Senin, 20 Agustus 2012

Gereja Irak Menantikan Kunjungan Paus Benediktus XVI Ke Libanon

Mgr. Shlemon Warduni,
Detik-detik persiapan kunjungan apostolik Paus Benediktus XVI ke Libanon, 14-16 September 2012 ini,  telah mewarnai gereja-gereja Katolik di Timur Tengah. Kunjungan itu dimaksudkan terutama untuk mengumumkan dan menyampaikan pesan anjuran Pasca-Sinode Apostolik bagi Timur Tengah, termasuk dokumen Sinode Para uskup Timur tengah tahun 2010. Kunjungan Paus tersebut merupakan penantian penuh  harapan yang tidak hanya di Libanon tetapi juga bagi komunitas Kristiani di berbagai wilayah Timur Tengah. Mgr. Shlemon Warduni, Uskup Auxiliar Baghdad menjelaskan Gereja di Irak sangat menantikan kunjungan Paus. Uskup  Warduni mengungkapkan, “Meskipun seluruh kesulitan yang ada dan semua keadaan di Timur Tengah meragukan, termasuk di Irak, Gereja menantikan dengan harapan besar kunjungan Bapa Suci ke Libanon”. Ini adalah “kunjungan seorang bapa kepada anak yang dikasihinya, yang merasakan perhatian darinya, dalam segala situasi”,  tambah Uskup Warduni. ”Bahkan di Irak, kami mengharapkan sebuah Anjuran Apostolik dengan cinta dan harapan besar. Ada banyak kesulitan, khususnya masalah keamanan. Kami berharap, bahwa kunjungan ini akan membawa penghiburan besar, peneguhan hati serta dukungan yang besar”.

Berikut petikan wawancara sekilas Alexander Gisotti (AG) dengan Uskup Warduni:

AG: Paus tidak hanya bertemu dengan umat Kristen tetapi juga dengan para Uskup- Paus juga akan bertemu dengan komunitas Muslim. Ini sangat penting untuk suatu dialog yang kuat...

Warduni: Tentu saja! Dialog antara Muslim dengan Kristen di Timur Tengah dibahas dalam Sinode. Semua kita hidup dalam satu tempat: di sini kita tumbuh bersama, hidup bersama, dan khususnya kita sebagai saksi Injil- kita selalu mencoba untuk dekat dengan saudara-saudara kita, mencoba membuat manusia memahami bahwa agama harus membawa pada kebersamaan, membantu manusia memahami Roh Allah hadir di mana-mana. Jika kita tidak menghargai setiap orang, jika kita salah membantu dan mengusahakan rekonsiliasi, akan mempersulit untuk memperbaiki segala situasi, seperti perang, karena Kasih Allah dan kasih terhadap sesama tidak dipahami”.

AG: Perjalanan Paus ke Libanon juga akan menjadi suatu pendorong bagi sebagian orang Kristen di pelarian. Pendekatan Paus ini dirasakan oleh umat Kristen di Irak?

Warduni: Seperti yang paus harapkan pada kita, kita harus mencintai bangsa kita, kita harus berpegang pada iman kita, berpegang pada Gereja dan bangsa kita. Ini adalah saat pengharapan yang besar dan kuat, sehingga setiap orang dapat kembali ke rumahnya masing-masing: di sana, mereka akan sungguh-sungguh menemukan kebahagiaan. Kita berharap setiap orang dapat hidup aman dan damai!” (Ed. Primus/News.va)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar