Selasa, 21 Agustus 2012

P. PAUL BUDI KLEDEN, SVD, ANGGOTA DEWAN GENERAL SVD

 Pater Paul Budi Kleden
Pater Paul Budi Kleden, terpilih menjadi anggota Dewan General SVD. Ia adalah anggota
kapitularis, utusan dari Provinsi SVD Ende (IDE).
Pater Budi dilahirkan pada 16 November 1965 di Waibalun-Larantuka, Flores, Indonesia.
Lahir sebagai anak kelima dari bapa Petrus Sina Kleden (meninggal tahun 2000) dan Dorotea
Sea Halan. Pater Budi Kleden mempunyai dua saudara dan empat saudari.
Pater Budi Kleden menyelesaikan sekolah dasarnya di SDK-Waibalun dan pendidikan
seminari menengah Hokeng. Ia bergabung dengan SVD pada tahun 1985 di Ledalero dan
menyelesaikan masa novisiat dan studi filsafatnya di tempat yang sama. Studi teologi
diselesaikannya di St. Gabriel, Austria. Pada tanggal 15 Mei 1993, ia ditahbiskan menjadi
imam di St. Gabriel.
Dari tahun 1993-1996, ia bekerja di Swiss sebagai asisten pastor paroki Steinhausen
kemudian di Auw. Ia melanjutkan studi doktoralnya dalam bidang teologi systematis pada
Universitas Albert Ludwig di Freiburg, Jerman pada tahun 1996-2000. Sejak 2001 ia menjadi
dosen teologi di Ledalero. Ia menjadi anggota dewan provinsi (IDE) pada tahun 2005-2008
dan sebagai Wakil-Provinsial selama satu tahun dalam pperiode itu. Sejak tahun 2011 ia juga
menjadi Direktur Program S2 di Ledalero.

Senin, 20 Agustus 2012

Gereja Irak Menantikan Kunjungan Paus Benediktus XVI Ke Libanon

Mgr. Shlemon Warduni,
Detik-detik persiapan kunjungan apostolik Paus Benediktus XVI ke Libanon, 14-16 September 2012 ini,  telah mewarnai gereja-gereja Katolik di Timur Tengah. Kunjungan itu dimaksudkan terutama untuk mengumumkan dan menyampaikan pesan anjuran Pasca-Sinode Apostolik bagi Timur Tengah, termasuk dokumen Sinode Para uskup Timur tengah tahun 2010. Kunjungan Paus tersebut merupakan penantian penuh  harapan yang tidak hanya di Libanon tetapi juga bagi komunitas Kristiani di berbagai wilayah Timur Tengah. Mgr. Shlemon Warduni, Uskup Auxiliar Baghdad menjelaskan Gereja di Irak sangat menantikan kunjungan Paus. Uskup  Warduni mengungkapkan, “Meskipun seluruh kesulitan yang ada dan semua keadaan di Timur Tengah meragukan, termasuk di Irak, Gereja menantikan dengan harapan besar kunjungan Bapa Suci ke Libanon”. Ini adalah “kunjungan seorang bapa kepada anak yang dikasihinya, yang merasakan perhatian darinya, dalam segala situasi”,  tambah Uskup Warduni. ”Bahkan di Irak, kami mengharapkan sebuah Anjuran Apostolik dengan cinta dan harapan besar. Ada banyak kesulitan, khususnya masalah keamanan. Kami berharap, bahwa kunjungan ini akan membawa penghiburan besar, peneguhan hati serta dukungan yang besar”.

Berikut petikan wawancara sekilas Alexander Gisotti (AG) dengan Uskup Warduni:

AG: Paus tidak hanya bertemu dengan umat Kristen tetapi juga dengan para Uskup- Paus juga akan bertemu dengan komunitas Muslim. Ini sangat penting untuk suatu dialog yang kuat...

Warduni: Tentu saja! Dialog antara Muslim dengan Kristen di Timur Tengah dibahas dalam Sinode. Semua kita hidup dalam satu tempat: di sini kita tumbuh bersama, hidup bersama, dan khususnya kita sebagai saksi Injil- kita selalu mencoba untuk dekat dengan saudara-saudara kita, mencoba membuat manusia memahami bahwa agama harus membawa pada kebersamaan, membantu manusia memahami Roh Allah hadir di mana-mana. Jika kita tidak menghargai setiap orang, jika kita salah membantu dan mengusahakan rekonsiliasi, akan mempersulit untuk memperbaiki segala situasi, seperti perang, karena Kasih Allah dan kasih terhadap sesama tidak dipahami”.

AG: Perjalanan Paus ke Libanon juga akan menjadi suatu pendorong bagi sebagian orang Kristen di pelarian. Pendekatan Paus ini dirasakan oleh umat Kristen di Irak?

Warduni: Seperti yang paus harapkan pada kita, kita harus mencintai bangsa kita, kita harus berpegang pada iman kita, berpegang pada Gereja dan bangsa kita. Ini adalah saat pengharapan yang besar dan kuat, sehingga setiap orang dapat kembali ke rumahnya masing-masing: di sana, mereka akan sungguh-sungguh menemukan kebahagiaan. Kita berharap setiap orang dapat hidup aman dan damai!” (Ed. Primus/News.va)

PAX CHRISTI Award 2012 bagi Uskup Dr. Onaiyekan, Pujangga Perdamaian

Uskup Abuja, John Onaiyekan
    Uskup Abuja, John Onaiyekan terpilih sebagai penerima penghargaan Pax Christi International   Award   2012  sebagai Pujangga Perdamaian. Uskup Onaiyekan telah berkarya mengupayakan dialog   interreligius  berhadapan  dengan  kebengisan  Boko  Haram  yang  meneror  kaum  Kristen dan Muslim  yang  tidak  sepaham  dengan  mereka. Penyerahan  penghargaan  Pax Christi  International  Award 2012  tersebut  akan disampaikan pada 31 oktober 2012. Penghargaan ini diberikan sebagai penghargaan terhadap kiprah uskup Dr. John Onaiyekan dalam mempromosikan dialog  keadilan dan perdamaian dan dialog interreligius di antara orang-orang dengan berbagai keyakinan yang berbeda di Afrika, khususnya di Nigeria. Beberapa bidang yang ditanganinya antara lain, sebagai Koordinator African Council of Religious Leaders – Religions for Peace (ACRL – RfP), Koordinator  Nigeria Inter-Religious Council (NIREC). Uskup Onaiyekan berkarya sebagai Uskup Abuja sejak tahun 1994. Presiden Pax  Christi  International, Marie Dennis (USA) dan uskup Kevin Dowling memuji Uskup. Dr. Onaiyekan karena peran pentingnya dalam membangun jembatan antara Kristen dan Muslim di Nigeria dan di luarnya. Pax Christi International  menetapkan suatu penghargaan tiap tahun bagi figur masa kini yang berkarya  menghadapi kekerasan dan ketidakadilan. Pax Christi International memberikan penghargaan bagi siapa saja yang mengusahakan keadilan dan perdamaian dalam dunia yang beraneka ragam ini. Pax Christi international diinspirasikan oleh beberapa tokoh terkenal, pahlawan perdamaian seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King, Dorothy Day, Franz Jägerstätter dan para martir dari El Salvador.  (Ed. Primus/News.va)

Uskup Lazzarotto, Nuntius baru Israel, Delegasi Apostolik Yerusalem dan Palestina

Uskup Giuseppe Lazzarotto
    Paus Benediktus XVI mengangkat Uskup Giuseppe Lazzarotto, yang sebelumnya menjabat sebagai Nuntius Apostolik Australia, sebagai Nuntius Apostolik Israel dan delegasi di Yerusalem dan Palestina. Kepada Radio Vatikan, uskup Lazzarotto mengungkapkan, “Saya sadar ini suatu tantangan besar”. “Tetapi tantangan itu saya terima dengan gembira; karena saya berpikir ini penting untuk melanjutkan karya beberapa tahun sebelumnya yang diselesaikan dengan kerja keras dan ramah oleh pendahulu saya. Saya akan pindah bersama mereka dan menawarkan upaya terbaikku sebagai alasan bagi dialog dan perdamaian”.
    Uskup Lazzarotto mengungkapkan bahwa hanya dengan dialog dapat menemukan solusi yang mempertemukan berbagai aspirasi dari berbagai orang dalam wilayah yang berbeda. “Ada banyak pria dan wanita yang memiliki kehendak baik yang hidup di Tanah Suci” ungkapnya. Berbicara tentang komunitas kecil umat Kristiani, Uskup Lazzarotto memuji kesetiaan mereka terhadap imannya, melalui “gerakan kecil persaudaraan, dan tindakan kecil dalam saling memahami, dalam dialog dan persahabatan”. “Saya yakin ini jalan kecil yang penting untuk hidup dalam kebersamaan, dalam harmoni dan persaudaraan, menjadi saksi Kebangkitan Tuhan” ujar Uskup Lazzarotto. Anggota komunitas Kristiani menghidupi komitmen iman mereka.
Uskup Lazzarotto telah dikenal di wilayah tersebut. Penugasan pertamanya sebagai Nuntius Apostolik sebelumnya di Yordan dan Irak tahun 1994-2000. Ia juga sebelumnya melayani di Yerusalem sejak tahun 1982-1984. (Ed. Primus/News.va)

Minggu, 19 Agustus 2012

Bintang Film Tanah Air Pun Sukses Menembus Perfilman Hollywood

Kapanlagi.com - Tolok ukur perfilman dunia sampai saat ini masih dipegang oleh Hollywood. Bagi insan perfilman non-Hollywood, menembus ketatnya persaingan dan dapat bermain dalam salah satu film Hollywood jelas jadi prestasi membanggakan.
Beberapa pemain film Indonesia nyatanya pernah ikut ambil bagian dalam film Hollywood yang katanya susah ditembus aktor non Hollywood tersebut. Ini menjadi prestasi yang tak boleh dipandang sebelah mata. Kesempatan tersebut belum tentu didapat aktor/aktris asal Indonesia setiap tahun, atau bahkan di sepanjang karirnya.
Peran utama atau bukan, tak jadi masalah. Dari keterlibatan mereka dalam produksi film Hollywood ini, penonton bisa menilai bahwa mereka ini punya kelebihan. Simak saja mereka yang sukses nongol di film Hollywood ini, mulai dari aktris senior sampai aktor debutan yang punya kemampuan bela diri tinggi. (kpl/dka/nat)

Makin Nakal, Kristen Stewart Merokok dan Tampil Super Seksi

Kapanlagi.com - Semakin hari, Kristen Stewart semakin berani menunjukkan keseksiannya. Kini, bintang TWILIGHT ini melangkah lebih jauh dengan penampilannya yang seksi sekaligus nakal. Seperti apa ya?
Seperti dilansir dari Dailymail, kekasih Robert Pattinson ini tampil mengenakan busana seksi bernuansa gelap. Bukan hanya seksi, Kristen juga terlihat lebih 'berandal' dengan sepuntung rokok yang ada di tangannya.
Namun pose itu ternyata hanya rekayasa. Kristen diminta menjadi model untuk majalah Interview edisi terbaru. Tak hanya sendiri, lawan main Kristen, Charlize Theron juga muncul dalam foto tersebut, tapi dalam penampilan yang lebih anggun.
Dengan background yang beraroma mistis, kedua bintang ini berhasil membuat publik terpesona dengan penampilan mereka. Pasalnya, dalam foto bertema gothic tersebut keduanya benar-benar tampak seperti kakak dan adik.
Selain bagian dari majalah Interview, juan pemotretan ini tak lain untuk mempromosikan film SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN yang dibintangi keduanya. Namun dalam foto ini, karakter Snow White yang diperankan Kristen Stewart seolah hilang dan berganti menjadi nuansa sihir Ratu Iblis ala Charlize Theron.
Mana nih gaya favorit kamu? Maskulin ala Kristen Stewart, atau anggun ala Charlize Theron? Yang manapun, dua-duanya sama-sama oke untuk jadi modal aksi maksimalmu di ajang Superstar Challenge. Klik di sini dan jadilah bintang selanjutnya. (dym/ris)

Robsten Kembali Mesra di Still Terbaru 'TWILIGHT'

Kapanlagi.com - Perselingkuhan telah membuat hubungan Robert Pattinson dan Kristen Stewart berantakan. Namun kini, muncul foto-foto mesra pasangan itu. Apakah mereka bersama kembali?
Tentu saja tidak. Foto-foto itu tak lain adalah still terbaru TWILIGHT yang diambil sebelum berita perselingkuhan Kristen terkuak. Kini, foto-foto itu resmi dirilis dalam rangka promosi film TWILIGHT.
Dalam still tersebut, pasangan tersebut tampak dilanda cinta yang sangat dalam. Salah satu foto menggambarkan keduanya sedang berpose di taman bunga yang indah.
Foto lain juga menggambarkan keduanya saling berpelukan dan berpegangan tangan. Selain itu, ada beberapa gambar yang menunjukkan kebersamaan mereka dengan sang buah hati.
Tak ayal, foto-foto ini benar-benar membuat Twihard miris. Kemesraan yang tampak saat itu benar-benar bertolak belakang dengan apa yang terjadi sekarang.
Robsten berpisah sejak Kristen ketahuan berselingkuh dengan sutradara SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN, Rupert Sanders. Pasangan itu telah sama-sama meninggalkan rumah yang mereka tinggali bersama. (dym/ris)

Kamis, 16 Agustus 2012

9 FRATER BHK SERAH SETIA SEUMUR HIDUP



          Maumere - Bertepatan dengan Pesta Maria Diangkat ke Surga Minggu (12/8) di Katedral Maumere, 9 frater  Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus (BHK) mengikrarkan  Kaul  Kekal di hadapan  Superior Fr. M. Simon, BHK dan disaksikan Vikjen Keuskupan Maumere P. Dr. Wilem Djulei Conterius, SVD, 13 imam konselebran, biarawan/ti, undangan, umat paroki St. Yosef Maumere. Ikrar Kaul Kekal yang bertema “Aku Hadir Demi Engkau” tersebut dimeriahkan oleh koor peserta didik SMAK Frateran pimpinan  Ibu Edel dan Frater M. Albert, BHK. Perayaan diawali dengan upacara adat dan wewar huler wair (para yubilaris direciki dengan air kelapa muda, bahasa Sikka, red) oleh bapak Daniel Gaseng.
          Vikjen, dalam homilinya menegaskan, keputusan 9 Frater BHK untuk memilih jalan hidup membiara hendaknya tidak salah jalan dan tidak keliru. Mereka harus  mencontohi Santa Perawan Maria dengan kerendahan hati menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan sesama. Sebagai Frater lanjut Vikjen harus betul-betul mempersatukan diri dengan Yesus dalam doa, keheningan dan mati raga. ”Dengan kuasa Roh Kudus para frater harus mewartakan kabar gembira kepada kaum papa. Sebagai nabi-nabi kecil harus menyuarakan kebenaran dan keadilan,” tandas mantan Rektor Universitas Nusa Nipa Maumere ini. “Yesus memanggil Anda untuk tinggal bersama DIA dan menjadi sahabat-Nya yang setia dan konsisten. Mewartakan sabda Tuhan kepada orang banyak tentang Yesus yang menderita dan bangkit demi keselamatan manusia. Visi dan misi Yesus harus menjadi bagian yang utuh dalam diri para Frater. Tugas para Frater membasmi kekerasan, KKN dan krisis nilai yang terjadi di era globalisasi” demikian ujar Doktor Misiologi tersebut.
          Pemimpin umum Kongregasi Frater BHK, Fr. Maria Simon, BHK pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada Ke 9 Frater yang rela bergabung dengan kongregasi Frater Bunda Hati Kudus.”Tawaran hidup yang ditawarkan zaman sekarang tidak menjadi halangan untuk memilih jalan hidup ini. Keberanian untuk bergabung dengan kongregasi sangat kami hargai,” ungkap Fr. Simon.
          Mewakili orangtua dari 9 Frater  Bapak Laurensius meminta para frater untuk selalu setia dengan panggilan hidup membiara. “Kaul tidak hanya sekedar ucapan bibir tapi harus betul-betul dihayati dalam hidup sampai ajal menjemput,” jelas Laurens. Sedangkan Frater M. Oswaldus BHK mewakili teman-temannya meminta dukungan doa dari umat agar mereka tetap setia dalam panggilan hidup mereka.
          Kesembilan Frater yang kaul kekal adalah Fr. M.Asterius, BHK asal Mauponggo Nagakeo, Frater M. Oswaldus,BHK asal Ende, Frater M. Agustinus, BHK asal Ende, Frater M. Faustinus, BHK, asal Kefamenau, Timor Tengah Utara, Frater M. Lodovikus,BHK asal Mbay Nagakeo, Frater M. Yuvensius, BHK, asal Mataloko, Frater M. Adolfus BHK, asal Ende. Sedangkan Frater M. Chrisostomus,BHK, dan Frater M. Kalixtus,BHK asal Flores Timur.    (Yuven Fernandez)                          

KAUL PERDANA DAN KAUL KEKAL PARA FRATER SERIKAT SABDA ALLAH (SVD) PROVINSI JAWA


Para Frater yang Berkaul Kekal, Demi Misi Gereja
MALANG - Sebanyak 16 kaum muda dalam Serikat Sabda Allah (SVD) Surya Wacana-Malang mengikrarkan Kaul Perdana dan Kekal di Kapela Susteran Misericordia Malang, pada Rabu, 15 Agustus 2012. Dari 16 orang yang mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan mereka; 6 orang yang berkaul Kekal dan 10 orang berkaul perdana; sementara sehari sebelumnya 44 orang Frater dan bruder membaharui kaul-kaul kebiaraan mereka. Para Frater yang mengikrarkan kaul kekal adalah: Fr. Emanuel I Gusti Ngurah Aswin, SVD, Fr. Antonius Yohanes Lelaona, SVD, Fr. Alfonsus Nahak, SVD, Fr,. Yohanes I Wayan Purnawan, SVD, Fr. Fransiskus Telambanua, SVD, dan Fr. Yulius Katu, SVD. Sementara para frater yang mengikrarkan kaul perdana adalah: Fr. Yohanes Boslan Wempi Siahan, Br. Agustinus Jalung, Fr. Agustinus Kelan, Fr. Hendrikus Kembarto Marbun, Fr. Fransiskus Mayrezky Diaz, Kristophorus Retas Steprih, Fr. Evaristus Sanggo Raja, Fr. Sixtus Sandro Simanjorang, Fr. Candra Susilo Simamora, dan Fr. F. X. Sopan Rudian Lumbantorunan. Salah satu dari ke 6 frater tersebut adalah anak tunggal dalam keluarga, namun semangat panggilannya untuk meninggalkan orangtua semata wayang tidak pudar. Semua hanya bagi Allah.
            Perayaan Ekaristi dipimpin langsung oleh Pater Provinsial SVD Jawa, Pater Felix Kadek Sunartha, SVD. Dalam Kotbahnya, Pater Felix menekankan pentingnya meneladani Bunda Maria dalam menjalani panggilan hidup sebagai birawan misionaris yang siap diutus ke mana saja. Bunda Maria adalah sosok pribadi yang terbuka pada Allah Roh Kudus, sehingga ia mampu menjadi pribadi yang setia dan terbuka pada setiap pelayanan kepada sesama.
Usai perayaan Ekaristi, dilanjutkan dengan ramah tamah di Aula Magna SVD “Surya Wacana” Malang. Segenap Komunitas SVD Surya Wacana mengucapkan Proficiat untuk para Frater dan Bruder yang telah  mengikrarkan Kaul Perdana dan Kaul Kekal, maju terus pantang Mundur, You are never walk alone. (Filip Tulus)

Lokakarya Pendidikan Gereja Katolik Paroki Santo Yakobus Citraland Surabaya


Melatih Anak Menjadi Cerdik


Surabaya - Era globalisasi yang begitu pesat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai pengembangan tingkat literasi generasi muda terhadap teknologi multimedia, membawa dampak menurunnya fokus perhatian dan rasa penghargaan para generasi muda  terhadap para pendidik yang mengajar dengan teknik konvensional. Terlebih lagi, rendahnya pemahaman para pendidik terhadap potensi dan talenta siswa menjadi kendala dalam merebut perhatian dari siswa selama proses pembelajaran di kelas. Hal ini pada gilirannya akan menurunkan efektivitas proses pembelajaran dan pendidikan nilai di kelas.
Upaya peningkatan pemahaman dan pengenalan para pendidik terhadap potensi dan talenta siswa secara pribadi menjadi kebutuhan yang urgen dalam mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku yang baik, dan pendidikan nilai bagi siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa bidang pengembangan pendidikan, baik formal, non-formal, maupun informal, berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa.
Berdasarkan analisis kebutuhan dan identifikasi akar permasalahan tersebut, dirasakan perlu meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan perilaku para pendidik dalam mengelola proses pembelajaran bagi generasi muda. Ini membantu  memotivasi para pendidik, baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam  membangun suasana pembelajaran di kelas yang kondusif demi pencapaian proses pendidikan yang bermutu bagi generasi muda. Demikianlah proses pemindahan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku yang baik, dan pendidikan nilai dapat berjalan secara efektif melalui interaksi yang berkualitas antara para pendidik dengan siswa.
Terinspirasi oleh semangat tersebut, Seksi Pendidikan Dewan Pastoral Paroki Santo Yakobus Citra Land, Surabaya menyelenggarakan kegiatan Lokakarya dengan tema “Melatih Anak Menjadi Cerdik” bagi para insan pendidikan Katolik (pendidik) khususnya Guru SMP dan SMA (sekolah Katolik dan non-Katolik), serta para Pendamping Kelompok BIAK, Pra-REKAT, REKAT, dan Orang Muda Katolik. Ketua Seksi Pendidikan Paroki,  Fransiscus Kuncoro Foe, mengatakan bahwa forum ini juga diharapkan dapat menjadi sarana berbagi pengalaman dan berdialog dalam upaya meningkatkan peran dan kontribusi demi menciptakan pendidikan yang bermutu di lingkungan/kelompok dan sekolahnya masing-masing. “Diharapkan para pendidik Katolik tetap bersemangat dan saling peduli, dan merasa sebagai saudara seiman dalam mengembangkan pendidikan bagi para generasi muda, sebagai calon pemimpin dan pengambil keputusan di masa mendatang,” ujar Kuncoro.
Hadirkan motivator berpengalaman
Vincentius Krishnamurti
               Tujuan dan target dari kegiatan yang dilakukan ini, Kata Kuncoro, yakni: Pertama, meningkatkan kemampuan dan teknik para insan pendidikan dalam melatih anak menjadi cerdik melalui tantangan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kehidupan nyata. Kedua, meningkatkan persaudaraan iman dan rasa solidaritas antara para insan Katolik yang berkarya dalam dunia pendidikan formal (guru) dan informal (pendamping kelompok generasi muda). Ketiga, meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan rasa tanggung jawab dari para insan pendidikan akan tugas panggilan sebagai pendidik dalam arti yang sebenarnya. Keempat, meningkatkan kesadaran para pendidik tentang perlunya pemahaman akan potensi dan talenta siswa secara pribadi agar mereka dapat menjadi pribadi yang utuh dan berkarakter. Kelima, meningkatkan kesadaran akan peran yang strategis para pendidik di dalam upaya untuk menciptakan pendidikan yang bermutu bagi calon pemimpin masa depan.
         Kegiatan lokakarya pendidikan ini dilaksanakan dalam dua gelombang, yakni pada Mei bertempat di Balai Paroki dan akhir Juli 2012 lalu di Pastoran Gereja Santo Yakobus. Lokakarya ini menghadirkan narasumber seorang Mindset Motivator dari Jakarta, Vincentius Krishnamurti.
         Krishnamurti menyampaikan indikator-indikator keberhasilan yang mencakup,  persaudaraan iman dan rasa solidaritas antara para insan Katolik yang berkarya di dalam dunia pendidikan formal (guru) dan informal (pendamping kelompok generasi muda). Kemudian timbulnya kesadaran, partisipasi, dan rasa tanggung jawab dari para insan pendidikan akan tugas panggilan sebagai pendidik dalam arti yang sebenarnya. Diharapkan timbul kesadaran  dari para pendidik tentang perlunya pemahaman akan potensi dan talenta siswanya secara pribadi, agar mereka dapat menjadi seorang pribadi yang utuh dan berkarakter, serta timbulnya kesadaran akan peran yang strategis dari para pendidik di dalam upaya untuk menciptakan pendidikan yang bermutu bagi para calon pemimpin masa depan. “Performance yang luar biasa tergantung pada keselarasan pikiran, tubuh dan emosi yang mana akan selaras bila ter-integrasi,” ucap Krishnamurti. Kepada peserta lokakarya Krishnamurti menyampaikan bahwa untuk sukses IQ (intelegence quality) saja tidak cukup, kita perlu memiliki kemampuan olah pikiran dan olah perasaan. (Parulian Tinambunan – Surabaya).


Talk Show dan Bedah Buku “Panduan Praktis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”


KESIAPAN ORANG TUA DALAM POLA ASUH ANAK


Surabaya - Sering kita mendengar istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tapi apa dan bagaimana sebenarnya PAUD masih simpang siur. Dalam Talk Show yang diadakan di Toko Buku Gramedia Tunjungan Plaza Surabaya jelang akhir Juli lalu, penulis Suzie The Trainer membagi pengalaman dan pengetahuannya ketika masih menjadi guru di Singapore National Academy Surabaya (tahun 2004-2006) dan catatan pribadi hasil diskusinya dengan banyak pakar pendidikan anak dari luar negeri. Semua penerapan pola asuh yang selama ini kurang tepat diulas secara terbuka dalam acara yang sekaligus merupakan Bedah Buku yang berjudul “Panduan Praktis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)” terbitan Elex Media Komputindo.
Menurutnya ada beberapa hal yang perlu disadari orangtua, diantaranya adalah kesiapan mental untuk berkorban dalam mengasuh anak serta selalu menambah pengetahuan tentang pendidikan anak di samping kesiapan finansial. Banyaknya Baby School dan program-program sejenis yang muncul terutama di kota-kota besar karena keinginan orangtua yang cenderung mencari cara termudah dan praktis memenuhi kebutuhan anak-anaknya; sementara hal tersebut belum tentu tepat. Misalnya program Baby Spa dimana bayi dipijat oleh seorang terapis, padahal seharusnya bayi dipijat oleh orangtuanya sendiri untuk menumbuhkan hubungan emosional yang dekat dengan orangtua.
Talk Show dan Bedah Buku yang  berlangsung sekitar 2 jam itu, Suzie Sugijokanto yang akrab disapa Suzie menekankan pentingnya fungsi ASI untuk kekebalan tubuh bayi dan menghindari alergi pada bayi, yang akhir-akhir ini jumlah penderitanya meningkat cukup signifikan. Di samping itu, kesabaran orangtua juga dituntut, terutama ketika bayi belajar menelan dan mengunyah makanan padat pada awal masa penyapihan. Suzie menganjurkan untuk tetap membuat makanan bayi yang murni dari bahan-bahan alami seperti daging dan sayur-sayuran yang sudah direbus matang serta buah-buahan yang sudah masak tanpa tambahan gula, garam dan bahan kimia lainnya demi keseimbangan nutrisi anak. Bukan dengan pengganti makanan padat instan yang banyak beredar di pasaran! “Memang cara itu sangat merepotkan terutama bagi ibu-ibu yang sibuk bekerja, tapi apalah artinya itu semua demi masa depan kesehatan keturunan kita” jelasnya Suzie.
Di antara sebagian besar pengunjung toko yang hadir dalam Talk Show tersebut tidak sedikit para bapak yang yang aktif menanyakan segala hal yang berhubungan dengan pendidikan anaknya. Seorang bapak sangat tertarik dan menanyakan kapan tepatnya anak  sudah dapat masuk sekolah formal. Suzie menerangkan bahwa lebih baik setelah anak berusia 3 tahun baru dapat dikirim ke sekolah. Anak usia di bawah 3 tahun, menurut Suzie adalah usia-usia yang masih membutuhkan kedekatan emosional dengan orangtuanya.

Acara ditutup dengan pemberian diskon sebesar 10% khusus untuk pembelian buku dari Suzie The Trainer pada hari itu juga. Para peserta menyambut dengan antusias kehadiran buku “Panduan Praktis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”. Ekspresi positif tersebut terungkap dalam sesi foto bersama dan secara bergiliran meminta tanda tangan penulis sebelum meninggalkan Toko Buku Gramedia Tunjungan Plaza Surabaya tersebut.  (Suz)

Kamis, 09 Agustus 2012

Veronica Karbiya Floresta Jawari: Berlari Mengejar Prestasi


Veronica Karbiya Floresta Jawari
Olahraga lari tentu tidak asing bagi banyak orang. Lari itu menyehatkan dan menjadikan tubuh segar untuk beraktivitas, namun berbeda dengan Veronica Karbiya Floresta Jawari, Atlit Lari  berdarah Maumere-Jogjakarta, kelahiran Batam 17 Mei 1999. Berlari, bagi putri pasangan Karel Anot dan Th. Rubiyanti  ini, merupakan bagian dari mengejar prestasi. Alasan inilah yang membawa anak kedua dari 3 bersaudara ini mengharumkan nama kontingen  kota  Batam  dengan  mempersembahkan  2  medali  emas  di  nomor  lari  1500  M dan  800  M  pada   Pekan  Olahraga  Pelajar  Prov.  Kepri  di  Tanjung  Balai  Karimun beberapa bulan lalu. Bukan hanya itu saja prestasi yang diraih Veronica, beberapa nomor lari juga telah dikantonginya, antara lain: Medali emas nomor 5000 M pada Pekan Olahraga Kota Batam 2009, medali emas Nomor 5000 M Pekan Olahraga Prov. Kepri Desember 2010, medali  emas  kejurda  atletik  Prov. Kepri  2012, serta medali emas 80 M kota Batam 2012.
            Terlahir dari keluarga yang sederhana dan hidup apa adanya, tidak mematahkan semangat  berlatih  Veronica untuk  meraih  prestasi  gemilang. Ayahnya, sehari-hari  berprofesi  Satpam dan terlibat sebagai pelatih  Sasana  Citramas  Sport  Club menuturkan  suka dukanya mengantar anaknya mencapai prestasi. „Perjuangan waktu melatih pertama  susahnya bukan main, harus melatih cara jalan; setelah benar cara  jalan, mereka dilatih  teknik berlari dan pernapasan. Kadang lucu lihat mereka merengek minta istirahat padahal baru berlari kurang dari 2 menit, tapi dengan dorongan dan  semangat mereka, hari-hari  berikutnya mereka sudah bisa berlari 15 menit, 30 menit bahkan sampai 1 jam  dan sebulan mereka  berlatih. Kebetulan ada event lari marathon 10 K di Batam; mereka bertiga (2 laki dan 1 perempuan)  menjuarai  lomba lari tersebut, maka terheran-heranlah orang karena selama ini di Batam ada atlitnya,  kok kalah  sama  anak  kecil. Kami diundang di Batam TV untuk wawancara LIVE.  Mereka  senang sekali  karena  masuk  TV dan dari situ muridku yang 3 orang menjadi 20 orang; atas prestasi anak-anak ini, kami sekarang masuk di Citramas  sport Club. Sekarang mereka makin semangat berlatih,  apalagi  Veronica, dia ingin  membahagiakan  neneknya  di  surga“  kisah  Karel  Anot,  pria  kelahiran, Wolokoli,   Maumere,  Flores.  
Floresta didampingi sang ayah, Karel Anot
            Rupanya siswa SMP Negeri 016 Batam ini tidak lepas dari spirit dari seorang nenek yang selalu memiliki harapan-harapan besar bagi cucu tercintanya tersebut. “Saya senang. Nenek saya ingin saya menjadi atlit yang terkenal” ungkap Veronika mengenang sang Nenek yang telah berpulang. Impian sang nenek tersebut terjawab sejak Veronika duduk di bangku kelas V SD Swasta Hidup Baru Batam; bakat atlit Veronika mulai terbentuk. Melihat ketertarikan Veronika akan dunia atlit sangan Ayah lantas memberikan spirit bagi anaknya untuk mulai berlatih, bahkan sang Ayah tidak segan-segan mengorbankan cincin tunangannya demi mensponsori putri kesayangannya menggapai puncak kesuksesan. Gadis yang terlihat biasa-biasa saja di sekolah ini pun semakin bersemangat untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas menjadi seorang atlit terkenal. “Ada tiga hal yang  harus dipegang oleh Veronika yakni berdoa, usaha, dan kerja keras” pesan Karel pada putrinya. Harapan veronika ke depan, “Saya mau menjadi atlit lari terkenal di Indonesia. Untuk itu saya harus semangat, berdoa dan bekerja keras serta rajin berlatih” harap Veronika penuh semangat. (Primus-Redaktur Pelaksana Majalah Keluarga KANA)
           

Rabu, 08 Agustus 2012

Pesan Nafsiah Mboi Soal Pacaran yang Sehat

MEMPERINGATI Hari Anak Nasional 2012, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi berpesan mengenai perilaku remaja yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Menurutnya, kepemilikan iman yang kuat dan pembentukan moral yang baik sangat perlu ditanamkan pada diri setiap remaja. Hal ini menjadi salah satu cara guna menjaga pembangunan kesehatan generasi muda.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi

Tren seks bebas yang mulai merasuki anak muda sekarang merupakan peringkat pertama dalam penyebaran HIV di kota-kota besar, tak terkecuali di Indonesia. Sebanyak 51,3 persen penyebaran HIV di Indonesia terjadi akibat hubungan seks bebas dan angka tersebut semakin menanjak di kalangan anak muda dan pekerja.

Ancaman HIV/AIDS pada kalangan remaja salah satunya disebabkan oleh perilaku berpacaran. Tak menutup mata akan hal ini, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi memberi pesan kepada para remaja.

"Masa pacaran sebenarnya masa yang seharusnya digunakan untuk berkenalan dengan calon pasangan. Sehingga supaya kalau nanti masuk ke jenjang pernikahan, terhindar dari perceraian dan ketidakcocokan karena sudah saling mengenal. Pacaran sehat adalah pacaran yang wajar-wajar saja, tidak boleh sampai menjurus ke perilaku yang menyimpang dan berisiko bagi kesehatan," tutur Nafsiah dalam seminar Hari Anak Nasional 2012 di hadapan pelajar SMA dan SMK yang diundang Kemenkes di Ruang Siwabessy Kemenkes RI, Jakarta, Jumat (13/7/2012).

Nafsiah menyayangkan para remaja seringkali menjadikan masa-masa berpacaran hanya ingin mencari nafsu semata.

"Yang tidak boleh pacaran adalah jika tidak bisa menahan nafsu. Karena saat remaja sedang terjadi pertumbuhan dan perkembangan hormon-hormon seksual. Awalnya mulai dari meraba-raba dan berujung pada perilaku yang berisiko. Itu yang harus diwaspadai dan dihindari," ucapnya.

Nafsiah berpesan agar masa remaja tetap indah dan sehat, carilah teman dekat (pacar) yang baik.

"Ingat, jika mau pacaran, pilihlah pacar yang baik. Pacar yang baik bisa membuat diri kita menjadi pribadi yang baik. Jalani pacaran yang sehat. Pacaran yang sehat adalah yang berperilaku wajar, tidak berperilaku menyimpang dan dapat menuai risiko pada kesehatan. Seks bebas dan narkoba merupakan perilaku-perilaku berisiko pada kesehatan," tutupnya.
(tty-http://health.okezone.com)

Volume III Buku „Jesus of Nazareth” karya Paus Benediktus XVI


Paus Benediktus XVI telah menyelesaikan Volume III bukunya yang berjudul “Jesus of Nazareth” yang didedikasikan bagi sejarah masa kecil Yesus. Bapa Suci menjelaskan bahwa buku volume ketiga ini adalah pelengkap bagi kedua buku sebelumnya, yang merupakan terjemahan dari bahasa Jerman ke dalam beberapa bahasa, termasuk Inggris. Harapan Paus bahwa buku tersebut juga dapat diterbitkan dalam berbagai bahasa. Beberapa karya Paus Benediktus XVI yang telah terbit dalam bentuk ensiklik dan anjuran apostolik, seperti Deus caritas est (2005), Spe salvi dan Sacramentum Caritatis (2007), Caritas in veritate (2009). (Primus-News.va)

Dua Doktor Gereja Baru: St Hildegard dari Bingen dan St. Johanes dari Avila


St Hildegard dari Bingen
Ribuan peziarah memadati halaman St. Petrus dengan berdoa Regina Coeli bersama Paus Benediktus XVI beberapa bulan lalu. Peristiwa itu menandakan pembukaan Pertemuan Sinode Para uskup XIII tentang Evangelisasi Baru dalam Pewartaan Iman Katolik. Berkaitan dengan evangelisasi tersebut, secara khusus dikenangkan dua sosok Doktor Gereja yang baru saja diumumkan Paus Benediktus XVI oktober tahun lalu, yakni St Hildegard dari Bingen dan St. Johanes dari  Avila. Bapa Suci mengungkapkan kegembiraannya, „Saya senang  mengumumkan bahwa pada 7 Oktober lalu, pada hari pembukaan Pertemuan Sinode Para uskup, St Hildegard dari Bingen dan St. Johanes dari  Avila sebagai Doktor Gereja“.
St. Johanes dari  Avila
            Gelar doktor Gereja diberikan kepada para kudus yang ajaran teologinya benar sepanjang masa. Sebelumnya, Paus Paulus VI memilih dua doktor Gereja: St. Teresa avila dan St. Catherina  dari Siena. Masa Johanes Paulus II, memilih seorang doctor Gereja baru pada tahun 1997, yakni St. Theresa Lisieux. Paus Benediktus XVI menyebut dua doktor pada Oktober tahun lalu. Sehingga total ada 35 doktor Gereja.
            Gelar doktor tidak berhubungan dengan fungsi hirarkhi Magisterium. Melalui Pembaptisan, semua orang turut berpartisipasi dalam imamat umum semua orang beriman. „Dalam janji terhadap iman“ ungkap Paus Paulus VI ketika mengumumkan gelar doktor Gereja bagi St. Teresa dari Yesus. „banyak wanita yang mencapai puncak kemuliaan, bahkan dimana kata-kata dan tulisan mereka menjadi terang dan penuntun bagi kehidupannya“. (Ed. Anthoni)

Pria bersenjata menyerang Gereja di Nigeria


Pria bersenjata menyerang umat yang sedang berdoa di Gereja, di pusat Nigeria pada senin malam, 6 Agustus lalu, menewaskan sekitar 19 orang, termasuk pastor yang melayani serta beberapa lainnya mengalami luka.  

Serangan tersebut sebenarnya ditargetkan terhadap Gereja Protestan  di kota Kogi, sekitar 250 Km sebelah selatan Ibu Kota Nigeria, Abuja. Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan tersebut.

Senat President David Mark dan Mgr. John Onaiyekan dalam  suatu pertemuan
Uskup Abuja, Mgr. John Onaiyekan mengungkapkan serangan tersebut tidak biasanya terjadi. “Serangan itu untuk menentang sebuah Gereja Pentekosta, dan itu tidak terjadi pada hari Minggu. Dimana hari itu orang-orang biasanya berkumpul di Gereja. Dan pada senin malam, diadakan Program Pendalaman Kitab Suci. Itu berarti saat dimana Gereja tidak dijaga. Biasanya pengamanan, saya yakin, tidak dilakukan pada senin malam seperti pengamanan pada pelayanan hari Minggu” jelas Mgr. Onaiyekan.  Lebih lanjut Mgr. Onaiyekan mengungkapkan keprihatinannya terhadap serangan tersebut. “Sangat disayangkan, karena ini terjadi di pusat kota, di Kota Kogi, yang sangat dekat dengan dua sungai Niger dan Benue, selatan dari Abuja. Kita tidak menyebut serangan itu jauh dari kota Nigeria, meskipun terjadi di pusat Nigeria” ujar Mgr. Onaiyekan.  Serangan tersebut tidak berkaitan dengan isu agama. Bahkan komunitas muslim di sekitarnya turut membantu mengidentifikasi pelaku penyerangan tersebut. “Tidak mungkin bahwa para pemimpin religius pergi dan membeli senjata untuk melindungi kami. Kami percayakan diri pada perlindungan dan tanggung jawab negara. Tetapi itu tidak cukup. Ada suatu perkembangan dalam waktu dekat mengenai situasi pengamanan sekitar” tambah Uskup Onaiyekan. Uskup mengajak semua pihak untuk penting menyadari  situasi tersebut.

“Ini bukanlah masalah satu agama sendiri, tetapi menyangkut juga semua dimensi religius. Ada unsur politik, orang yang memanfaatkan ini sebagai bagian dari agenda politik. Ini adalah agenda politik yang mudah mereka temukan untuk menyamar dalam label-label agama. Dimensi politik ini penting dijelaskan secara tepat  oleh pemerintah“.  
Akhirnya, Uskup Onaiyekan menyerukan untuk berdoa. „Kami meminta kepada para pendengar, siapa pun yang mendengarkan kami, khususnya umat Kristen dan Katolik untuk terus berdoa bagi kami, sehingga iman kami dikuatkan. Karena dengan kekuatan iman kami dapat terus selalu  melaksanakan apa yang kami imani, bahkan dalam bahaya sekalipun. Bahaya tidak ada di mana-mana. Serangan sporadis tersebut, sebagaimana dapat dengan sulit kita prediksi. Anda tidak tahu di mana mereka melakukan serangan berikutnya. Setiap kemungkinan serangan tidak akan  pernah berhenti. Tetapi jika hal itu datang, kita bersyukur pada Allah bahwa orang akan berbaris dengan Allahnya. Kita dapat mengatakannya untuk saat ini. Kita berharap masalah ini akan segera berlalu. Teruskan berdoa bagi kami!“ himbau Mgr. John Onaiyekan dengan tegar. (Ed. Primus/News.va)

Sabtu, 28 Juli 2012

Nostalgia Paus Benediktus XVI di Nemi

Hari ini, 9 Juli 2012, Sri Paus Bendiktus XVI, yang sejak Selasa minggu lalu, berdomisili di Castel Gandolfo, residen Musim Panasnya, sekitar 80an kilometer ke arah gunung, di pelataran Roma, menyempatkan diri untuk mengunjungi Rumah Ad Gentes Serikat Sabda Allah (SVD). Nemi terletak tidak jauh dari Castel Gandolfo.
 
Sejak pertengahan Juni, SVD mengadakan Kapitel Jenderal di rumah Ad Gentes ini hingga beberapa saat lalu memilih Superior Jenderal baru, P. Heinz Kulüke, 56 tahun asal Jerman yang hingga sekarang bertugas di Philippina Selatan. 
 
Rumah Ad Gentes SVD Nemi menjadi penting karena semasa Konsili Vatikan II, Sri Paus Benediktus XVI, yang saat itu Josef Ratzinger, seorang teolog muda, diundang untuk menjadi penasihat perihal teologi selama Konsili, tepatnya dari tgl. 29 Maret sampai 3 April 1965 menarik diri ke rumah ini untuk berdiskusi intensip menyiapkan lahirnya Dekret Ad Gentes, sebuah Dokumen Konsili Vatikan II tentang Misi. 
 
Menjelang penutupan Kapitel SVD ke-17 ini, pimpinan SVD lama dan baru mengundang Sri Paus untuk memberkati rumah baru Ad Gentes dan memohon untuk memberkati jajaran pimpinan baru SVD dan semua peserta Kapitel yang berasal dari lima benua. 
 
Hari ini, dari pkl. 11.40 - 12.15 Sri Paus diterima oleh sekitar 250 anggota SVD, terdiri dari para Kapitularis lima benua, anggota2 tiga Komunitas di Roma dan para sahabat dekat. 

Saya sertakan di sini Sambutan lisan Sri Paus dalam bahasa Indonesia, saya terjemahkan dari naskah asli bahasa Italia. Mungkin berguna.

_________________________________________________________________________________

SAMBUTAN LISAN SRI PAUS BENEDIKTUS XVI DI NEMI
09 Juli 2012
 
Diterjemahkan dari naskah asli bahasa Italia oleh P. Markus Solo, SVD, Roma
 
„Saya benar-benar bersyukur atas kesempatan untuk boleh melihat rumah di Nemi ini sekali lagi, setelah 47 tahun. Saya memiliki kenangan indah tentang rumah ini, mungkin yang paling mengesankan dari Konsili secara keseluruhan. Saat itu saya tinggal di pusat kota Roma, di Collegio Santa Maria dell'Anima dengan segala kebisingan. Ini juga bagus, tetapi tinggal di sini, dikelilingi oleh tanaman hijau, memiliki nafas alam, udara segar, itu sendiri merupakan hal yang indah. Juga saya boleh bergabung dengan para teolog besar, dengan tugas yang begitu penting dan indah untuk mempersiapkan sebuah Dekrit tentang Misi.
 
Pertama-tama, saya ingat, Superior Jenderal saat itu, Pater Schütte, yang telah menderita di Cina, telah dihukum, lalu diusir: dia penuh semangat misionaris, kebutuhan untuk memberikan dorongan baru dengan semangat misionaris dan mengundang saya - seorang teolog yang sangat muda yang tidak penting - saya tidak tahu mengapa, tapi itu adalah sebuah hadiah besar bagi saya. Lalu ada Fulton Sheen yang menakjubkan kami di malam hari dengan pembicaraannya; Pater Congar [Kardinal Ordo Dominikan dan teolog terkemuka], para misiolog besar Louvain, dan sebagainya. Bagi saya, itu adalah sebuah kekayaan rohani, sebuah karunia yang besar.
Ad Gentes adalah sebuah Dekrit tanpa kontroversi besar. Ada kontroversi ini bahwa saya tidak pernah benar-benar mengerti antara sekolah Louvain dan Münster: apakah tujuan utama dari misi adalah implantatio Ecclesiae atau annuntio Evangelii? Tapi semuanya bermuara pada sebuah dinamika yakni satu kebutuhan untuk membawa terang Firman Tuhan, cahaya kasih Allah kepada dunia dan memberikan sukacita baru untuk pewartaan Kabar ini.
Jadi, pada hari-hari itu lahir sebuah Dekrit yang baik dan indah, hampir diterima secara bulat oleh semua Bapa Konsili dan yang, bagi saya, juga merupakan pelengkap yang sangat baik untuk dokumen Lumen Gentium, dalam mana kita menemukanEklesiologi Trinitarian, yang terutama berangkat dari ide klasik yakni: bonum diffusivum sivi sui, artinya: kebaikan memiliki kebutuhan inheren untuk mengkomunikasikan diri, memberikan dirinya sendiri, dia tidak dapat tetap mandiri; hal yang baik atau kebaikan itu sendiri pada dasarnya adalah communicatio. Dan itu sudah muncul dalam Misteri Trinitas dalam Allah dan dalam sejarah keselamatan dan kebutuhan kita untuk memberikan yang baik/kebaikan yang kita terima kepada orang lain.
Jadi, dengan memori ini saya sering mengenang hari-hari itu di Nemi, seperti yang saya katakan, adalah bagian penting dari Konsili untuk saya. Dan saya senang melihat bahwa Serikat Anda berkembang – Pater Superior Jenderal barusan menyinggung bahwa Serikat ini memiliki enam ribu-an anggota tersebar di banyak negara, berasal dari berbagai negara. Jelas bahwa dinamka misionaris tetap hidup, dan dia hanya hidup jika ada sukacita akan Injil, jika kita mengalami yang baik yang datang dari  Allah dan hal yang baik itu harus mengkomunikasikan dirinya sendiri. Terima kasih untuk dinamisme ini. 
Saya memohon berkat Tuhan untuk Kapitel ini dan juga memohon banyak inspirasi: semoga kekuatan yang sama, daya inspirasi dari Roh Kudus yang sama yang hampir tampak menemani kami selama hari-hari (di Nemi) itu, juga hadir lagi di antara Anda dan membantu Anda menemukan jalan Anda, baik untuk Serikat maupun untuk Misi Ad gentes tahun-tahun mendatang.Terima kasih kepada Anda semua, Tuhan memberkati Anda. Berdoalah bagi saya, seperti saya juga berdoa untuk Anda. Terima kasih!“ (P. Markus Solo, SVD-dari Vatikan)







Kesaksian Basuki Tjahaja Purnama

Basuki Tjahaja Purnama
Joko Widodo bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama

Joko Widodo bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama telah memenangkan
putaran pertama PILKADA DKI Jakarta 11 Juli 2012. Ini adalah kesaksian
Basuki,

Saya lahir di Gantung, desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, di
dalam keluarga yang belum percaya kepada Tuhan. Beruntung sekali sejak
kecil selalu dibawa ke Sekolah Minggu oleh kakek saya. Meskipun
demikian, karena orang tua saya bukan seorang Kristen, ketika beranjak
dewasa saya jarang ke gereja.

Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan di sana mulai kembali ke gereja
karena sekolah itu merupakan sebuah sekolah Kristen. Saat saya sudah
menginjak pendidikan di Perguruan Tinggi, Mama yang sangat saya kasihi
terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. Saat itu saya
walaupun sudah mulai pergi ke gereja, tapi masih suka bolos juga. Saya
kemudian mengajak Mama ke gereja untuk didoakan, dan mujizat terjadi.
Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik kerohanian saya.
Tidak lama kemudian Mama kembali ke Belitung, adapun saya yang sendiri
di Jakarta mulai sering ke gereja mencari kebenaran akan Firman Tuhan.

Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu, saya
mendengar Firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa.
Ia mengatakan bahwa Yesus itu kalau bukan Tuhan pasti merupakan orang
gila. Mana ada orang yang mau menjalankan sesuatu yang sudah jelas
tidak mengenakan bagi dia? Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang
mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara
para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Ia masih mau
menjalankannya! Itu terdengar seperti suatu hal yang biasa-biasa saja,
tetapi bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk alasan saya
mempercayai Tuhan. Saya selalu berdoa “Tuhan, saya ingin mempercayai
Tuhan, tapi saya ingin sebuah alasan yang masuk akal, cuma sekedar
rasa doang saya tidak mau," dan Tuhan telah memberikan PENCERAHAN
kepada saya pada hari itu. Sejak itu saya semakin sering membaca
Firman Tuhan dan saya mengalami Tuhan.

Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik
Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung.
Saat itu Papa sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya.
Saya takut perusahaan Papa bangkrut, dan saya berdoa kepada Tuhan.
Firman Tuhan yang pernah saya baca yang dulunya tidak saya mengerti,
tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan mencerahkan, sehingga saya
merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. Sejak itu saya kerajingan
membaca Firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati
saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.

Papa saat masih belum percaya Tuhan pernah mengatakan, “Kita enggak
mampu bantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau satu milyar kita
bagikan kepada orang akhirnya akan habis juga.” Setelah sering membaca
Firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa charity berbeda dengan
justice. Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia menolong
orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang di
sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok
dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik.

Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya
seorang keturunan yang biasanya hanya berdagang. Tetapi setelah saya
terus bergumul dengan Firman Tuhan, hampir semua Firman Tuhan yang
saya baca menjadi rhema tentang justice. Termasuk di Yesaya 42 yang
mengatakan Mesias membawa keadilan, yang dinyatakan di dalam sila
kelima dalam Pancasila. Saya menyadari bahwa panggilan saya adalah
justice. Berikutnya Tuhan bertanya, "Siapa yang mau Ku-utus?" Saya
menjawab, “Tuhan, utuslah aku”.

Di dalam segala kekuatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban Tuhan
di Yesaya 41. Di situ jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop. Di
perikop yang pertama, untuk ayat 1-7, disana dikatakan Tuhan
membangkitkan seorang pembebas. Di dalam Alkitab berbahasa Inggris
yang saya baca (The Daily Bible – Harvest House Publishers), ayat 1-4
mengatakan God’s providential control, jadi ini semua berada di dalam
kuasa pengaturan Tuhan, bukan lagi manusia. Pada ayat 5-10 dikatakan
Israel specially chosen, artinya Israel telah dipilih Tuhan secara
khusus. Jadi bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang telah memilih
saya. Pada ayat 11-16 dikatakan nothing to fear, saya yang saat itu
merasa takut dan gentar begitu dikuatkan dengan ayat ini. Pada yat
17-20 dikatakan needs to be provided, segala kebutuhan kita akan
disediakan oleh-Nya. Perikop yang seringkali hanya dibaca sambil lalu
saja, bisa menjadi rhema yang menguatkan untuk saya. Sungguh Allah
kita luar biasa.

Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik
bukan dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka. Maka saya
tidak pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat.
Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin:
yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang
kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang
dia kelola. Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi
pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau
mendengar aspirasi masyarakat. Saya selalu memberi nomor telepon saya
kepada masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai bupati di
Belitung. Pernah satu hari sampai ada seribu orang lebih yang
menghubungi saya, dan saya menjawab semua pertanyaan mereka satu per
satu secara pribadi. Tentu saja ada staf yang membantu saya mengetik
dan menjawabnya, tetapi semua jawaban langsung berasal dari saya.

Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak
mudah. Karena saya merupakan orang Tionghoa pertama yang mencalonkan
diri di sana. Dan saya tidak sedikit menerima ancaman, hinaan bahkan
cacian, persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat Nehemia
akan membangun tembok di atas puing-puing di tembok Yerusalem.

Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia,
supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia,
tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia
untuk semua suku, agama dan ras. Hari ini banyak orang terjebak
melihat realita dan tidak berani membangun. Hari ini saya sudah
berhasil membangun itu di Bangka Belitung. Tetapi apa yang telah saya
lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan
mengijinkan, saya ingin melakukannya di dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak
lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang
telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah
Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang
diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati
Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia. (Tom Saptaatmaja)