Kamis, 16 Agustus 2012

Lokakarya Pendidikan Gereja Katolik Paroki Santo Yakobus Citraland Surabaya


Melatih Anak Menjadi Cerdik


Surabaya - Era globalisasi yang begitu pesat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai pengembangan tingkat literasi generasi muda terhadap teknologi multimedia, membawa dampak menurunnya fokus perhatian dan rasa penghargaan para generasi muda  terhadap para pendidik yang mengajar dengan teknik konvensional. Terlebih lagi, rendahnya pemahaman para pendidik terhadap potensi dan talenta siswa menjadi kendala dalam merebut perhatian dari siswa selama proses pembelajaran di kelas. Hal ini pada gilirannya akan menurunkan efektivitas proses pembelajaran dan pendidikan nilai di kelas.
Upaya peningkatan pemahaman dan pengenalan para pendidik terhadap potensi dan talenta siswa secara pribadi menjadi kebutuhan yang urgen dalam mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku yang baik, dan pendidikan nilai bagi siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa bidang pengembangan pendidikan, baik formal, non-formal, maupun informal, berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa.
Berdasarkan analisis kebutuhan dan identifikasi akar permasalahan tersebut, dirasakan perlu meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan perilaku para pendidik dalam mengelola proses pembelajaran bagi generasi muda. Ini membantu  memotivasi para pendidik, baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam  membangun suasana pembelajaran di kelas yang kondusif demi pencapaian proses pendidikan yang bermutu bagi generasi muda. Demikianlah proses pemindahan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku yang baik, dan pendidikan nilai dapat berjalan secara efektif melalui interaksi yang berkualitas antara para pendidik dengan siswa.
Terinspirasi oleh semangat tersebut, Seksi Pendidikan Dewan Pastoral Paroki Santo Yakobus Citra Land, Surabaya menyelenggarakan kegiatan Lokakarya dengan tema “Melatih Anak Menjadi Cerdik” bagi para insan pendidikan Katolik (pendidik) khususnya Guru SMP dan SMA (sekolah Katolik dan non-Katolik), serta para Pendamping Kelompok BIAK, Pra-REKAT, REKAT, dan Orang Muda Katolik. Ketua Seksi Pendidikan Paroki,  Fransiscus Kuncoro Foe, mengatakan bahwa forum ini juga diharapkan dapat menjadi sarana berbagi pengalaman dan berdialog dalam upaya meningkatkan peran dan kontribusi demi menciptakan pendidikan yang bermutu di lingkungan/kelompok dan sekolahnya masing-masing. “Diharapkan para pendidik Katolik tetap bersemangat dan saling peduli, dan merasa sebagai saudara seiman dalam mengembangkan pendidikan bagi para generasi muda, sebagai calon pemimpin dan pengambil keputusan di masa mendatang,” ujar Kuncoro.
Hadirkan motivator berpengalaman
Vincentius Krishnamurti
               Tujuan dan target dari kegiatan yang dilakukan ini, Kata Kuncoro, yakni: Pertama, meningkatkan kemampuan dan teknik para insan pendidikan dalam melatih anak menjadi cerdik melalui tantangan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kehidupan nyata. Kedua, meningkatkan persaudaraan iman dan rasa solidaritas antara para insan Katolik yang berkarya dalam dunia pendidikan formal (guru) dan informal (pendamping kelompok generasi muda). Ketiga, meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan rasa tanggung jawab dari para insan pendidikan akan tugas panggilan sebagai pendidik dalam arti yang sebenarnya. Keempat, meningkatkan kesadaran para pendidik tentang perlunya pemahaman akan potensi dan talenta siswa secara pribadi agar mereka dapat menjadi pribadi yang utuh dan berkarakter. Kelima, meningkatkan kesadaran akan peran yang strategis para pendidik di dalam upaya untuk menciptakan pendidikan yang bermutu bagi calon pemimpin masa depan.
         Kegiatan lokakarya pendidikan ini dilaksanakan dalam dua gelombang, yakni pada Mei bertempat di Balai Paroki dan akhir Juli 2012 lalu di Pastoran Gereja Santo Yakobus. Lokakarya ini menghadirkan narasumber seorang Mindset Motivator dari Jakarta, Vincentius Krishnamurti.
         Krishnamurti menyampaikan indikator-indikator keberhasilan yang mencakup,  persaudaraan iman dan rasa solidaritas antara para insan Katolik yang berkarya di dalam dunia pendidikan formal (guru) dan informal (pendamping kelompok generasi muda). Kemudian timbulnya kesadaran, partisipasi, dan rasa tanggung jawab dari para insan pendidikan akan tugas panggilan sebagai pendidik dalam arti yang sebenarnya. Diharapkan timbul kesadaran  dari para pendidik tentang perlunya pemahaman akan potensi dan talenta siswanya secara pribadi, agar mereka dapat menjadi seorang pribadi yang utuh dan berkarakter, serta timbulnya kesadaran akan peran yang strategis dari para pendidik di dalam upaya untuk menciptakan pendidikan yang bermutu bagi para calon pemimpin masa depan. “Performance yang luar biasa tergantung pada keselarasan pikiran, tubuh dan emosi yang mana akan selaras bila ter-integrasi,” ucap Krishnamurti. Kepada peserta lokakarya Krishnamurti menyampaikan bahwa untuk sukses IQ (intelegence quality) saja tidak cukup, kita perlu memiliki kemampuan olah pikiran dan olah perasaan. (Parulian Tinambunan – Surabaya).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar