Rabu, 08 Agustus 2012

Pria bersenjata menyerang Gereja di Nigeria


Pria bersenjata menyerang umat yang sedang berdoa di Gereja, di pusat Nigeria pada senin malam, 6 Agustus lalu, menewaskan sekitar 19 orang, termasuk pastor yang melayani serta beberapa lainnya mengalami luka.  

Serangan tersebut sebenarnya ditargetkan terhadap Gereja Protestan  di kota Kogi, sekitar 250 Km sebelah selatan Ibu Kota Nigeria, Abuja. Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan tersebut.

Senat President David Mark dan Mgr. John Onaiyekan dalam  suatu pertemuan
Uskup Abuja, Mgr. John Onaiyekan mengungkapkan serangan tersebut tidak biasanya terjadi. “Serangan itu untuk menentang sebuah Gereja Pentekosta, dan itu tidak terjadi pada hari Minggu. Dimana hari itu orang-orang biasanya berkumpul di Gereja. Dan pada senin malam, diadakan Program Pendalaman Kitab Suci. Itu berarti saat dimana Gereja tidak dijaga. Biasanya pengamanan, saya yakin, tidak dilakukan pada senin malam seperti pengamanan pada pelayanan hari Minggu” jelas Mgr. Onaiyekan.  Lebih lanjut Mgr. Onaiyekan mengungkapkan keprihatinannya terhadap serangan tersebut. “Sangat disayangkan, karena ini terjadi di pusat kota, di Kota Kogi, yang sangat dekat dengan dua sungai Niger dan Benue, selatan dari Abuja. Kita tidak menyebut serangan itu jauh dari kota Nigeria, meskipun terjadi di pusat Nigeria” ujar Mgr. Onaiyekan.  Serangan tersebut tidak berkaitan dengan isu agama. Bahkan komunitas muslim di sekitarnya turut membantu mengidentifikasi pelaku penyerangan tersebut. “Tidak mungkin bahwa para pemimpin religius pergi dan membeli senjata untuk melindungi kami. Kami percayakan diri pada perlindungan dan tanggung jawab negara. Tetapi itu tidak cukup. Ada suatu perkembangan dalam waktu dekat mengenai situasi pengamanan sekitar” tambah Uskup Onaiyekan. Uskup mengajak semua pihak untuk penting menyadari  situasi tersebut.

“Ini bukanlah masalah satu agama sendiri, tetapi menyangkut juga semua dimensi religius. Ada unsur politik, orang yang memanfaatkan ini sebagai bagian dari agenda politik. Ini adalah agenda politik yang mudah mereka temukan untuk menyamar dalam label-label agama. Dimensi politik ini penting dijelaskan secara tepat  oleh pemerintah“.  
Akhirnya, Uskup Onaiyekan menyerukan untuk berdoa. „Kami meminta kepada para pendengar, siapa pun yang mendengarkan kami, khususnya umat Kristen dan Katolik untuk terus berdoa bagi kami, sehingga iman kami dikuatkan. Karena dengan kekuatan iman kami dapat terus selalu  melaksanakan apa yang kami imani, bahkan dalam bahaya sekalipun. Bahaya tidak ada di mana-mana. Serangan sporadis tersebut, sebagaimana dapat dengan sulit kita prediksi. Anda tidak tahu di mana mereka melakukan serangan berikutnya. Setiap kemungkinan serangan tidak akan  pernah berhenti. Tetapi jika hal itu datang, kita bersyukur pada Allah bahwa orang akan berbaris dengan Allahnya. Kita dapat mengatakannya untuk saat ini. Kita berharap masalah ini akan segera berlalu. Teruskan berdoa bagi kami!“ himbau Mgr. John Onaiyekan dengan tegar. (Ed. Primus/News.va)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar