Rabu, 14 September 2011

Komisi I Minta BIN Usut Penunggang Kasus Ambon

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi I DPR meminta kepada Badan Intelijen Negara (BIN) agar mengusut pihak-pihak yang ingin memperpanjang konflik Ambon, Maluku, di daerah lain.

Pasalnya, pesan singkat yang berisi informasi menyesatkan kepada masyarakat di Jakarta dan kota di sekitarnya masih terjadi. "Tadi saya sampaikan kepada Kepala BIN (Sutanto), ini tolong dimonitor, diinvestigasi, siapa pihak yang ingin memanfaatkan situasi ini," kata Mahfudz Siddiq, Ketua Komisi I DPR, seusai rapat kerja dengan BIN, Selasa (13/9/2011) malam.

Mahfudz mengatakan, Sutanto dalam penjelasannya menyebut pemicu bentrokan antarkelompok di Ambon murni karena kesalahan informasi dan provokasi di masyarakat terkait kematian Darfin Saimen (32), tukang ojek. Darfin dipastikan tewas akibat kecelakaan lalu lintas, bukan dibunuh.

"Hal itu meluas. Reaksi massa ini tidak berbanding lurus dengan kesiapan aparat keamanan di sana," ucap politikus PKS itu.

Jadi, menurut BIN, tidak ada yang menunggangi kasus itu? "Menurut BIN ini terjadi begitu saja. Makanya ini cepat mereda karena memang tidak ada auktor-auktor yang secara khusus mengelola situasi," jawab dia.

Meskipun kesimpulan BIN tidak ada pihak yang mendesain bentrokan di Ambon, menurut Mahfudz, sangat dimungkinkan ada pihak-pihak yang memanfaatkan pascakerusuhan untuk memindahkan konflik ke daerah lain. "Tadi BIN mengatakan untuk terus melakukan proses identifikasi pihak-pihak yang melakukan penyebaran informasi," kata Mahfudz. Sandro Gatra | Glori K. Wadrianto |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar