Selasa, 26 Maret 2013

Sosok Kardinal Jorge Mario Bergoglio, S.J., Paus Fransiskus, yang Rendah Hati




Kardinal Jorge Mario Bergoglio, S.J., Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, wilayah Timur Argentina, lahir pada tanggal 17 Desember 1936 di Buenos Aires. Ia adalah anak pertama dari 5 bersaudara dari keturunan Italia. Ayahnya, Mario Jorge,  seorang pekerja kereta api asal Italia. Beliau menamatkan pendidikan dan meraih gelar master di bidang teknik Kimia, tetapi kemudian memilih menjadi imam dan masuk di seminari Villa Devoto. Pada 11 Maret 1958, beliau pindah ke Novisiat Serikat Jesus dimana ia menyelesaikan studi sastra di Chili. Tahun 1963, ia kembali ke Buenos Aires, dan meraih gelar Sarjana Filsafat pada Seminari Tinggi St. Yoseph San Miguel. Antara tahun 1964 dan tahun 1965, ia mengajar literature dan psikologi pada Perguruan Tinggi Imakulata di Santa Fe dan kemudian tahun 1966, beliau mengajar mata kuliah yang sama pada universitas El Salvador, Buenos Aires.
Tahun 1967 sampai 1970, Ia studi teologi di Seminari Tinggi St. Yoseph, San Miguel. Pada tanggal 13 Desember 1969, Jorge Mario ditahbiskan menjadi imam Jesuit. Sejak tahun 1970 sampai 1971, ia menjalani masa percobaan ketiga di Alcala de Henares, Spanyol dan pada 22 April 1973, ia mengikrarkan kaul kekal.
 Kemudian ia menjabat sebagai Magister Novis pada Novisiat Villa Varilari di San Miguel sejak tahun 1972 hingga 1973, dimana ia juga mengajar teologi. Pada tanggal 31 Juli 1973 ia terpilih menjadi Provinsial Serikat Jesus Argentina, tugas yang dilayaninya selama 6  tahun.
Dari tahun 1980 sampai 1986, beliau menjadi rector pada fakultas filsafat dan teologi San Miguel serta membantu sebagai pastor  di paroki Patriarca San Jose, Keuskupan San Miguel. Pada Maret 1986, ia berangkat ke Jerman untuk menyelesaikan doktoralnya. Lalu superior mengirimnya ke universitas El Salvador dan kemudian ke Cordoba dimana ia melayani sebagai bapa pengakuan dan pembimbing rohani.

Pada tanggal 20 Mei 1992, Yohanes Paulus II menetapkan ia sebagai Uskup Auca dan Auxilier Buenos Aires. Ia menerima tahbisan uskup di Katedral Buenos Aires dari Kardinal Antonio Quarracino, Nuntius Apostolik Ubaldo Calabresi dan Uskup Emilio Ognenovich.
 Pada tanggal 3 Juni 1997, ia diangkat menjadi Uskup Coadjutor Keuskupan Buenos Aires dan menggantikan Kardinal Antonio Quarracino pada tanggal 28 Februari 1998. Ia aktif dalam berbagai sinode para uskup. Ia juga melayani sebagai Presiden Konferensi Para Uskup Argentina sejak 8 November 2005 sampai 8 November 2011.
 Akhirnya ia diangkat menjadi Kardinal oleh mendiang Yohanes Paulus II dalam konsistori (pemilihan kardinal) pada 21 Februari 2001, dengan mengambil nama S. Roberto Bellarmino (St. Robert Bellarmino). Ia  pernah menjadi anggota Kongregasi Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen dan anggota Institut Hidup Bhakti dan Komunitas Hidup Kerasulan. Ia juga aktif sebagai anggota dewan kepausan untuk keluarga; dan anggota Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.  Pada tanggal 12-13 Maret dalam sidang konklaf (pemilihan Paus) Kardinal Jorge Mario Bergoglio, SJ., pun terpilih menjadi Paus ke-266 setelah Paus Emeritus, Benediktus XVI mengundurkan diri karena alasan kesehatan.
 Jorge Bergoglio sangat terkenal bukan karena kepandaiannya dalam ilmu pengetahuan, tetapi dalam cara hidup yang sangat sederhana. Keprihatinannya terhadap rakyat miskin dan papa membentuknya menjadi seorang pejuang keadilan sosial. Diberitakan bahwa ia bahkan tidak memilih tinggal di wisma keuskupan, tetapi di sebuah apartemen kecil. Tugas kesehariannya dijalankannya hanya dengan jalan kaki dan menggunakan kendaraan umum, ketimbang menggunakan mobil mewah. Bahkan pemandangan yang sangat menakjubkan terjadi ketika Jorge Mario Bergoglio mengunjungi para penderita HIV/AIDS, Beliau tidak segan-segan untuk mencuci dan mencium kaki para penderita HIV/AIDS tersebut. Sejak masa remaja, ia mengidap infeksi yang membuatnya kehilangan satu paru-paru. Kehadirannya membuka suatu babak baru wajah Gereja Katolik ke depan. “Sekarang kita mengadakan perjalanan: Uskup dan umat. Inilah perjalanan kepemimpinan Gereja Roma yang memimpin seluruh Gereja dalam kasih. Suatu perjalanan penuh persaudaraan, cinta kasih, dan kepercayaan di antara kita. Marilah kita selalu berdoa bagi sesama. Marilah kita berdoa bagi seluruh dunia, sehingga tercipta semangat persaudaraan. Inilah harapanku padamu bahwa perjalanan Gereja ini, yang kita awali hari ini, dan dimana para kardinal, hadir di sini, akan menolong saya, menghasilkan buah-buah bagi evangelisasi sebuah kota yang sangat indah ini” ujar Paus Fransiskus dalam  sambutan pertamanya menjadi Pemimpin Gereja Katolik Sedunia. “Sekarang saya akan memberikan berkat, tetapi sebelumnya pertama-tama saya memohon kemurahan hatimu, untuk berdoa kepada Tuhan agar memberkatiku. Marilah kita berdoa” ajak Paus Fransiskus kepada sejumlah besar umat di lapangan St. Petrus sambil mendoakan doa Salam Maria dan Bapa Kami. Sesudah akhirnya beliau pamit meninggalkan balkon St. Petrus. (Anthoni Primus/Agenzia Fides)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar