Selasa, 26 Maret 2013

KOMPAS DAN BM SELAMATKAN WARGA SIKKA DARI MINUM AIR PISANG



Maumere - Memasuki usia ke 67 tahun Indonesia merdeka, kesejahteraan masyarakat masih belum diperhatikan. Kemerdekaan belum dirasakan oleh warga kecamatan Kangae kabupaten Sikka Flores NTT. Minimnya infrastruktur, kelangkaan air bersih, kondisi jalan yang rusak dan yang lebih parah lagi untuk memasak sehari-hari dan minum warga menggunakan air pisang karena kesulitan air. Cara untuk memperoleh air pisang ini dengan mengorek pangkal pisang yang sudah ditebang sehingga membentuk sebuah lubang. Lubang itu kemudian ditutup dengan daun pisang, pada keesokan harinya di lubang itu terdapat genangan air. Air ini dipakai untuk minum dan masak tiap hari.
         
Uskup Maumere memberkati dua mobil tangki air
Selain itu warga juga mengkonsumsi air dari akar pohon ara dan dapat ditebak dengan kondisi ini tak heran banyak masyarakat yang menderita penyakit kulit seperti gatal-gatal. Untuk mengatasi kesulitan air bersih ini Plan International pernah membantu dengan membangun sejumlah bak penampung.
                         
Kepedulian
          Minggu  tanggal  25  November  2012 merupakan hari bahagia bagi warga Sikka khususnya warga Habi kecamatan Kangae Kabupaten Sikka. Penantian panjang warga yang sering mengonsumsi air pisang terjawab sudah. Bank Mandiri dan Harian Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas ibarat dewa penyelamat menurunkan dua unit mobil tangki air. Dua unit mobil yang berkapasitas 5 ribu liter ini akan dikelola CV Pembangunan St. Yosef Keuskupan Maumere  yang  dipimpin Romo Arkadius Dhosa, Pr, Pastor Paroki Maria Imaculata Habi.
Penyerahan mobil tangki air oleh Wakil Pemimpin Umum Kompas, St. Sularto dan Didik Haryanto Vice President Bank Mandiri kepada Romo Arkadius di Aula Paroki Habi disaksikan oleh uskup Maumere Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira,SVD.  Sebelum penyerahan Romo Arkadius bersama uskup memberkati mobil tangki air lewat ibadat yang dihadiri umat paroki Habi.
Uskup Kherubim pada kesempatan itu mengatakan bantuan yang diberikan Kompas dan Bank Mandiri merupakan bentuk kepedulian bagi orang yang berkekurangan. ”Saya harapkan bantuan ini betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan air bersih bagi warga Sikka. Dua buah tangki air itu dirawat baik-baik dan warga diminta untuk menanam pohon di sumber-sumber mata air yang ada di Sikka,” tegas Uskup.
seorang ibu sedang mengambil air dari genangan air pisang untuk masak dan minum.
          Wakil Pimpinan Umum Kompas St. Sularto mengatakan, bantuan kemanusiaan Kompas yang diberikan kepada masyarakat Sikka merupakan kerjasama Bank Mandiri dan Kompas. Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas,  tambah Sularto tidak hanya membantu warga Sikka Flores, tetapi bantuan serupa juga diberikan kepada masyarakat Aceh dan Yogyakarta. ”Dengan bantuan mobil tangki air diharapkan warga tidak lagi mengonsumsi air pisang,” tandasnya seraya mengatakan pihaknya sedang membantu sumur bor di kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Ngada.
          Sementara itu, Vice President Bank Mandiri Didik Haryanto mengatakan setiap tahun Bank Mandiri menyisihkan dua persen dari keuntungannya untuk kegiatan sosial kemasyarakatan. ”Bantuan mobil tangki air adalah bentuk kepedulian sosial bagi masyarakat Sikka. Bantuan serupa ini juga pernah kami berikan di Timor,” ujar Haryanto.
          Kehadiran bantuan mobil tangki air ini kata Romo Arkadius, lewat proses panjang. Berawal dari peristiwa tahun 2011 lalu di Sikka, masyarakat datang  kepadanya dan mengeluhkan krisis air bersih. Romo Arka demikian sapaannya, melobi ke Harian Kompas guna mendapat bantuan mengatasi masalah klasik di kabupaten Sikka tersebut. Akhirnya terjawab dengan bantuan 2 mobil tangki air. Bantuan ini akan dipakai untuk melayani warga Sikka dengan harga yang berbeda dengan tangki air umumnya. ”Kalau tangki umum Rp. 90 ribu untuk lima ribu liter maka tangki yang dikelola ini harganya dibawah jualan air yang sering melayani masyarakat sehingga dapat meringankan beban,” kata Romo. (Yuven Fernandez,  Maumere)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar