Selasa, 02 Agustus 2011

PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI UNTUK HARI ORANG MUDA SEDUNIA KE-26 TAHUN 2011 DI MADRID

"Berakar dan dibangun di dalam Yesus Kristus, berteguh dalam Iman"  

Sahabat-sahabat muda yang terkasih,
         Saya sering mengenang Hari Orang Muda Sedunia di Sidney pada tahun 2008 silam. Di sana, kita mengalami pesta iman yang mengagumkan, Roh Allah berperan aktif membangun persaudaraan yang mendalam di antara para peserta yang datang dari berbagai belahan dunia. Pertemuan tersebut, seperti pada acara-acara sebelumnya, menghasilkan buah lebat  dalam hidup banyak orang muda dan hidup  Gereja. Sekarang kita menantikan Hari Orang Muda Sedunia berikutnya yang akan diselenggarakan di Madrid pada bulan Agustus 2011. Pada tahun 1989, beberapa bulan sebelum robohnya Tembok Berlin, ziarah orang muda seperti ini diadakan di Spanyol, di Santiago de Compostela. Sekarang, saat masyarakat Eropa sedang sangat membutuhkan penemuan kembali akar Kekristenan mereka, pertemuan kita akan diselenggarakan di Madrid dengan tema: "Berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh dalam iman" (bdk. Kol 2:7). Saya mendorong kalian semua untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang sangat penting bagi Gereja di Eropa dan Gereja sedunia ini. Saya mendambakan semua orang muda - baik yang seiman dalam Yesus Kristus, yang sedang goyah atau ragu-ragu, termasuk yang tidak percaya akan Dia - untuk ikut berbagi pengalaman ini, sebuah pengalaman yang dapat menjadi pengalaman menentukan bagi hidup kalian. Inilah pengalaman akan Tuhan Yesus yang bangkit dan hidup, dan pengalaman akan kasih-Nya bagi kita.

Di Sumber Keinginanmu yang Terdalam
          Dalam setiap periode sejarah, termasuk periode kita, banyak orang muda mengalami kerinduan mendalam akan relasi-relasi pribadi, yang ditandai oleh  kebenaran dan solidaritas….  Ketika mengenangkan masa muda saya sendiri, saya menjadi sadar bahwa kemapanan dan kenyamanan bukanlah persoalan utama memenuhi pikiran generasi muda…. Menjadi muda berarti memiliki keinginan akan sesuatu yang melampaui hidup keseharian dan sekedar pekerjaan yang mapan, kerinduan sesuatu yang sungguh-sungguh lebih agung.
          Apakah ini hanya sebuah mimpi kosong yang akan segera memudar ketika kita bertambah tua? Tidak!  Pria maupun perempuan, diciptakan untuk sesuatu yang agung, untuk keabadian. Hal-hal lain tidak akan pernah cukup baginya. Sungguh benar yang dikatakan oleh Santo Agustinus: "Hati kami gelisah, sampai beristirahat di dalam Engkau"…. Di beberapa belahan dunia ini, terutama di dunia Barat, budaya mereka saat ini cenderung mengesampingkan Tuhan dan memandang iman sebagai urusan pribadi belaka, tanpa relevansi  apapun bagi kehidupan bermasyarakat. Sekalipun tata nilai yang mendasari kehidupan  masyarakat bersumber dari Injil -  seperti  nilai martabat pribadi, nilai solidaritas, nilai kerja dan nilai keluarga - kita menyaksikan  sebuah "gerhana Tuhan", sejenis amnesia, yang kendatipun bukan sebuah penolakan mentah-mentah terhadap kekristenan, namun tetap merupakan penyangkalan atas khasanah  iman kita, sebuah pengingkaran yang bisa mengarah pada hilangnya jati diri  kita yang paling dalam. 
          Karena itu, para sahabat, saya mendorong kalian untuk memperteguh iman kalian akan Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Kalian adalah masa depan masyarakat  dan Gereja! Seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada umat di Kolose: Memiliki akar, dasar yang kokoh, itu penting! Pesan ini sungguh benar teristimewa untuk saat ini. Banyak orang tidak memiliki titik-titik acuan yang mantap, yang menjadi dasar bagi mereka untuk membangun hidup, dan mereka akhirnya merasa sangat tidak aman. Saat  ini berkembang mentalitas relativistik yang meyakini apapun sama benarnya dan tidak ada kebenaran serta titik-titik acuan yang mutlak. Jalan pikiran seperti ini tidak mengarahkan kita kepada kebebasan sejati tetapi kepada ketidakstabilan, kebingungan, ketaatan buta mengikuti arus tren sesaat. Sebagai orang muda, kalian berhak mewarisi dari generasi-generasi sebelumnya, titik-titik acuan yang kokoh untuk membantu kalian membuat pilihan, dan mendasari pembangunan hidup kalian: bagaikan tunas muda yang membutuhkan sokongan yang mantap agar mampu membenamkan akarnya dalam-dalam dan tumbuh menjadi sebuah pohon yang kuat dan bisa berbuah. 

Berakar  dan Dibangun Dalam Yesus Kristus
          Untuk menggarisbawahi pentingnya iman dalam kehidupan umat beriman, saya  ingin merenungkan bersama kalian tiga kata yang digunakan oleh St. Paulus dalam ungkapan: "Berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh dalam iman" (bdk. Kol 2:7). Kita dapat membedakan tiga gambaran: "berakar"  mengingatkan kita pada  pohon dan akar yang memberi makan pohon itu; "dibangun" mengacu pada pembangunan sebuah rumah; "berteguh" menunjukkan pertumbuhan dalam kekuatanan fisik dan moral….
         Gambaran pertama melukiskan sebatang pohon yang tertanam kokoh, akar-akarnya menyokongnya untuk berdiri tegak dan memberinya makanan. Tanpa akar-akar itu, dia akan roboh ditiup angin dan mati. Apakah akar kita? Secara alamiah, orang-tua, keluarga dan budaya negara kita merupakan unsur-unsur penting yang membentuk jati diri pribadi kita. Namun demikian, Kitab Suci mewahyukan sebuah unsur yang lebih mendalam lagi. Nabi Yeremia menuliskan: "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah" (Yer 17:7-8). Bagi Nabi Yeremia, merambatkan akar berarti menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Dari-Nya, kita memperoleh hidup. Tanpa-Nya, kita tidak bisa benar-benar hidup. "Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam anak-Nya" (1 Yoh 5:11). Yesus sendiri menyatakan kepada kita, bahwa Dia sendirilah kehidupan kita (bdk. Yoh 14:6). Karena itu, iman Kristen bukan sekedar soal mempercayai hal-hal tertentu sebagai sesuatu yang benar, melainkan pertama-tama adalah sebuah hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Iman itu adalah sebuah perjumpaan dengan Sang Putra Allah yang memberikan tenaga baru pada  seluruh keberadaan kita. Ketika kita memasuki hubungan pribadi dengan-Nya, Kristus menyingkapkan jati diri kita yang sejati, dan dalam persahabatan dengan-Nya, hidup kita bertumbuh menuju kepenuhannya. Ada saatnya, ketika masih muda, kita bertanya: Apa makna hidup saya? Tujuan dan arah hidup mana yang harus kutempuh? Saat yang sangat penting ini mungkin membuat kita cemas untuk beberapa lama…. Di sini, sekali lagi, saya mengenang masa muda saya. Cukup dini saya menyadari bahwa Tuhan menghendaki saya menjadi imam. Kemudian setelah masa perang, ketika saya berada di seminari dan universitas menuju cita-cita itu, saya harus menangkap kembali kepastian itu. Saya harus bertanya diri: benarkah ini jalan yang seharusnya saya tempuh? Benarkah ini kehendak Tuhan bagi saya? Apakah saya  akan mampu tetap setia kepada-Nya dan sepenuhnya melayani Dia? Keputusan seperti ini menuntut perjuangan. Tidak ada cara lain. Namun kemudian datanglah kepastian itu: jalan ini benar! Ya, Tuhan menginginkan saya, dan Dia akan memberi saya kekuatan. Jika saya mendengarkan Dia dan berjalan bersama-Nya, saya benar-benar menjadi diri saya sendiri. Yang penting bukanlah pemenuhan hasrat saya sendiri, namun kehendak-Nya. Dengan cara ini, hidup menjadi sejati.
         Sebagaimana akar menopang pohon agar tetap tertanam dalam tanah, demikian juga pondasi rumah memberi jaminan kekokohan jangka panjang. Melalui iman, kita telah dibangun dalam Yesus Kristus (bdk. Kol 2:7) sebagaimana rumah dibangun di atas pondasinya…. Dibangun dalam Yesus Kristus berarti menanggapi secara positif panggilan Tuhan, mempercayai-Nya, dan melaksanakan Sabda-Nya. Yesus sendiri menegur murid-murid-Nya, "Mengapa kamu berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Luk 6:46). Dia lalu memakai gambaran pembangunan sebuah rumah:  "Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya - Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan - Ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah. Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun" (Luk 6:47-48).
         
Berteguhlah dalam iman
Hendaklah kamu "berakar  dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh dalam iman" (Kol 2:7). Surat …[ini] ditulis oleh Santo Paulus untuk menanggapi kebutuhan khusus umat Kristen di kota Kolose. Waktu itu, komunitas umat di Kolose terancam oleh pengaruh tren budaya tertentu yang memalingkan kaum beriman dari Injil.  Konteks budaya kita sekarang, para sahabat, tidaklah berbeda dengan konteks umat di Kolose. Sungguh, ada arus kuat pemikiran kaum sekular yang bertujuan untuk meminggirkan Tuhan dari kehidupan orang dan masyarakat dengan menawarkan dan mencoba menciptakan "surga" tanpa Tuhan. Tetapi, pengalaman menunjukkan kepada kita bahwa dunia tanpa Tuhan menjadi sebuah "neraka": dipenuhi oleh keakuan, keluarga berantakan, kebencian antarpribadi dan antarbangsa, dan masalah besar kekurangan kasih, suka cita dan harapan.  Di sisi lain, ketika orang dan bangsa manapun juga menerima kehadiran Allah, menyembah-Nya dalam  kebenaran dan mendengarkan suara-Nya, di sana peradaban kasih sedang dibangun, sebuah peradaban dimana martabat semua  orang dihormati, dan persaudaraan meningkat, dengan segala buah-buah kebaikannya. Meskipun demikian, sebagian umat Kristen membiarkan diri mereka digoda oleh sekularisme atau ditarik oleh arus-arus religius yang menjauhkan mereka dari iman akan Yesus Kristus. Ada pula orang Kristen, yang sekalipun tidak tunduk pada godaan itu, namun membiarkan  iman mereka menjadi dingin dengan segala dampak negatifnya pada hidup moral mereka.
          Kepada orang-orang Kristen yang dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang asing dari Injil, Rasul Paulus memberitakan kekuatan wafat dan kebangkitan Kristus. Misteri ini merupakan dasar hidup kita dan pusat iman Kristen. Semua aliran filsafat yang merendahkan dan memandangnya sebagai "kebodohan" (1Kor 1:23) justru menyingkapkan keterbatasan mereka sendiri dalam kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan besar yang berakar dalam di hati manusia. Sebagai penerus Rasul Petrus, saya juga ingin menguatkan kalian dalam iman (bdk. Luk 22:32). Dengan teguh kita percaya bahwa Yesus Kristus menyerahkan diri-Nya di kayu salib untuk memberikan kasih-Nya kepada kita. Dalam penderitaan-Nya, Dia memikul penderitaan kita, menanggung dosa-dosa kita, memberikan pengampunan bagi kita dan mendamaikan kita dengan Allah Bapa, membukakan bagi kita jalan menuju hidup abadi. Jadi, kita dibebaskan dari hal yang paling membelenggu hidup kita: perbudakan dosa. Kita bisa mengasihi setiap orang, bahkan musuh kita, dan kita bisa membagikan kasih ini  untuk yang termiskin dari saudara-saudari kita, dan bagi semua orang yang berkesusahan.


Menuju Hari Orang Muda Sedunia di Madrid

Para sahabat, sekali lagi saya mengundang kalian semua untuk menghadiri Hari Orang Muda Sedunia di Madrid. Saya menantikan kedatangan kalian dengan penuh sukacita. Yesus Kristus ingin membuat kalian beriman teguh melalui Gereja. Percaya kepada Yesus dan mengikuti-Nya bukanlah keputusan yang ringan. Iman itu dirintangi oleh kegagalan pribadi dan oleh banyak suara lain yang menawarkan  jalan yang lebih mudah. Jangan patah semangat. Sebaliknya, carilah dukungan dari komunitas seiman, dukungan dari Gereja! Selama tahun ini, persiapkanlah dengan cermat apa yang perlu untuk pertemuan di Madrid, bersama para uskup, para imam dan pemimpin orang muda di keuskupanmu, berbagai komunitas, serikat dan gerakan di paroki. Mutu pertemuan kita terutama akan bergantung pada persiapan rohani kita, doa-doa kita, kebersamaan kita dalam mendengarkan Sabda Allah, dan dukungan kita satu sama lain.
Orang-orang muda terkasih, Gereja bergantung kepada kalian! Gereja membutuhkan iman kalian yang berkobar, amal kasih kalian yang kreatif, dan energi pengharapan kalian. Kehadiran kalian  memperbaharui, meremajakan, dan memberi energi baru bagi Gereja. Karena itulah, Hari Orang Muda Sedunia  adalah rahmat, bukan saja untuk kalian, melainkan juga untuk keseluruhan umat Allah….
         
Dari Vatikan, 6 Agustus 2010, pada Pesta Penampakan Kemuliaan Tuhan,
Paus Benediktus XVI


KETERANGAN:
Diterjemahkan dan diringkas oleh Rm. Yohanes I Wayan Marianta, SVD dari teks Inggris: http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/messages/youth/documents/hf_ben-xvi_mes_20100806_youth_en.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar