu pembangunan suatu pemerintahan yang pro-rakyat. Kasus tersebut merupakan kemungkinan-kemungkinan yang perlu selalu diwaspadai dalam setiap keuskupan di manapun. Terkadang niat baik dimengerti secara berbeda oleh setiap orang, terutama orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu bagi dirinya atau kelompoknya. Ada saja cara untuk menjatuhkan sesama yang dianggap sebagai ancaman dalam hidupnya. Harapan kita, citra Gereja Filipina dapat kembali dipulihkan di kemudian hari. (Anthoni)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar