Rabu, 14 Maret 2012

Paus Di Cuba, Suatu Misi Cinta Kasih


Mendahului kunjungan Paus Benediktus XVI pada 23-29 Maret di Meksiko dan Cuba, Presiden Konferensi Para Uskup Cuba menyampaikan refleksinya mengenai makna kunjungan ini bagi Gereja dan Negara. Dalam sebuah surat di website yang dikirimkan kepada para Uskup Amerika Serikat, Uskup Dionisio Garcia Ibáñez dari Santiago,  menjelaskan bahwa kunjungan ini menjadi topik utama dalam media internasional. Bapa Suci direncanakan akan bertemu dengan Presiden Cuba, Presiden Raul Castro  dan   Otoritas Gereja Katolik di Cuba.
Ini merupakan suatu tahun yubileum yang menandai 400 tahun perayaan  perjumpaan  Gereja dan Negara dipertemukan dalam gambaran Bunda Cinta Kasih kita, secara local dikenal sebagai Virgin del Cobre. Ini menjadi misi Bapa Suci sebagai batu penjuru dan penyokong kaum beriman dalam perjalanan menuju Kristus”,  mendorong iman mereka, menguatkan harapan mereka, menyokong mereka dalam cinta kasih. Kenyataan patung ajaib Perawan Maria sangat dekat dengan Paus, karena itu Paus Benediktus XVI yang  dalam tahun 1916 mengumumkan mencintai Perawan Cinta Kasih sebagai pelindung Cuba. Perawan itu adalah pusat devosi dan tidak hanya bagi orang Katolik. Sebuah rumah dalam Basilika dekat kota El Cobre, di luar Santiago, menjadi tempat atau simbolis  penting dan suci bagi kaum religius.  Simbol tersebut ditemukan tahun 1608 oleh dua orang Indian yang bertemu di pinggir pantai. Mereka menunjukkan patung kecil Perawan Maria yang menggendong Kristus kecil dengan Salib emas, terapung di atas sebuah perahu menjadi seperti sebuah prasasti bertuliskan, Yo soy la Virgen de la Caridad (Akulah Perawan Cinta Kasih). Uskup Garcia Ibáñez mengatakan kepada orang Cuba, sabda Cinta Kasih “memiliki makna yang besar dan indah”. Simbol Perawan, “adalah Simbol orang Cuba (menyangkut segala sesuatu tentang orang Cuba) yang bersatu, simbol kesatuan masyarakat Cuba, baik yang beriman  maupun yang tidak beriman; cinta kasih, adalah nilai yang mampu menjadikan masyarakat Cuba sebagai saudara dan saudari bagi sesamanya. Itulah mengapa Bapa Suci mengunjungi Cuba. Para uskup tidak mengambil keuntungan dari kunjungan ini, Bapa Suci sendiri diundang oleh pemerintah dan masyarakat. Kunjungan ini juga memiliki makna pastoral. Terutama mengenai hubungan antara Gereja dengan Negara.(Anthoni Primus-Suara Maumere)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar