Rabu, 14 September 2011

Kalimantan Selatan: 'Sweet Seventeen' SMP Sanjaya Banjarbaru

HIDUPKATOLIK.com - Dengan nada bangga Uskup Banjarmasin, Mgr Petrus Boddeng Timang, mengungkapkan bahwa SMP Sanjaya telah mampu berprestasi dan memberikan sumbangan bagi masyarakat.


Pada 17 Mei 2011, di aula gedung DPRD Kota Banjarbaru digelar pentas seni akbar perayaan Sweet Seventeen SMP Sanjaya Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Perayaan bertajuk “SMP Sanjaya Membangun Karakter Anak Bangsa” ini dihadiri Uskup Banjarmasin, Asisten I Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kalimantan Selatan H. Isra Ismail, Wakil Walikota Banjarbaru Ogi Fajar Nuzuli, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Firdaus Hazairin, Kepala Bimas Katolik Provinsi Kalimantan Selatan Drs Andreas Nua, para mantan kepala SMP Sanjaya.

Ketua Panitia Sweet Seventeen dr Hugo Taruk Nani mengungkapkan, pentas seni ini adalah puncak sekaligus penutupan HUT ke-17 SMP Sanjaya Banjarbaru. Rangkaian kegiatan ini dimulai sejak November 2010. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain workshop Tindakan Kelas, retret guru, rekoleksi siswa, bakti sosial, dan donor darah. Pada Tahun Ajaran Baru 2011/2012, SMP Sanjaya meyediakan beasiswa untuk 10 siswa.

Pada acara pentas seni, empat siswi memainkan biola dengan membawakan lagu khas Banjar “Ampar-Ampar Pisang”. Selain itu, acara ini dimeriahkan dengan penampilan beberapa group band. Turut memeriahkan acara, dua group band yang personilnya adalah alumni. Puncak pentas seni ini adalah sendratari yang didukung sekitar 80 siswa-siswi TK, SD, dan SMP. “Sendratari ini menyajikan kisah perjalanan SMP Sanjaya selama 17 tahun,” kata Asmadi MPd, koreografer sendratari ini.

Malam itu juga diadakan lelang dua penyekat ruangan dan dua set kursi tamu yang terbuat dari rotan. Benda-benda ini merupakan karya siswa-siswi bersama guru pembimbing kegiatan pengembangan diri, menganyam rotan.


Sanjaya Journalist Class. [Agus Puguh Santoso]


Napak tilas

Pada awalnya pendidikan SMP Sanjaya Banjarbaru diikuti oleh sembilan siswa. Waktu itu, sekolah dikelola oleh seorang kepala sekolah, yakni Petrus B. Kolin dan sepuluh guru. Kini, SMP ini memiliki gedung sendiri dengan enam ruang kelas. Tercatat 140 siswa belajar di tempat ini. Pembangunan gedung SMP ini dimulai pada April 1994. Pada 1991, gedung TK dan SD telah selesai dibangun.

Pendirian SMP Sanjaya berawal dari keprihatinan beberapa awam yang melihat anak-anak lulusan SD Katolik Sanjaya tidak dapat melanjutkan ke SMP. Pada awal keberadaannya, kerjasama antara yayasan dengan karyawan dan guru, serta keterbukaan terhadap orangtua siswa menjadi salah satu fokus perhatian. Fokus inilah yang kemudian sangat mendukung perjalanan sekolah ini.

Pada saat itu, SMP Sanjaya ditangani oleh tenaga guru honorer dengan upah yang sangat kecil. Namun, sekolah ini dikelola para guru dan kepala sekolah dengan semangat tinggi. Di sisi lain, tidak semua guru memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Sarana-prasarana sekolah pun terbatas, delapan ruang kelas dan satu ruang kepala sekolah. Gedung SMP Sanjaya Banjarbaru berdiri atas prakarsa Uskup Emeritus Banjarmasin, Mgr W.J. Wilhelmus Demarteau MSF.

Dalam perkembangannya, sejak tahun 2000 Pemerintah memberikan kepercayaan dengan memberi bantuan berupa ruang laboratorium IPA, dilengkapi dengan peralatan praktikum, ruang perpustakaan, buku-buku referensi, ruang guru, dan tiga ruang kelas.

Pada awalnya Yayasan Pendidikan Katolik Sanjaya Putra Banjarbaru dikelola Gereja Katolik Bunda Maria Banjarbaru. Sejak 1998, yayasan ini ditangani para suster dari Kongregasi Suster Santa Perawan Maria (SPM), dan pada 2005 diserahkan kepada Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang Berbelaskasih (SCMM).

Kepala SMP Sanjaya Banjarbaru, Sr Hubertine Nino SCMM, melengkapi fasilitas sekolah demi perkembangan SMP Sanjaya. Sejak 2010, sekolah ini mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan tambahan muatan lokal “menganyam rotan”. Melalui kurikulum ini dijalankan kegiatan life skill yang bertujuan menyiapkan generasi muda yang tangguh menghadapi tantangan kehidupan.


[
Sr Hubertine Nino SCMM.
 Agus Puguh Santoso]

Empat kegiatan unggulan SMP Sanjaya adalah pentas seni setiap tahun, English Plus, jurnalistik, dan seni menganyam rotan. Untuk pengembangan diri siswa, tersedia 11 kegiatan, yakni seni suara, seni tari, seni teater, band, biola, kolintang, English Plus, botani, sepak bola, bulu tangkis, dan jurnalistik.

Selain ruang kelas yang dilengkapi AC, sekolah juga dilengkapi dengan laboratorium komputer, laboratorium IPA, perpustakaan, ruang musik, dan laboratorium bahasa yang dilengkapi dengan peralatan untuk program pembelajaran Interactive English Media bekerjasama dengan SMP President School.

Pastor Pius Geroda Issohen MSF, salah seorang tokoh yang ikut mengawali pendirian SMP Sanjaya, menuturkan bahwa dirinya tidak penah membayangkan SMP Sanjaya akan berkembang seperti sekarang. Romo Pius menandaskan, “Bagi saya, yang terpenting SMP Sanjaya bisa mengembangkan generasi muda di Banjarbaru. Dulu, sekolah dan yayasan ini didirikan bukan untuk tujuan bisnis, melainkan untuk merangkul anak-anak Gereja supaya bisa menikmati pendidikan seperti halnya anak-anak lain yang hidup di Banjarbaru.”


Benny Sabdo,
Laporan Agus Puguh Santosa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar