Jumat, 11 Mei 2012

Kisah wanita muda yang bergelut jadi relawan

Emi Imamura, 26, merasa terdorong oleh gerakan moral saat ia memutuskan menjadi anggota staf Karitas Kamaishi Base Jepang, sebuah pusat operasi bantuan bencana di Perfektur Iwate.
Tugasnya, melayani gereja Kamaishi sekitar 440 kilometer utara Tokyo, termasuk sebagai relawan, karyawan kantor dan tugas lain yang mendukung misi Karitas tersebut.
Ketika gempa 11 Maret tahun lalu yang menghancurkan sebuah toko gerai di luar Kota Sendai dimana Emi bekerja sebagai petugas ritel. Ia dan keluarganya melarikan diri tanpa cedera, tapi kejadian itu membuatnya tersentuh untuk membantu: “Saya harus melakukan sesuatu!” Perasaan ini terus mendorongnya setiap hari.
“Setiap hari saya berpikir bahwa saya harus menyumbangkan dana atau menjadi seorang relawan.”
April lalu, Emi mengadakan piknik sendiri ke sebuah tempat air panas di Hanamaki di Prefektur Iwate, tetapi sekitar sumber air panas itu telah menjadi tempat penampungan pengungsi.
Sementara ia menikmati keadaan alam itu, dua perempuan tua dari korban bencana gempa itu bertanya kepadanya, “kamu berasal darimana? Apakah Anda OK [saat gempa]?” Bahkan para korban itu menunjukkan kepedulian mereka kepada sesamanya.
Ketika Emi kembali ke rumah, dia mulai mencari cara untuk menjadi relawan. Dia mendapat informasi melalui Internet dan ia menemukan Karitas Jepang. Karitas menyediakan air dan makanan, dan menerima relawan.  Maka, pada akhir April ia mulai bertugas dengan bekerja di Kamaishi Base, selama sekitar lebih dari sebulan.
Pada awalnya, pekerjaan difokuskan pada membersihkan rumah-rumah akibat lumpur dan puing-puing. Setiap hari lebih dari lima puluh relawan pergi Kamaishi Base, tapi sesuatu yang membuat Emi paling terkesan adalah melihat umat dari Gereja Kamaishi bekerja keras untuk membantu lansia, dan mereka yang pulang rumah setelah rumah mereka hancur.
“Saya pikir, saya harus membantu juga.”
Maka, pada Oktober ia berhenti dari pekerjaannya, dan mendaftarkan dirinya di papan sebagai anggota staf di Karitas Kamaishi Base.
Emi tidak menganut agama tertentu. Namun, dia mengatakan dia berpikir bahwa doa dan berbagi yang berlangsung di Kamaishi Base setiap hari adalah sesuatu baik. Dia juga merasa bahwa hubungannya dengan orang Gereja telah memberinya hubungan yang kuat dengan Gereja.
“Makanan yang dibuat para suster untuk kami membuat kami para relawan berjuang,” kata Emi, seraya  menyampaikan “terima kasih” dan berkomitmen untuk “terus bekerja dengan baik” untuk warga setempat.
“Saya ingin tinggal di sini demi Karitas Kamaishi Base. Saya akan pergi jika sesuatu berubah, dan tidak ada lagi yang perlu membantu,” katanya.
“Saya sungguh mendesak siapa pun yang tertarik untuk menjadi relawan untuk keluar dari pagar dan silakan membantu.”
Pada ulang tahunnya November lalu, Emi sangat tersentuh oleh kejutan dari rekan-rekannya, yang memberikannya hadiah kue ulang tahun yang terbuat dari sushi.
“Tapi, besoknya ketika saya membuka lemari es untuk makan lagi, semua kue tersebut telah hilang!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar