Rabu, 04 Juli 2012

17 Tahun SOS Children’s Village Flores

Mengembalikan Kasih Sayang Yang Hilang


Gempa bumi dan tsunami tanggal 12 Desember 1992 membawa dampak yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat pulau Flores pada umumnya. Banyak anak kehilangan orang tua, tempat tinggal dan rasa aman. Sebagai sebuah yayasan social, SOS Desa Taruna Indonesia tergerak hatinya untuk membantu meringankan beban masyarakat Flores umumnya terlebih anak-anak. Awalnya, anak-anak korban bencana ditampung di rumah kontrakan yang sangat sederhana.
     Awal tahun 1995, SOS desa Taruna Indonesia secara resmi mendirikan SOS Desa Taruna Flores bertempat di kabupaten Sikka, kecamatan Magepanda, Desa Kolisia, Dusun Waturia.
     Wakil Pimpinan SOS Children’s Village Flores, M. Kristina D.G. SE menjelaskan, konsep SOS desa Taruna adalah membantu , mengasuh dan memberi  masa  depan yang cerah bagi anak yatim piatu dan yang kurang beruntung yang berasal dari berbagai latar belakang suku agama dan ras. “Kami memberi kembali kasih sayang melalui rumah tinggal, keluarga dan kehidupan yang memadai agar kelak mereka memiliki kehidupan yang mandiri,”ujar Rista panggilan akrabnya.
     SOS Desa Taruna lanjut Rista mengusung visi dan misi setiap anak dibesarkan dalam keluarga dengan kasih sayang, rasa dihargai dan rasa aman dan mendirikan keluarga bagi anak yang kurang beruntung, membantu mereka membentuk masa depannya dan memberi kesempatan untuk berkembang dalam masyarakat.
     Jebolan STIE Malangkucecwara Malang ini memaparkan, keadaan SOS Desa Taruna Flores sampai dengan awal Juni 2012 berpenghuni 190 anak dimana yang tinggal di Village berjumlah 121 orang, Village luar/asrama sekolah 33 orang, rumah remaja putra 18 orang dan asrama atau kost luar 18 orang. Jumlah anak yang diasuh di SOS Flores dari tahun 1995 sampai Juni 2012 berjumlah 335 anak dengan rincian: Anak mandiri 96 orang, anak yang telah kembali ke keluarga 49 orang dan yang masih diasuh di SOS Flores 190 anak.”Anak-anak yang ada sekarang berasal dari semua kabupaten di NTT termasuk 1 anak dari Timor Leste,” demikian Rista.
     SOS desa Taruna Flores, kata Rista memiliki sebuah TKK yang berada dalam Village dengan jumlah murid per Juni 2012 sebanyak 137 anak. Selain itu memiliki program diluar Village yang selama ini disebut Program FSP (Family Strengthening Programme) atau program penguatan ekonomi keluarga. Dalam program ini SOS FSP Flores mendampingi 600 kepala keluarga dampingan dengan memberi bantuan modal usaha kecil dan memotivasi keluarga yang sudah ada usaha. Sedangkan total anak dampingan SOS FSP Flores hingga bulan Juni 2012 berjumlah 1612 anak dari usia balita samapai dengan SLTA.
     FSP SOS Children’s Village demikian Rista, juga melakukan pendampingan PAUD/POS PAUD pada tiga wilayah kecamatan dampingan. Sampai saat ini FSP mendampingi 14 Paud/Pos Paud. Adapun bentuk nyata dari dukungan SOS terhadap pembentukan lembaga Paud/Pos Paud adalah memberikan surat rekomendasi sebagai lembaga mitra ke dinas PPO sebagai syarat untuk dikeluarkannya surat izin operasional. Memeberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebulan sekali dan memberikan bantuan buku gambar dan pensil warna.
     Dijelaskan pula pada tahun 2009-2012 anak-anak SOS yang telah meneyelesaikan studi program Diploma (D3) sebanyak 8 orang, sarjana 4 orang dan 2 diantaranya telah lulus test CPNS. “Karena telah menamatkan pendidikan ke 12 anak tersebut telah kembali ke orang tua sambil mencari atau menciptakan lapangan sendiri,”ungkap Rista.
     Beatrix Nonis, ibu pengasuh asal Kefamenanu Timor Tengah Utara yang sudah bekerja selama 17 tahun di Sos Taruna Flores mengungkapkan, nuansa kehidupan di Sos penuh kekeluargaan dan persaudaraan. “Suka duka menjadi ibu pengasuh bagi anak-anak yang kehilangan kasih sayang menyadarkan saya bahwa dalam diri anak ada wajah-wajah Yesus yang nyata. Mereka adalah pemilik masa depan yang perlu dipersiapkan,”ujar Bety yang akrab disapa. **** Yuven Fernandez-Maumere

Tidak ada komentar:

Posting Komentar