Pemerintah mencitrakan bahwa tahun 2010 rakyat Indonesia sudah semakin
sejahtera. Jumlah pengangguran semakin berkurang dan rakyat miskin makin
sedikit. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memaparkan 10
keberhasilan pemerintah pada tahun 2010.
Saat membuka Rapat Kerja tentang Pelaksanaan Program Pembangunan 2011 di
Jakarta Convention Center, Senin (10/1/2011), Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY), dengan mantap memaparkan 10 capaian (keberhasilan
pemerintah pada tahun 2010 tersebut.
Pertama, ekonomi terus tumbuh dan berkembang dengan fundamental yang
semakin kuat pada 2010. Hal ini, antara lain, tercermin dengan indeks
harga saham gabungan Indonesia yang terus membaik, daya saing Indonesia
di tingkat dunia yang tinggi, nilai ekspor, investasi, dan cadangan
devisa yang terus membaik.
Kedua, sejumlah indikator kesejahteraan rakyat mengalami kemajuan
penting. Dunia memberikan penilaian pada Top Ten Movers, istilahnya
prestasi Indonesia dan 9 negara yang lain di bidang pendidikan,
kesehatan, dan peningkatan penghasilan penduduk kita.
Ketiga, stabilitas politik terjaga dan kehidupan demokrasi makin
berkembang. Check and balances antara pemerintah pusat, DPR dan DPRD,
berjalan dengan baik. Pelaksanaan pemilu juga prinsipnya berjalan dengan
lancar.
Keempat, pemberantasan korupsi dan penegakan hukum, mencatat sejumlah
prestasi. Begitu pula dengan pemberantasan terorisme dan narkoba.
Kelima, terjaga baiknya keamanan dalam negeri walaupun masih terdapat
konflik masyarakat dalam skala kecil.
Keenam adalah proses perbaikan iklim investasi dan pelayanan publik di
banyak daerah. Hambatan birokrasi dan iklim investasi serta pelayanan
publik di banyak daerah mengalami kemajuan.
Ketujuh, angka kemiskinan dan pengangguran terus ditekan meskipun tetap
rawan dengan gejolak perekonomian Indonesia. Presiden meminta pemerintah
tetap cekatan dan memiliki rencana darurat. “Meskipun, dengarkan
kata-kata saya, meskipun bisa kita turunkan kemiskinan dan pengangguran,
tetapi tetap rawan terhadap gejolak perekonomian dunia. Jangan
terlambat kita mengantisipasinya, jangan kita tidak punya rencana
kontigensi, dan jangan pula kita tidak cekatan memecahkan masalah
bilamana dampak dari krisis global itu terjadi,” kata Presiden.
Kedelapan, beberapa indikator ekonomi penting Indonesia mencatat rekor
baru dalam sejarah, seperti income perkapita sekarang sudah tembus 3
ribu dolar AS, lima tahun lalu masih 1.186 dolar AS. Cadangan devisa
dulu 36 miliar dolar AS, sekarang 96 miliar hampir 100 miliar dolar AS.
Kenaikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang tertinggi di dunia,
naik 46 perssen. Pendapatan domestik bruto kita meningkat dan Indonesia
kini peringkat 16 ekonomi di dunia.
Kesembilan, makin baiknya upaya pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah, termasuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
RAKER: Presiden SBY saat menyampaikan arahan pada Raker Pemerintah Awal
Tahun 2011 di JCC, Senin (10/1) siangKesepuluh, Indonesia makin berperan
dalam hubungan internasional, makin nyata peran kita, baik dalam
mengatasi krisis ekonomi global, dalam hubungan G20, APEC, East Asia
Summit, ASEAN, G8 plus, dan pemeliharan perdamaian dunia. “Kita aktif
sekali dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dunia dan juga kerja sama
mengatasi perubahan iklim,” tegas Presiden, sebagaimana dipublikasikan
juga di situs resmi Presiden SBY (presidensby.info).
Sebelumnya, Presiden SBY dalam sambutan pada pertemuan dengan para
pelaku pasar modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin, 3
Januari 2011, juga mengemukakan beberapa keberhasilan pemerintah. “Kalau
kita tinjau dari RKP 2010 dan APBN 2010, saya harus mengatakan bahwa
alhamdulilah, hampir semua elemen fundamental, termasuk makro ekonomi
kita, itu dapat mencapai sasaran,” kata Presiden.
“Mari kita lihat satu per satu,” ajaknya. Pertama, pertumbuhan ekonomi,
growth kembali pulih, sebelum krisis 6,1 sudah mulai on the brick,
kemudian puncak krisis 4,5, 2009 itu. Insya Allah tahun 2010 ini, kita
bisa mencapai 6%, close to 7% atau 6% atau barangkali lebih sedikit.
Dari segi pertumbuhan ekonomi, maka tujuan untuk sebuah pemulihan
ekonomi, economic recovery itu dicapai.
Kedua, inflasi. “Inflasi sesuatu yang tidak mudah, karena faktornya
banyak, termasuk dari pergerakan harga-harga di tingkat dunia. Tapi kita
juga bisa mengendalikan inflasi ini. Investasi mengalami pertumbuhan
yang juga relatif impresif. Inilah yang mendongkrak perekonomian kita
sekarang ini. Dan insya Allah, growth itu akan menjadi lebih sustain,
berkelanjutan dan turunnya mesti sustainable, sambil menjaga lingkungan
kita,” katanya.
Ketiga, nilai tukar relatif stabil. Kemudian unemployment menurun.
“Banyak negara yang meledak unemployment-nya, termasuk negara-negara
maju yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kita tetap bisa menjaga
unemployment. Ini berarti kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Perkembangan pasar modal sendiri dan sejumlah indikator utama yang kita
boleh menyampaikan dari sasaran RKP 2010, termasuk APBN 2010
sesungguhnya kita bisa mencapai sasaran-sasaran itu,” katanya.
Kemudian, sebelum menutup Raker Pemerintah Awal Tahun 2011 di JCC, Senin
(10/1) siang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan enam arahan
yang bersifat umum. Pertama, melaksanakan program kerja pemerintah,
sesuai RKP 2011 dan APBN 2011 maupun rencana kerja pemerintah daerah
masing-masing.
Kedua, agar 10 capaian Indonesia 2010 dijaga dan ditingkatkan. Ketiga,
agar seluruh pemangku kepentingan, seperti LSM, universitas, atau dunia
usaha, dilibatkan dalam pembangunan daerah. Keempat, mulai tahun 2011
harus mengembangkan dan mendayagunakan potensi yang kita miliki. “Saya
menilai potensi yang kita miliki belum penuh digunakan, belum penuh
dikembangkan,” kata SBY. Hal ini termasuk BUMN, dunia usaha swasta, dan
daerah-daerah di Indonesia yang akan dipercepat pembangunannya melalui
pembangunan zona ekonomi dan kluster industri.
Kelima, pentingnya kemandirian pangan. Komoditas utama beras, jagung,
gula, kedelai, dan daging sapi, pada tahun 2014 - tinggal 4 tahun lagi -
harus sudah aman. Keenam, agar semua ikut memperhatikan pengurangan
kemiskinan yang harus menjadi ideologi dan prioritas dalam pembangunan.
“Oleh karena itu saya mengajak mulai dari saya, wakil presiden, para
menteri, para gubernur, para bupati, para walikota, setiap programnya
harus senantiasa dikaitkan dengan upaya pengurangan kemiskinan,” tandas
SBY.
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra)
Agung Laksono saat memaparkan “Refleksi Menko Kesra 2010” di Jakarta,
Rabu (30/12/2010), mengatakan sepanjang tahun 2010 pemerintah telah
cukup sukses menjalankan berbagai program penanggulangan kemiskinan
sehingga pada tahun 2011 serta selanjutnya target pemerintah akan dapat
tercapai.
Disebutkan, jumlah penduduk Indonesia yang berada pada garis kemiskinan
terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2004
sebesar 16,7 persen, pada tahun 2005 turun menjadi 15,97 persen dan
pada tahun 2009 turun lagi jadi 14,1 persen. Bahkan pada Maret 2010
menjadi 13,3 persen persen.
Menko Kesra menegaskan pemerintah menargetkan angka kemiskinan harus
mengalami penurunan pada 2011. “Jika tahun 2010 angka kemiskinan sebesar
13,3 persen maka pada 2011 ditargetkan menurun sebanyak satu persen
atau lebih menjadi sekitar 12 persen atau bahkan di bawah itu,” kata
Agung Laksono. Lalu pada tahun 2014 pemerintah juga menargetkan angka
kemiskinan turun menjadi delapan hingga sepuluh persen.
Untuk mencapai target penurunan angka kemiskinan tersebut, kata Agung
Laksono, pemerintah akan terus melanjutkan berbagai program
penanggulangan yang selama ini telah berjalan. Program tersebut di
antaranya beras miskin (raskin), jaminan kesehatan masyarakat
(jamkesmas), program keluarga harapan, bantuan operasional sekolah (BOS)
serta bantuan dan perlindungan sosial. Juga akan terus mengoptimalkan
program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM) dan penyaluran
kredit usaha rakyat (KUR).
Sedangkan Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja
Bappenas Rahma Iryanti di Jakarta, Kamis (7/01/2011) mengungkapkan angka
pengangguran 2010 diprediksi turun menjadi 7,6 persen dari kisaran 7,87
persen tahun lalu. Penurunan tersebut seiring dengan membaiknya kondisi
perekonomian.
Rahma Iryanti mengatakan, kondisi ketenagakerjaan saat ini sudah
menunjukkan perbaikan. Jumlah pengangguran terbuka menurun dari 11,90
juta (11,24 persen) pada 2005 menjadi 8,96 juta (7,87 persen) pada 2009.
Sementara kesempatan kerja yang tersedia selama 2005-2009 tumbuh
sebesar rata-rata 2,78 persen per tahun atau bertambah 10,91 juta orang.
Menurutnya, bertambahnya jumlah kesempatan kerja di 2010 tidak dapat
dilepaskan dari kondisi perekonomian yang menunjukkan angka pertumbuhan
di atas 6 persen pada periode 2007-2008. Masing-masing sektor ekonomi
memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda dalam hal serapan tenaga
kerja. Disebutkan, antara periode 2005-2009 sektor jasa kemasyarakatan
memiliki angka elastisitas yang paling tinggi.
Ditegaskan, sektor yang diharapkan dapat menciptakan kesempatan kerja
yang besar adalah dari sektor industri. Karena 60,0 persen tenaga kerja
Indonesia berada pada lapangan kerja formal. Perkembangan sektor pekerja
formal dari tahun ke tahun tumbuh dengan baik. Misalnya, pada 2005
pekerja di bidang pertanian mencapai 2,9 juta, industri 7,9 juta, dan
jasa 17,8 juta orang.
Sedangkan pada 2009 mengalami perubahan pada sektor pertanian sebesar
3,2 juta, sektor industri 7,5 juta,dan jasa 21,2 juta. “Saya cukup
optimistis tahun ini kita bisa mencapai target pengurangan jumlah
pengangguran menjadi 7,6 persen,” katanya.
Sepuluh Tantangan Indonesia 2011
Selain memaparkan 10 capaian Indonesia 2010, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada bagian lain sambutannya saat membuka Raker Awal Tahun di
Jakarta Convention Center, Senin (10/1/2011) pagi, juga menyebutkan 10
tantangan Indonesia tahun 2011. Kesepuluh tantangan itu adalah:
Pertama, peningkatan harga pangan dan energi dunia. “Jangan main-main,
kalau tidak bisa kita antisipasi dan carikan pemecahannya akan berdampak
banyak pada kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya,” kata Presiden.
Kedua, APBN yang kita kelola dengan baik agar aman, agar sustain dan
betul-betul bisa membiayai pembangunan, mengalami permasalahan dan
tekanan, yaitu angka subsidi yang besar. Oleh karena itu, ke depan
subsidi harus tepat sasaran. Subsidi yang tepat sasaran, adalah untuk
mereka yang berpenghasilan rendah dan ekonomi lemah.
Ketiga, masih kurangnya infrastruktur, termasuk listrik, meskipun tahun
lalu PLN telah berusaha keras tetapi tetap ada kekurangan yang menganga
yang perlu kita penuhi. Keempat, masih adanya hambatan investasi di
seluruh Tanah Air, walaupun sudah ada perbaikan, khususnya di bidang
perizinan dan kepastian hukum.
Kelima, penyimpangan dan korupsi, khususnya di sektor perpajakan.
Keenam, usaha kehutanan dan pertambangan yang merusak lingkungan.
Ketujuh, fenomena politik uang nampak berkembang. Ini lonceng kematian
bagi demokrasi, bila dibiarkan akan mencederai dan merusak demokrasi
yang bermartabat yang sama-sama ingin kita tegakkan.
Kedelapan, pelayanan wajib kepada rakyat yang mencakup pendidikan,
kesehatan, dan pelayanan terhadap kaum marjinal belum berjalan baik.
Kesembilan, kekurangan dan kelemahan dalam perlindungan dan bantuan bagi
tenaga kerja Indonesia.
Kesepuluh, sejumlah daerah dan jajaran pemerintahan pusat - sejumlah
karena ada yang sudah bagus - belum memiliki kesiapan bencana alam yang
baik. Presiden berharap para menteri koordinator dapat menjabarkan
tantangan-tantangan tersebut lebih dalam lagi.
Presiden mengingatkan jajaran pemerintahan mengenai pentingnya memiliki
visi dan menyadari misi dari pembangunan Indonesia dalam tugas
sehari-hari mereka. “Tanpa memahami tugas pokok atau misi yang harus
dilakukan pemerintah di tahun ini hampir pasti pelaksanaannyapun tidak
akan efektif,” kata Presiden.
Presiden juga mengajak parlemen, lembaga negara yang lain, universitas,
dunia usaha, LSM, masyarakat luas, dan sebagainya untuk menyukseskan
pembangunan. “Sukses diraih dan hanya akan diraih apabila ada kolaborasi
seluruh elemen bangsa,” seru Presiden SBY.