Rabu, 27 Maret 2013

John Latuan: Ziarah Iman tak Bertepi

           
Di usia 55 Tahun sudah tidak tergolong muda lagi. Namun berkat kekuatan doa  Ia telah menorehkan sejarah dalam hidupnya  di Kota Maumere, bumi pijakan Bapa Paus Yohanes Paulus II, dengan menghasilkan goresan  ungkapaan permenungan dalam ziarah hidupnya yang tak bertepi. Pengalaman ziarah di tanah suci Yerusalem disharingkan kepada kita. Semua terekam dalam bukunya “Allah dalam jejak-jejak kehidupan, ziarah iman tak bertepi” 



 Pengalaman Ziarah di Tanah Suci
“Allah dalam jejak-jejak kehidupan, ziarah iman tak bertepi” adalah buah karya Bapak John di usia senja. Karya ini terinspirasi ketika dalam perjalanan ziarah suci ke Timur tengah: Amman dan Petra (Yordania), Nazareth, Tabor, Sungai Yordan, Danau Galilea, Kapernaum, Yerusalem, Makam Yesus Kristus, Sinai dan tempat-tempat suci lainnya sebagaimana tertera dalam Alkitab pada zaman Yesus 2000-an tahun lalu. Saya sungguh melihat dan merasakan Yesus dalam sejarah,” demikian kata suami dari Bernadetha Grasiana kepada penulis saat peluncuran buku di Aula LK3 I Maumere awal Januari lalu.
John Latuan
Pria kelahiran Lembata, yang juga Ketua Persekutuan Doa Hati Tak Bernoda Maria Maumere mengatakan, doa  sebagai kekuatan utama dalam hidup, banyak problem dapat diselesaikan dengan doa. Ini berangkat dari pengalaman dan permenungan saya dalam kelompok doa sekaligus pengalaman iman yang diperoleh di Tanah Suci. Pengalaman itu saya refleksikan dan  bagikan kepada masyarakat luas dengan membuat buku. Harapan refleksi itu menjadi pelajaran iman bagi  sesama untuk kehidupan agama dan penghayatan dalam hidup harian pembaca. Buku setebal 132 halaman  yang dicetak pada Penerbit Mosalaki Labrica Jakarta adalah buku kedua, setelah buku  perdananya Pulang Ke rumah, Bergumul dengan Nurani. Bapak dari ketiga putra, yang selalu tampil sederhana dengan senyuman  khas ini selalu membagikan pengalaman imannya  kepada  semua  orang  tanpa mengenal status pendidikan, ekonomi, politik, dan budaya.

Apresiasi dari tokoh agama dan masyarakat
Sekretaris Keuskupan Maumere Romo Richard Muga Buku, Pr., dalam kotbah misa peluncuran buku mengatakan, saya juga pernah ke Tanah Suci tetapi hanya sekedar wisata rohani saja tidak terpikir untuk merefleksikan dan dibukukan. Karya Bapa John ternyata sangat luar biasa, kita tidak saja dihadapkan dengan informasi tentang Tanah Suci tetapi  juga diajak turut merasakan getaran iman penulis di setiap tempat suci yang dikunjungi. Mudah-mudahan kita yang  punya kesempatan membaca buku ini semakin bertumbuh  dalam iman akanTritunggal Maha Kudus dan terutama semakin mencintai Sabda yang menjadi manusia”, harap  dosen Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero itu. Pujian  senada juga disampaikan Staf Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Daniel Boli Kotan, “buku karya John Latuan adalah sebuah anugerah, untuk menulis buku yang bernafaskan rohani atau teologi itu tidak gampang, apalagi datang dari seorang awam. Ini termasuk suatu karya besar yang sangat spektakuler “ ungkap dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintah Abdi Negara, Jakarta tersebut.

Sosok seorang John Latuan
            Johanes Baptista Bosco Latuan, dilahirkan di Balurebong-Lembata pada tanggal 8 Agustus 1958, Pendidikan SD-SMP di Lembata, SMAK St.Gabriel Maumere dan meraih sarjana muda di Perguruan Tinggi Undana Kupang. Kini  bekerja sebagai Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sikka. John juga pernah menjadi Local Adviser Pendidikan Anak Usia Dini yang bekerja sama dengan Pemerintah Australia dalam program NTT-PEP dan sebagai spesialis Gender pada NTT - PEP.  Selain aktif mengkoordinir dan menggerakan Komunitas Doa Hati Tak Bernoda Maria, juga aktif di Paroki St.Thomas Morus Maumere sebagai Ketua Rumpun Kemasyarakatan dalam Dewan Pastoral Paroki. (Agus Badjo/Yuven Fernandez, Staf Pengajar SMAK Frateran Mumere)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar